Raja melempar sendoknya begitu saja mengabaikan teriakan sang Mami, jantungnya berdetak tak karuan ia segera mengejar Rania yang sudah berlari keluar dari rumahnya. Apa yang dikatakan gadis itu tadi? Melepaskannya? Memusnahkannya?Apa-apaan dia, bagaimana bisa gadis itu mengatakan hal semengerikan itu?
Sampai mati Raja tidak akan membiarkan Rania melepaskan dirinya apalagi sampai memusnahkan perasaan cinta gadis itu untuk dirinya. Raja ingin sekali berteriak kegirangan untuk meluapkan rasa bahagianya ketika mendengar kata cinta dari mulut Rania jika gadis itu mengatakan dalam waktu dan kalimat yang tepat.
"Sayang!"
Raja memanggil Rania ketika gadis itu sudah berhasil mencapai pintu gerbang rumahnya, dibalik tubuh kecil gadis itu ternyata tersimpan tenaga yang cukup hebat buktinya gadis itu mampu berlari melewati halaman luas rumah Raja dengan begitu cepat.
"Tunggu! Aku mau kamu dengar aku dulu."Raja segera menahan lengan Rania ketika gadis itu sudah akan membuka pintu gerbang.
Satpam yang berjaga ingin menghampiri Rania namun ditahan oleh Raja, "Bapak kembali saja ke pos. Ini masalah pribadi saya dengan kekasih saya."
Raja sengaja menekan kata 'kekasih' agar Rania tahu bagaimana posisi gadis itu dihatinya. Meskipun ia sangat ingin memperkenalkan Rania lebih dari itu, ia ingin menyandangkan status yang lebih tinggi untuk gadis itu namun saat ini ia hanya mampu sebatas itu.
Kekasih? Tidak cukup buruk untuk permulaan bukan?
Raja menarik Rania menuju gubuk kecil disamping taman yang biasanya digunakan keluarganya untuk bersantai. Raja terus menarik Rania bahkan ia tidak perduli jika gadis itu kesusahan mengikuti langkahnya. Ia benar-benar ingin mengamuk sekarang bagaimana bisa gadis ini mengatakan memusnahkan cintanya begitu saja sedangkan ia sedang berusaha mati-matian untuk mendapat restu dari Maminya.
"Apaan sih kamu?"Teriak Rania setelah Raja menghempaskan tangannya. Rania memijit lengannya yang memerah karena ulah laki-laki dihadapannya ini.
Raja menghembuskan nafasnya ia melirik sejenak lengan Rania yang memerah ingin ia menyentuh meminta maaf atas perlakuan kasarnya tadi tapi saat ini ada hal yang lebih penting untuk ia selesaikan.
"Kamu Cinta aku?"tembak Raja tanpa perduli dengan reaksi Rania yang sudah ingin melahapnya saja.
Rania membulatkan matanya,"Kamu mabok ya? Udah minggir sana aku mau pulang."Rania berusaha menghindar dengan melangkahkan kakinya meninggalkan gubuk mungil itu namun dengan cepat Raja merentangkan tangannya menghalangi kepergian Rania.
Rania menghembuskan nafasnya, pembicaraan ini harus segera diselesaikan ia sudah muak berada diposisi seperti ini, "Aku nggak Cinta kamu puas?"teriak Rania tepat didepan wajah Raja namun matanya sama sekali tidak menatap mata Raja.
Raja tersenyum sinis, "Ngomong begitu sambil natap mata aku coba?"tantangnya sambil berkacak pinggang, ia mulai kehilangan kesabaran menghadapi keruwetan isi kepala gadis yang sialnya sangat ia cintai ini.
Rania memejamkan matanya, ia tidak bisa. Bagaimana bisa ia mengatakan hal seperti itu sedangkan cintanya pada Raja begitu mengakar di hatinya. Tapi, ia tidak bisa membiarkan perasaannya semakin berkembang ketika Maminya Raja begitu kasar menolak kehadirannya.
Tanpa disadari air mata Rania menetes begitu saja, melihat itu dengan cepat Raja merengkuh Rania ke dalam pelukannya, ia mengusap lembut punggung Rania, gadis ini benar-benar sedang rapuh dan terluka.
"Sssttt...jangan menangis Rabbit, aku selalu sakit ketika melihat kamu menangis seperti ini."bisik Raja lembut namun bukannya berhenti tangisan Rania semakin kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Love
ParanormalPRIVATE!!! Rania seorang gadis cantik berkulit putih dengan dua gigi kelincinya benar-benar mampu mempesona seorang Raja putra dari seorang pengusaha sukses bahkan di usianya yang masih muda Raja sudah termasuk dalam jajaran pengusaha sukses sepert...