Bagian 22

2.5K 144 1
                                    


Rania menggenggam erat tangan Raja, laki-laki itu menoleh lalu tersenyum, "Tidak apa. Tidak ada hal menakutkan didalam."hiburnya sambil terus membimbing langkah Rania menuju rumahnya.

Semakin dekat pintu rumah Raja maka semakin menambah kegugupan Rania, namun ia berusaha keras untuk tetap tersenyum, semua akan baik-baik saja. Itulah yang dirapal Rania didalam hati.

Menurut cerita Raja, orang tuanya hanya mengatakan pesta kecil-kecilan untuk ulang tahun pernikahan mereka tapi menurut pengamatan Rania sekarang pesta orang tua Raja tidak bisa disebut kecil-kecilan.

Deretan puluhan mobil yang memenuhi halaman rumah besar ini menjadi buktinya. Rania bisa melihat tamu undangan berasal dari kalangan atas, mereka datang dengan menggandeng pasangannya, beberapa pasangan yang dilihat Rania rata-rata seusia Mama dan Papanya.

Seandainya saja Mama dan Papanya bisa seharmonis itu.

Rania menggelengkan kepalanya, untuk malam ini biarlah ia menikmati tanpa memikirkan beban tentang keluarganya. Malam ini ia hanya ingin berbahagia bersama Raja. Pria yang dicintai olehnya.

Raja menghentikan langkahnya saat mereka sudah tiba tepat didepan pintu rumahnya, melirik Rania sejenak tangannya semakin mengerat menggenggam tangan Rania,"Selamat datang dirumah dimana aku dilahirkan."ujar Raja dengan senyuman manisnya.

Rania ikut tersenyum, ia merasa beruntung bisa sedekat ini dengan Raja dan ia berharap kedepan hubungan keduanya semakin dekat. Boleh kan?

Raja menarik Rania menuju ruang tengah dimana pesta orangtua nya diadakan. Rania berdecak kagum, meskipun rumahnya sudah seperti istana tapi rumah Raja benar-benar mampu membuatnya berdecak lidah. Rumah dengan gaya eropa ini benar-benar mewah.

"Mami."Panggil Raja tanpa melepaskan genggaman tangannya pada Rania.

Rania segera memusatkan perhatiannya ketika mendengar suara Raja memanggil Ibunya, lagi Rania berdecak lidah kali ini mengagumi wanita seusia ibunya yang terlihat begitu cantik sedang memeluk Raja.

Rania berusaha melepaskan genggaman tangan mereka namun Raja semakin mengeratkanny, "Halo Manis."sapa Raja pada adik simata wayangnya.

Ratu memutar matanya, "Depan calon aja manis banget sapaannya, biasanya juga di bully melulu sama Mas Raja."Protes Ratu yang kembali mendapat cubitan dari Ibunya.

Rania tersenyum, ia suka sekali melihat interaksi wanita beda usia di hadapannya ini, sedangkan Raja hanya memutar matanya ia sudah terbiasa dengan adegan seperti ini.

"Auuwww.. si cantik ini siapa namanya?"

Rania tergagap ketika Cantika memeluknya tiba-tiba bahkan memutuskan genggamnya pada Raja, dengan canggung Rania membalas pelukan ibunya Raja.

"Rania tante."sahut Rania setelah pelukan mereka terlepas.

Raja tersenyum tangannya terangkat mengusap lembut kepala Rania, Cantika dan Ratu hanya mesem melihat kelembutan Raja.

"Aku Ratu kak. Adiknya mas Raja rese ini."Ratu memperkenalkan diri sambil memeluk Rania sekilas.

Rania tersenyum, hilang sudah kegugupannya tadi. Keluarga Raja benar-benar hangat dan ia sangat nyaman berada ditengah mereka.

"Papi mana Mi?"Raja menanyakan Papinya yang tidak terlihat disekitar Maminya.

Cantika celingak-celinguk mencari keberadaan suaminya, "Tadi sih ada lagi ngobrol sama koleganya. Tapi sekarang entah ngilang kemana tuh si Papi."

"Mas cari Papi dulu ya."pamit Raja yang tanpa sadar ditahan oleh Rania.

Rania refleks memegang lengan Raja ketika melihat pria itu akan beranjak, "Jangan tinggalin aku sendiri!"bisik Rania.

Because Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang