Bagian 20

2.7K 153 8
                                    


"Mas Raja!"

Raja yang sedang merapikan jasnya menoleh ketika mendengar teriakan Cantika, Maminya. "Iya Mi, kenapa?"tanyanya sebelum kembali memfokuskan diri merapikan dasinya yang agak miring.

Cantika terlihat begitu cantik dan mempesona dengan gaun hitam dengan taburan swarovski disekitar leher dada dan juga bagian lengannya yang dibuat sedikit mengembang di ujungnya. Rambutnya disanggul sederhana diberi sedikit hiasan bunga kecil, keseluruhan penampilan istri dari Gatot Radiawan itu nyaris sempurna. Sepertinya Cantika benar-benar ingin menjadi Ratu diacaranya malam ini.

"Kenapa belum berangkat juga Mas? Mau jam 7 loh ini."Omelnya ketika melihat sang putra masih begitu santai membenarkan penampilannya padahal ia sudah tidak sabar menanti calon menantu yang dijanjikan oleh putranya itu.

Raja terkekeh geli, "Kan baru mau jam 7 belum pas jam 7 loh Mami."

Cantika memanyunkan bibirnya yang sudah dipoles lipstick berwarna merah, "Ya kan Mami udah nggak sabar loh Mas."rengeknya pada Raja.

Raja kembali terkekeh, "Iya iya ini mau Mas jemput calon menantu Mami."ujar Raja sambil mengusap lembut pipi ibunya.

Cantika tersenyum riang lalu mendaratkan sebuah kecupan dipipi Raja, "Mami benar-benar nggak sabar Mas."

"Mami kok Mas dicium sih?"Protes Raja sambil mengusap-usap pipinya yang tercetak lipstick bekas dari bibir Maminya.

Cantika mendelik, "Sekarang aja pada protes kalau Mami cium, coba dulu semua pada ngambek kalau nggak kena cipokan  bibir seksi Mami."

"Papi kali yang ngambek bukan Mas."sahut Raja semakin membuat Cantika mendelik, "Jangan marah-marah Mami sayang makeupnya udah cantik bayar mahal pula tuh pasti."Raja segera memeluk Maminya ketika wanita itu siap menumpahkan lahar panasnya.

Cantika menghembuskan nafasnya lalu kembali menampilkan senyuman anggunnya, "Bener juga Mas, rugi banyak Mami udah ngeluarin budget banyak hasil kerja rodi sama papi eh malah gagal cantik gara-gara manyun."

Raja tertawa saja ketika mendengar perkataan ngawur Maminya, "Ya sudah Mas jalan dulu, takut macet eh gagal deh Mami temu kenal calon mantu."Goda Raja sambil mencolek dagu Maminya.

"Jangan sampai gagal! Mami udah benar-benar kebelet pengen nimbang cucu."sahut Cantika dengan wajah memelas hingga kembali mengundang tawa Raja sebelum benar-benar pamit Raja memeluk erat ibunya mengecup dalam dahi wanita yang sudah melahirkan dirinya itu.

Dilain tempat terlihat seorang gadis yang sedang mengobrak-abrik lemari pakaiannya sambil terus mengeluarkan keluhan dari bibirnya, "Ya ampun. Mana lagi yang cocok dipakai acaranya Mas Raja."

"Ya ampun non Nia ini kamar kenapa kayak kapal habis kena badai begini?"Mpok Inem nyaris terkena serangan jantung ketika melihat bagaimana berantakannya kamar Rania.

Rania mendesah lesu melangkah menuju kasurnya lalu merebahkan diri disana, "Kayaknya Nia nggak jadi pergi aja deh Mpok."

"Loh kenapa? Sebentar lagi jam 7 loh non nggak banyak waktu lagi keburu dijemput den Raja."

Rania mengerang frustasi diatas ranjang besar miliknya, "Maka dari itu lah Mpok. Nia milih nggak pergi aja selain nggak ada waktu Nia juga nggak punya gaun bagus modelnya kuno semua yang ada Mas Raja malu lagi."keluh Rania sambil menenggelamkan wajahnya pada bantal.

Mpok Inem memilah-milah puluhan dress yang berserakan dilantai dan kasur Rania. Matanya sekilas melirik Rania mungkin majikannya itu sedang menyesali sikapnya yang selama ini selalu anti jika dinasehati masalah pakaian.

"Begini lebih nyaman Mpok."

Selalu itu perkataan andalan Rania ketika diberi saran untuk sedikit merubah gaya nya paling tidak sedikit mengikuti tren hingga jika ingin bepergian seperti ini gadis itu tidak kelimpungan sendiri. Mpok Inem bisa menghitung jari berapa kali gadis itu berbelanja bahkan ketika Nyonya besar sudah hampir mengamuk karena ditolak Rania untuk menemaninya berbelanja gadis itu tetap memilih mendekam dikamar dengan buku-buku miliknya.

Because Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang