Rania berlari meninggalkan tempat pertemuan tak terduganya dengan Raja yang kini membawa luka dihatinya. Ia tidak memperdulikan teriakan Raja yang memanggil namanya, ia sudah tidak perduli kini dirinya sedang menjadi pusat perhatian ditengah keramaian pusat perbelanjaan.Rania terus berlari dengan uraian air mata mengalir di kedua pipinya. Rania ingin meraung untuk melampiaskan kesakitannya tapi ia masih cukup sadar dimana sekarang ia berada.
Yang harus ia fikirkan adalah segera berlari sejauh mungkin agar Raja tidak bisa menggapainya namun terlambat saat dirinya akan memasuki lift disaat itu pula Raja berhasil menahan lengannya.
Rania memberontak dengan cucuran air mata yang terlihat begitu menyedihkan dimata siapapun termasuk Raja. Raja benar-benar menyesali semuanya, ia menyesal terbuai dengan sikap manja Lydia hingga akhirnya ia menyakiti Rania, kekasihnya.
"Lepesin aku!"Rania terus berontak berusaha melepaskan genggaman Raja pada lengannya.
Raja menggeleng mata pria itu terlihat berkaca-kaca menatap kekasihnya, "Maafin aku. Aku mohon sayang kasih aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya."Raja memohon dengan suara sarat akan penyesalan.
Rania terus memberontak dan lagi mereka kembali menjadi pusat perhatian bagaimana tidak melihat dua orang muda mudi pewaris perusahan-perusahaan besar itu terlihat saling mendorong didepan pintu lift.
Raja menghela nafas tanpa mempedulikan apapun lagi ia segera menggendong Rania menjauhi kerumunan orang-orang yang mulai mengambil untung dengan merekam aksi memalukan itu.
"Turunin aku! Turunin nggak! Aku benar-benar akan membencimu setelah ini."maki Rania yang diabaikan oleh Raja.
Rania terus memberontak dalam gendongan Raja, tapi pria itu terlalu kuat untuk dilawan oleh gadis lemah seperti dirinya hingga pada akhirnya Rania membenamkan wajahnya pada dada Raja dan kembali menangis disana.
Raja menelan ludah setiap isakan yang keluar dari mulut Rania bagai cambuk tak kasat mata yang terus menyakiti dirinya.
"Maafin Mas. Maafin Mas sayang."
Raja terus memohon, mengecup kepala Rania berkali-kali sampai akhirnya ia menemukan tangga darurat hingga ia memasuki pintu itu.
Rania terus menangis, meluapkan rasa sakit hatinya hingga ia tidak sadar saat ini dirinya sedang dipangku oleh Raja. Raja memilih duduk karena ia tak sanggup lagi menahan bobot tubuhnya, lututnya melemaa seiring dengan isakan kepedihan Rania.
Raja mengeratkan pelukannya pada Rania entah kenapa ia merasa ini seperti pelukan terakhir yang dapat ia rasakan dari Rania. Demi Tuhan, sampai kapanpun ia tidak ingin kehilangan kekasihnya.
Terlambat.
Semoga saja kata-kata itu tidak terjadi padanya.
Rania menghentikan tangisnya, ia berusaha sekuat mungkin untuk tegar dan ia ingin segera mengakhiri semua ini. Sudah cukup satu bulan ini ia tersiksa karena pria ini.
Rania menarik diri melepaskan tangannya yang entah sejak kapan merangkul leher Raja, hingga akhirnya mereka saling berhadapan menatap dengan tatapan luka dan penyesalan.
"Ayok kita akhiri semuanya sampai disini Mas."pinta Rania dengan suara serak.
Raja menggeleng kali ini airmata pria itu mulai jatuh satu persatu,"Jangan seperti ini sayang, aku mohon. Kasih Mas kesempatan untuk menjelaskan semua ini sayang."
Rania menggelengkan kepalanya, "Kesempatan apapun untuk kamu sudah berakhir sejak kamu mendua Mas."
Raja terisak ia terus menggelengkan kepalanya sambil terus memohon, jujur saja melihat Raja seperti ini Rania tidak tega tapi mengingat bagaimana pria itu berkhianat semua rasa iba dan cintanya menguap entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Love
ParanormalPRIVATE!!! Rania seorang gadis cantik berkulit putih dengan dua gigi kelincinya benar-benar mampu mempesona seorang Raja putra dari seorang pengusaha sukses bahkan di usianya yang masih muda Raja sudah termasuk dalam jajaran pengusaha sukses sepert...