Bagian 41

2.2K 106 9
                                    


Rania tersenyum-senyum tidak jelas sejak bangun tadi pagi bahkan Tante Hanna sampai bingung melihat sikapnya yang seperti itu.

Rania berjalan penuh semangat menyusuri lobby kampusnya, apa yang telah ia lewati semalam dengan Raja sungguh mendebarkan sekaligus menyenangkan.

Mengingat semalam justru membuat kedua pipinya panas, ciuman panas dari Raja terasa masih membekas di bibirnya bahkan ia masih mengingat dengan jelas bagaimana lembutnya bibir Raja.

Tanpa sadar Rania menyentuh bibirnya dengan senyuman manis mengembang diwajah cantik itu. Rania menggelengkan kepalanya ia berjalan cepat menuju kelasnya.

Rania memilih tempat duduk di dekat jendela besar, menatap kearah taman yang ada di fakultasnya dengan senyuman sebelum membuka tasnya mengambil buku di dalamnya.

Rania terlihat begitu fokus pada bukunya hingga ia tak sadar saat seseorang menarik kursi dari belakang kemudian diletakkan di dekatnya.

Rania baru sadar saat seseorang itu dengan kurang ajarnya menyentuh kepalanya. Rania mendongakkan kepalanya matanya nyaris meloncat saat menyadari tangan siapa yang menyentuh kepalanya.

"Apaan sih kamu!"Maki Rania sambil menyentakkan tangan Glenn dari kepalanya.

Glenn, pria bertangan kurang ajar itu hanya terkekeh geli seolah kemarahan Rania adalah lawakan lucu untuk dirinya. "Manis banget sih kamu."Hampir saja tangan jahil itu kembali mendarat pada pipi Rania jika saja gadis itu tidak menggeserkan tubuhnya.

"Jangan kurang ajar bisa nggak sih!"

"Nggak bisa. Orang udah dari dulu kurang ajar ini."Sahut Glenn diikuti dengan kekehan yang terdengar begitu menjijikan ditelinga Rania.

Rania ingin sekali menggeplak wajah menyebalkan itu dengan buku tebal ditangannya jika saja dosen tidak keburu masuk.

"Sampai jumpa nanti Nia sayang."Ujar Glenn dengan kedipan mata sebelum pria itu keluar.

"Mau kemana kamu Glenn? Ini sudah jam mata kuliah dimulai"Tegur dosen wanita saat melihat Glenn bergerak menuju pintu.

Glenn menghentikan langkahnya membiarkan mahasiswa dan mahasiswi lain masuk ke dalam kelas, setelah semua mahasiswa memenuhi ruangan siap mengikuti perkuliahan.

"Saya ada urusan lain bu."sahut Glenn santai bersiap melanjutkan langkahnya keluar dari ruangan.

Brakk!!!

Dosen wanita itu membanting kuat buku tebal yang ia bawa tadi keatas meja hingga menimbulkan suara dentuman lumayan keras.

Glenn sibiang masalah hanya berdiri santai sambil bersidekap menatap remeh pada dosennya itu, "Sudahlah bu. Ada atau nggakny saya toh sama aja gaji ibu juga tetap penuh nggak dikurangin."

Rania dan seluruh mahasiswa dikelas itu hanya menatap diam perdebatan itu, satu hal lagi yang Rania tahu dari sikap Glenn, pria itu benar-benar tidak memiliki sopan santun.

Dan Rania benar-benar membenci sikap kurang ajar pria itu.

"Bukan masalah gaji yang mau saya bahas disini tapi tanggung jawab! Kamu berhak mendapat ilmu dari saya karena kamu menuntut ilmu disini dan saya berkewajiban memberikan ilmu kepada kamu karena saya bekerja disini. Ngerti kamu?!"

Glenn terkekeh seolah apa yang dikatakan Dosennya adalah hal lucu, "Jangan ngelawak bu! Saya udah nggak kuat ketawa."

"Sudahlah bu. Biarkan saja dia keluar jangan hanya karena memenuhi hak dia ibu mengabaikan hak kami."

Suara lantang itu membuat suasana kelas senyap bahkan dosen galak itu terdiam begitu juga Glenn. Semua mata kini tertuju pada Rania.

Benar suara lantang itu berasal dari gadis yang dianggap kutu buku selama ini. Rania tidak gentar toh ia hanya menuntut haknya sebagai mahasiswi kampus ini.

Because Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang