Bagian 16

2.7K 148 2
                                    


Raja kembali tersenyum ketika mendapati chat balasan dari Rania, gadis pujaan hatinya. Hari ini mereka kembali berjanji akan bertemu tepatnya Raja sedikit memaksa Rania untuk memenuhi ajakannya mencari kado untuk hadiah anniversary pernikahan orang tuanya.

Besok pasangan Radiawan itu akan merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke 30 tahun. Dan hari ini Raja sengaja mengajak Rania untuk menemaninya memilih kado yang tepat untuk Mami dan Papinya.

Raja mulai melajukan mobilnya kerumah Rania, ketika sudah membaca isi chat Rania. Gadis itu menyebutkan alamat rumahnya meskipun tanpa di beritahu Raja sudah mengetahuinya. Ayolah, jangan lupakan bagaimana Raja menyelidiki kehidupan keluarga Ramlan itu tempo hari. Meski terdengar tidak sopan memang.

Raja bersenandung di dalam mobilnya, ketika usianya hampir menginjak 29 tahun baru kali ini ia benar-benar merasakan namanya jatuh cinta. Benar, dulu memang pernah beberapa kali ia sempat menyukai catat menyukai lawan jenisnya termasuk Lydia. Namun semua itu hanya masuk dalam tahap menyukai baik ketertarikan secara fisik ataupun kenyamanan lainnya dan hanya sebatas itu tidak sampai ke tahap mengerikan seperti ini.

Bagaimana tidak, siang malam di lalui Raja tanpa lepas dari bayangan Rania. Gadis polos nan cantik itu benar-benar menguasai hati dan fikirannya. Bahkan Raja terkesan tidak bisa konsentrasi saat di kantor dan semua itu karena Rania.

Benar-benar dahsyat pengaruh gadis itu bagi seorang Raja Putra Radiawan.

Raja menepikan mobilnya ketika ia sudah sampai di gerbang kediaman Ramlan. Ia merogoh saku mengambil ponselnya sebelum mengirim chat pada Rania memberitahu gadis itu bahwa ia sudah di depan rumahnya.

Tak lama berselang Raja bisa melihat gadis itu berjalan dari rumahnya menuju pintu gerbang. Cantik. Satu kata itu terlintas begitu saja dalam benak Raja saat melihat Rania.

Raja tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya apalagi ketika gadis itu semakin mendekati mobilnya, jantung Raja benar-benar berpacu namun rasanya justru benar-benar menyenangkan dan ia suka. Kening Raja sedikit mengernyit ketika melihat wajah Rania sedikit pucat.

Rania sudah berada di dalam mobil Raja ketika pria itu masih menelisik penampilan dan raut wajah gadis itu.

"Kok pucat?" Raja tidak bisa menahan pertanyaannya.

Rania menoleh menaikkan sebelah alisnya sebelum menarik kaca kecil yang bergantung di mobil Raja. Rania baru sadar ia lupa memoles lipstik pink ke bibirnya. Dengan semua masalah yang di hadapi olehnya tidak heran gadis itu terlihat pucat bahkan nyaris seperti orang sakit.

"Kamu sakit?"

Rania kembali menoleh pada Raja ia memaksa sedikit senyumannya, lalu menggelengkan kepalanya. Ia tidak ingin Raja membatalkan rencana mereka hari ini. Karena baginya kehadiran Raja sedikit memberi obat untuk luka di hatinya.

"Enggak kok, ini lupa pakek lipstik aja makanya pucat."Kilah Rania beralasan.

Raja masih belum sepenuhnya percaya, "Tapi kamu memang benar-benar pucat malahan kayak orang sakit. Kamu pakek lipstik pun kayaknya nggak bantu banyak."

Rania tersenyum, ia sedikit tersanjung dengan perhatian Raja, "Udah ah, aku baik-baik aja. Jalan gih ntar telat lagi keburu macet."Paksa Rania dengan sedikit senyuman namun terlihat begitu tulus.

Raja masih belum sepenuhnya percaya namun melihat senyuman di wajah Rania seketika senyuman itu tertular padanya hingga mau tidak mau Raja mulai menjalankan mobilnya meninggalkan gerbang kediaman keluarga Ramlan.

Rania mendesah lega ketika Raja sudah menjalankan mobilnya, ia tidak ingin rencana mereka batal toh di rumah sekalipun tidak membuat Rania baik-baik saja. Seminggu ia habiskan di rumah untuk menangisi takdirnya sama sekali tidak membantu. Mamanya masih asik berselingkuh dan Papanya sama sekali belum menunjukkan wajahnya kembali setelah berpamit beberapa hari lalu untuk urusan pekerjaannya disalah satu pulau di negaranya.

Because Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang