Bagian 47

4K 162 20
                                    


"Ke alamat ini Pak."Rania segera menyebutkan alamat dimana Glenn tinggal.

Ia bahkan tidak sempat membawa ponselnya dan ia baru sadar ketika sudah berada di dalam mobil, "Ya ampun. Gimana ini."Rania mulai panik ia mencari-cari uang mana tahu ada yang terselip di saku celana yang ia kenakan.

Dan senyumannya mengembang sempurna saat menemukan lembaran seratus ribu dikantong belakang celananya. Ia sudah aman untuk saat ini paling tidak ia memiliki uang untuk membayar taksi.

Rania benar-benar terburu-buru sampai-sampai ia lupa mengambil dompet dan ponselnya. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu Glenn biarpun bajingan Glenn tetap harus bertanggung jawab atas janin dalam kandungan Cindy.

Rania mengusap wajahnya dengan kasar, ia mulai lelah dengan masalah yang terus datang bertubi-tubi padanya. Setelah pengkhianatan Raja lalu kehamilan Cindy dan sekarang Glenn. Rania tidak menyangka kalau Glenn benar-benar menjalankan ancamannya.

Glenn menyakiti dirinya melalui Cindy atau mungkin Glenn berusaha untuk memiliki dirinya melalui Cindy.

Cih! Sampai matipun ia tidak akan sudi bersama dengan pria brengsek seperti Glenn itu. Yang dia lakukan hanya mengupayakan agar pria itu bertanggung jawab atas perbuatannya.

Rania menyayangi Cindy dan ia tidak bisa menyalahkan Cindy atas apa yang sepupunya itu perbuat. Ia merasa bersalah atas apa yang menimpa Cindy sampai-sampai Cindy harus menderita seepeti sekarang.

Rania mengusap wajahnya dengan kasar, sampai kemudian ia merasa taksi yang ia tumpangi melambat lalu berhenti, "Kenapa Pak? Kok berhenti tiba-tiba begini?"

"Sepertinya ada kecelakaan Non."jawab supir taksi sambil menunjuk kedepan.

Rania melongokkan kepalanya untuk melihat ke depan, benar saja di depan sana sangat ramai belum sempat ia berkomentar mobil yang ia tumpangi sudah kembali melaju. Rania memalingkan wajahnya saat melihat rembesan darah yang memenuhi bagian samping jalan namun seketika matanya terbelalak saat melihat seorang gadis yang dibaringkan di sisi jalan.

"Ya Tuhan Pak. Berhenti Pak! Berhenti itu adik saya yang kecelakaan."Rania menjerit heboh sampai-sampai supir taksi terkejut dan menginjak rem tiba-tiba.

"Ini Pak uangnya. Saya turun disini."Rania segera membuka pintu mobil melompat keluar.

Rania berusaha membelah kerumunan orang-orang yang memadati area kecelakaan. "Minggir Pak! Tolong saya mau lihat adik saya."Rania meringis kesakitan saat sikunya di sikut oleh orang-orang disana.

Hampir 10 menit akhirnya Rania berhasil membelah kerumunan orang-orang. Air mata Rania jatuh tak tertahan saat melihat wajah manis Ratu sudah berlumuran darah.

"Ratu. ya Tuhan. Bangun dek! Ini Kak Nia. Tolong siapapun tolong telfon Ambulans adik saya harus dibawa kerumah sakit!"Rania berteriak disela isak tangisnya.

Rania terduduk lemas setelah berhasil memangku kepala Ratu. Darah gadis itu merembes mengenai pakaian yang dikenakan Rania. "Kakak mohon bertahan Dek! Kakak mohon!"Rania memeluk erat kepala Ratu di dadanya.

Rania terisak-isak hebat sampai 30 menit kemudian suara sirine ambulance terdengar. Rania di bantu oleh orang-orang disana memapah Ratu masuk ke dalam mobil.

"Terima kasih semua. Terima kasih sudah menolong adik saya."Rania membungkukkan badannya sebelum ikut memasuki mobil Ambulans.

**

Raja dan keluarga berlarian dilorong rumah sakit. Mereka baru mendapat telfon dari rumah sakit kalau Ratu mengalami kecelakaan.

Cantika sudah menangis sejak satu jam yang lalu bahkan sekarang dia harus dibopong oleh Raja karena tubuhnya semakin lemah.

Because Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang