Bagian 13

3.1K 161 6
                                    


Rania menundukkan kepalanya dalam-dalam dengan pipi yang terlihat begitu merah, bagaimana tidak sejak tadi pria di depannya ini memandang dirinya secara terang-terangan bahkan ia sudah tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa di hadapan pria ini.

"Lehermu tidak sakit?"

Rania mendongakkan kepalanya lalu mengernyit bingung, "Dari tadi kamu hanya menundukkan kepala apa itu tidak membuat lehermu sakit?"

Rania mengerjapkan matanya lalu menggelengkan kepalanya ia tahu Raja sedang menggodanya terbukti ketika pria itu menatapnya geli, "Pesanlah sedari tadi kamu hanya duduk diam tanpa memesan sesuatu."

Rania mengambil buku menu yang di sodorkan oleh Raja begitupun dengan pria itu yang juga ikut melihat buku menu miliknya, hingga akhirnya Rania memilih nasi goreng juga jus alpukat dan beberapa cemilan ringan lainnya. Raja memanggil pelayan menyuruh mencatat semua pesanan Rania dan juga dirinya yang memesan makanan namun dalam porsi lebih sedikit dari Rania.

Rania menggerakan kepalanya ke kiri dan kanan memerhatikan sekeliling cafe setelah beberapa saat ia lalui bersama Raja ia mulai sedikit terbiasa dengan sikap terang-terangan Raja dan Rania lebih bersyukur karena saat ini pria tampan itu terlihat sibuk dengan ponsel miliknya.

Rania mengalihkan pandangannya pada Raja, pria itu terlihat begitu tampan meskipun saat ini Raja mengenakan kemeja berwarna navi lengan panjang penampilan yang sangat sederhana namun sama sekali tidak mengurangi pesona pria itu.

Pria di hadapannya ini benar-benar nyaris sempurna untuk ukuran seorang pria tentu saja minus mulutnya yang sangat pedas dalam berucap.

Rania sudah memaklumi hal itu sejak ia mengenal Raja ketika menolongnya dulu, meskipun bermulut pedas namun Rania yakin Raja pria berkepribadian hangat dan menyenangkan. Dan entah kenapa Rania merasa ia sangat beruntung bisa bertemu dan berkenalan dengan pria di hadapannya ini.

Rania menjadi gemas sendiri saat pria itu memegang bibirnya sambil memalingkan wajahnya sebentar memerhatikan sekelilingnya sebelum kembali menatap ponsel dalam genggamannya. Entah apa yang sedang di lakukan pria itu hanya saja Rania merasa ia tidak akan pernah bosan dengan keindahan yang ada di hadapannya saat ini.

"Puas dengan apa yang sedang kau pandang Nona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Puas dengan apa yang sedang kau pandang Nona."

Rania tersentak saat mendengar suara pria yang menjadi pusat perhatiannya sejak tadi, perlahan Raja mengangkat wajahnya menatap Rania dengan tatapan menggoda sekaligus geli.

Rania memutar matanya sejak kapan Raja jadi penggoda ulung seperti ini?

"Berhenti menggodaku!"hardik Rania yang dibalas tatapan polos oleh Raja.

"Aku tidak menggoda aku hanya mengatakan apa yang aku lihat apa itu salah?"Tanya Raja dengan mata polos bak anak kucing yang baru lahir dari induknya.

Rania berdecih sebelum merengut sebal, pria ini benar-benar menyebalkan, bathin Rania kesal.

Raja tersenyum kecil saat melihat gadis di hadapannya ini mengerucutkan bibirnya pertanda sedang kesal padanya. Sebenarnya ia sendiri masih bingung dengan apa yang di rasakannya tidak bukan itu maksudnya, ia hanya bingung bagaimana bisa gadis polos di hadapannya ini bisa begitu mudah mengambil tempat di hatinya.

Because Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang