Bagian 19

2.5K 140 7
                                    

Berbagai persiapan pernak-pernik khas sebuah pesta terlihat jelas diruang tamub di kediamannya keluarga Radiawan. Cantika terlihat begitu antusias menyiapkan pesta untuk anniversary pernikahannya yang ke 30 tahun.

Tidak terasa sudah selama itu ia mengarungi bahtera rumah tangga dengan Gatot Radiawan, pria paruh baya yang sangat dicintai olehnya. Gatot adalah cinta pertamanya, ia sudah jatuh cinta pada Gatot sejak pertama kali melihat pria itu, padahal kala itu ia masih seorang siswi sekolah menengah atas sedangkan Gatot sudah menjadi seorang mahasiswa.

Perbedaan usia diantara mereka tidak membuat langkah mereka untuk bersatu dalam ikatan suci pernikahan terhalang, mereka sama-sama berjuang demi sebuah restu dan akhirnya mereka bersama hingga mendapatkan sepasang putra putri yang tampan dan cantik.

Cantika ingin menangis haru ketika kembali mengingat bagaimana awal hidup dirinya dan Gatot setelah menjadi suami istri, Gatot yang hanya berasal dari keluarga biasa harus bekerja banting tulang demi menghidupi dirinya. Cantika yang berasal dari keluarga kalangan atas tidak terbiasa hidup susah harus menelan pil pahit ketika keluarganya menolak Gatot. Hingga akhirnya ia harus rela hidup susah dan berjuang dari nol bersama Gatot.

Dan syukurlah mereka bisa melewatinya bersama-sama hingga akhirnya Gatot berhasil menjadi pengusaha sukses hingga mendirikan RD company yang sekarang dipimpin oleh putra sulung mereka, meskipun masih sebagai wakil direktur namun hampir 80 persen urusan perusahaan ditangani oleh Raja, putra mereka.

"Sayang jangan terlalu lelah."

Cantika tersenyum ketika merasakan sepasang lengan kokoh memeluk erat tubuhnya dari belakang, tangan Cantika terangkat ikut memeluk lengan kokoh yang membelit perutnya.

"Aku bahagia sayang."Gumam Cantika.

Gatot tersenyum mendaratkan kecupan ringan di pelipis istrinya. Keduanya larut dalam keromantisan mereka tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya. Beberapa orang yang bekerja mendekor ruangan itu hanya tersenyum maklum sambil terus melanjutkan pekerjaannya tanpa memperdulikan tuan rumah yang sedang bermesraan itu.

"Aku lebih bahagia."

Cantika tersenyum, "Seandainya kita sudah punya cucu pasti kebahagiaan kita makin lengkap pi."keluh Cantika manyun.

Ia selalu kesal ketika membahas cucu bukan apa, Raja selalu saja menolak untuk dijodohkan padahal ia sudah kebelet ingin menimang cucu. Tidak peka sekali putranya itu.

"Jangan terlalu memaksa sayang! Kasihan Mas Raja."Gatot kembali mengecup pelipis istrinya.

Cantika mencibir, "Belain terus putra kesayangan papi itu."

Gatot terkekeh, "Kan kesayangan Mami juga, masak lupa siapa yang kelimpungan ketika Mas Raja sakit padahal cuma demam biasa."Gatot menggoda istrinya, "Dan siapa juga yang nangis kejer kalau Mas Raja nolak makan karena sakit parah padahal cuma sariawan. Siapa yang selalu ngedrama kalau dicuekin Mas Raja?"

Cantika mencubit lengan suaminya, "Apaan sih Pi. Udah deh jangan godain Mami terus!"

Gatot kembali terkekeh, "Makanya jangan memaksa sesuatu yang tidak dikehendaki putra kesayangan kita sayang. Kita cukup berdoa semoga Tuhan berkenan mempertemukan putra kita dengan seorang wanita yang benar-benar mencintai putra kita."

"Aaminn."Cantika mengamini ucapan suaminya diikuti oleh Gatot. Keduanya saling memejamkan mata menikmati keintiman mereka hingga sebuah suara menginterupsi keromantisan itu.

"Kok ada Jack sama Rose disini."

Sontak Cantika dan Gatot membuka mata lalu mendengus bersamaan, "Nggak bisa banget lihat Mami sama Papi senang kamu dek."protes Cantika pada putri bungsunya. Ratu.

Because Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang