Bagian 21

2.5K 155 5
                                    


Raja melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang sesekali ia menoleh melihat Rania yang masih memeluk erat bunga pemberiannya tadi. Tidak sia-sia usahanya memesan bunga itu khusus untuk Rania.

Rania dan setangkai mawar merah benar-benar perpaduan yang sangat cocok.

"Ekhem."

Raja sengaja berdehem untuk menarik perhatian Rania karena sedari tadi gadis itu hanya menatap kearah bunga dengan senyum malu-malu yang mampu membuat Raja gemas sendiri.

"Kenapa bunganya diliatin terus?"Tanya Raja sambil menoleh pada Rania sebentar sebelum kembali fokus pada jalanan yang mulai padat.

Sepertinya akan macet, meskipun masih jam 7 suasana jalan Raya benar-benar sudah padat. Maklum saja ini adalah malam minggu. Weekend jelas dimanfaatkan para pekerja kantoran untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya.

"Karena suka."sahut Rania sambil tersenyum hingga menampilkan gigi kelincinya yang benar-benar membuat Raja gemas.

Setelah pernyataan Raja tadi, meskipun bukan pernyataan cinta yang sebenarnya tapi Raja cukup puas ketika melihat jalan untuknya memiliki Rania semakin terbentang luas. Rania masih kaku namun tidak lagi ada jarak diantara mereka.

"Sama aku suka juga?"Goda Raja dengan kerlingan nakalnya sontak membuat wajah Rania memerah.

Raja terbahak sebelah tangannya terulur menyentuh lembut pipi Rania sebelum mencubitnya karena gemas, Rania memekik lalu merengek kesakitan pada Raja. Keduanya tertawa, jelas sekali sudah ada cinta yang terlibat diantara dua insan ini.

"Jadi acaranya dimana Mas?"Rania membuka suaranya.

"Dirumah, soalnya Mami sama Papi cuma ngerayain sama keluarga dekat saja."sahut Raja sambil memutar setirnya setelah menghidupkan lampu sent karna ia akan berbelok arah.

Rania terlihat sangat gugup hingga tanpa sadar gadis itu meremas kedua tangannya sesekali ia juga menggigit kukunya dan semua perbuatan Rania itu tidak luput dari perhatian Raja.

"Jangan gugup my rabbit, ada aku. Tenang saja."Ucap Raja sambil menggenggam tangan Rania. Ia bisa merasakan tangan gadis itu begitu dingin dan sedikit berkeringat.

Rania menghela nafas, "Aku sedikit gugup Mas."aku Rania tanpa mengalihkan pandangannya pada Raja.

Raja tersenyum menenangkan, "Wajar sih kamu gugup kan mau ketemu calon mertua."goda Raja membuat pipi Rania bersemu.

Guyonan Raja berhasil mengurangi sedikit rasa gugup Rania meskipun genggaman tangan mereka tidak terlepas bahkan ketika Raja sudah memarkirkan mobilnya tepat di depan rumah milik pria itu.

Raja masih memandang Rania yang sudah memejamkan matanya sesekali terdengar helaan nafas dari gadis itu, rupanya Rania sedang berusaha mengatasi kegugupannya. Raja memiringkan sedikit tubuhnya agar bisa leluasa menatap Rania. Raja mengalihkan pandangannya ketika genggaman Rania menguat pada tangannya. Senyuman kembali terukir dibibir pria itu ketika melihat jari tangan Rania begitu pas dalam genggaman nya.

"Ayok mas!"ajak Rania tiba-tiba membuat Raja sedikit tersentak.

Raja menahan tangan Rania yang hendak melepaskan genggaman tangan mereka, Rania menatap Raja dengab dahi berkerut, "Kenapa Mas?"

Raja tersenyum, "Tidak ada hanya saja Mas ingin kamu ingat satu hal. Apapun yang terjadi nanti atau kedepannya Mas hanya minta kamu tetap genggam tangan Mas seperti ini."ucap Raja sambil memperlihatkan genggaman tangan mereka.

*****

"Mami Mas Raja kenapa lama banget sih?"

Cantika terlihat gusar sama seperti putrinya, "Iya ya. Perasaan rumah calon menantu masih didaerah sini juga nggak jauh-jauh amat."Cantika bergumam, "Tapi kok bisa lama gini ya? Jangan-jangan Mas Raja lagi nyicil hadiah lain buat Mami."Cantika berbinar membuat Ratu menatap aneh Maminya.

Because Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang