Bagian 37

3K 129 5
                                    


Rania bersenandung kecil saat suara musik dari radio memenuhi seluruh mobil Raja sesekali gadis itu mencium aroma khas dari buket Mawar besar yang masih ia pangku.

"Taruh dibelakang aja kenapa sih,heum?"Raja sengaja menggoda sambil mengusap pelan kepala Rania sebelum kembali fokus ke jalanan.

Rania hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, "Belum puas cium aroma bunganya."Rajuk Rania manja.

Raja terkekeh tangannya kembali mengusap kepala Rania, "Yang kasih buketnya belum dicium juga loh."Goda Raja sambil menaik turunkan alisnya.

Rania membulatkan matanya sesaat semburat merah mulai terlihat wajah gadis itu, "Iih. Apaan sih Mas."Rania menenggelamkan wajahnya pada bunga didalam pangkuannya.

Raja terbahak kali ini pria tampan itu benar-benar tertawa lepas, Rania-nya sungguh menggemaskan jika sedang tersipu-sipu malu seperti ini hingga tangannya tidak tahan untuk kembali mengusap kepala Rania.

Raja ingin mencubit pipi gadisnya tapi wajah Rania yang sepenuhnya tenggelam pada buket bunga besar itu menghalangi niat Raja hingga ia harus berpuas hati dengan mengusap kepala Rania saja untuk menyalurkan rasa gemasnya.

"Lihat Mas dong. Katanya kangen."Raja masih mengusap kepala Rania.

"Memang kangen tapi malu."Sahut Rania masih dengan menyembunyikan wajahnya dalam buket bunga.

Raja terkekeh, "Masak gitu aja malu sih sayang."Raja semakin gencar menggoda kekasihnya itu.

Rani menarik wajahnya memperlihatkan wajah cemberutnya pada Raja yang tentu saja semakin membuat Raja gemas hingga keinginannya tadi untuk mencubit pipi Rania tersampaikan.

"Aww.." Rania memekik kesakitan saat Raja menarik pipinya begitu keras.

"Sakit Mass.."rengeknya terdengar begitu manja.

Jika ada yang mengenal Rania dulu tidak akan ada yang percaya kalau yang baru saja merengek itu adalah Rania yang sama.

Didepan Raja, gadis itu berubah total semua sifat manja dan kekanakan dirinya hanya ia perlihatkan didepan Raja.

Hanya Raja.

Raja terkikik sebelum membalas rengekan kekasihnya ia terlebih dahulu membelokkan mobilnya menuju parkiran salah satu restoran dipusat kota.

"Mana yang sakit coba Mas lihat."ujar Raja ketika mobilnya sudah benar-benar berhenti meskipun masih dalam keadaan menyala.

Rania mencebikkan bibirnya sambil menunjuk pipi sebelah kanannya yang memang memerah akibat tangan jahil Raja.

Raja mengusap lembut pipi Rania dengan tatapan begitu intens hingga membuat Rania salah tingkah dan semburat merah samar kembali terlihat.

Cup.

Rania tersentak kaget ketika Raja mengecup pipinya. Beberapa kali mata bulat itu berkedip-kedip lucu disusul rona merah yang begitu kentara bahkan rona itu menjalar sampai ke telinga Rania.

Bagi Rania kecupan kali ini yang ia terima terasa sangat berbeda, memang bukan kali ini pertama kalinya Rania mengecupnya terlebih setelah apa yang ia lewati. Raja pernah mengecup keningnya ketika ia menangis tapi rasanya sungguh berbeda dengan kali ini.

Rania masih dengan ekpresi terkejutnya hingga ia terlihat seperti orang linglung sedangkan Raja sangat menikmati bagaimana perubahan wajah gadisnya.

Rania sangat cantik. Luar biasa cantik menurutnya. Dan demi apapun ia tidak rela ada pria lain yang melihat ekpresi ini selain dirinya.

"Jangan pernah tunjukan ekspresi wajah seperti ini pada siapapun Nia!"titah Raja dengan mata menatap tepat kedalam mata Rania.

Because Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang