Shadow-16

293 31 0
                                    

Leri tahu, tidak akan ada yang percaya dengan dia. Termasuk sang ibu sekaligus. Siapa yang akan percaya dengan perkataan gadis pembuat masalah sepertinya? Jawabannya tetap tidak ada. Sudah berulang kali Leri mengatakan pada sang ibu agar mereka pindah, tapi Mitha sama sekali tidak mau mendengarkannya.

"Tidak ada alasan kita untuk pindah Leri!" Mitha membentak putrinya.

"Jadi aku harus membuat masalah agar kita bisa pindah?" Suara Leri tidak kalah tingginya dengan sang ibu.

"Lakukan saja, kalau kau ingin tinggal dengan ayahmu, karena aku tidak mau pindah lagi."

Marah, kecewa dan takut menyelimuti Leri. Dia juga tidak tahu harus melakukan apa. Sulit mengatakan suatu yang tidak masuk akal pada orang lain, termasuk pada ibunya sendiri. Bahkan jika dia tidak melihat sendiri bagaimana seekor serigala berubah menjadi manusia, dia juga tidak akan percaya.

Pertengkaran dengan sang ibu dan kenyataan jika Evans adalah manusia serigala membuat Leri ingin mencari ketenangan. Berjalan sendiri di hutan menjadi keputusannya. Lagi pula dia tidak akan bertemu serigala yang lapar, karena Geya sudah menyiapkan banyak kue untuk para serigala.

Leri akan secara leluasa pergi, terlebih setelah bertengkar dengan putrinya, Mitha segera tancap gas menuju toko yang baru 4 bulan dia jalankan. Mitha tahu, mungkin dia menyesal telah bicara kasar pada Leri. Tapi bukan salahnya juga jika suaminya selingkuh. Memiliki anak di usia muda menjadi kesulitan tersendiri bagi Mitha. Penderitaannya pun belum berakhir hanya dengan sang suami selingkuh. Putri sulungnya mulai membuat ulah dan keributan, hingga dia harus bercerai demi membuat putrinya lebih baik. Tapi Leri tidak pernah menjadi lebih baik. Bisa dikatakan, Mitha sudah menghabiskan cukup banyak waktunya untuk bertanggung jawab pada masalah yang tidak dia lakukann. Dia hanya berharap Leri bisa sedikit lebih dewasa.

Masuk ke dalam hutan sendiri, sepertinya bukan sikap dewasa Leri yang diharapkan oleh Mitha. Tapi gadis itu sudah memutuskan dan membulatkan niatnya. Masuk ke hutan tanpa perbekalan. Meski kemungkinan tersesat cukup tinggi.

Perjalanan dimulai dari hutan belakang rumah, pendakian pertama yang dia lakukan sendiri. Padahal dia tahu hutan sangat lebat bahkan pernah menyesatkan dia dengan san ibu. Tapi sepertinya niat Leri tidak surut, gadis itu tetap berjalan masuk hutan, berbekal pisau lipat yang dia beli bulan lalu. Digunakan untuk menandai pohon agar dia tidak tersesat. Udara dingin menyambutnya. Dahan yanh tertiup angin menjadi salah satu suara yang dapat dia dengar.

Tidak ada jalan setapak yang bisa dia temui. Jika dia mengambil jalan lurus dari arah rumah, maka dia akan menemui jalan utama menuju ke kecamatan. Hasilnya, Leri mengambil jalan berbelok agar bisa lebih masuk ke dalam hutan. Tersesat di hutan dapat menjadi cara yang cukup baik untuk membuat masalah. Meski dia harus kedinginan dan kelaparan karena tidak membawa persediaan bekal makanan.

Suara raungan serigala mulai terdengar, tapi tidak membuat lututnya gemetar. Sesekali dia menggosokkan kedua telapak tangan karena merasa dingin. Pendakian terus dilakukan. Jalanan mulai turun ketika dia masuk ke dalam sisi hutan yang belum pernah dia lihat. Tangannya berpegang kuat pada batang pohon ketika laju kakinya mulai tidak terkendali. Jalanan curam dan terjal banyak dia temui.

Di sisi hutan lainnya, para serigala berkumpul. Pemimpin mereka, Andy bersama kawanannya menunggu kedatangan Evans. Seperti biasanya mereka berkumpul dia daerah sekitar pondokan Geya. Orang yang ditunggu datang dengan wajah yang tidak terlalu bersemangat, setengah jam kemudian. Terlambat beberapa menit dari waktu yang mereka janjikan.

"Kemarin kau sudah tidak menjadi serigala, kau harus ingat mengenai keseimbanganmu," peringat Andy pada Evans dengan wajah yang begitu serius. Sebagai pemimpin, Andy mengharapkan Evans disiplin, namun sebagai teman, dia juga mengkhawatirkan keadaan Evans sejak kejadian kemarin lusa.

Evans mungkin saja menerima penolakan dari Leri atas kondisinya. Cukup berbeda dengan dia dan Geya. Geya bukan berasal dari keturunan manusia serigala, tapi dia bersedia menerima keadaan Andy apa adanya. Sebab itu, akan sulit bagi Andy mengerti perasaan Evans. Terlebih, mereka hanya dapat mencintai satu orang seumur hidup dan tampaknya Evans telah mengalaminya, tapi semua tidak berjalan baik.

"Aku tahu, tidak perlu mengingatkan," balasnya berjalan melewati Andy. Evans terlihat tidak begitu menghiraukan Andy sebagai pemimpin dan orang yang lebih tua darinya. Langkah kakinya segera menuju ke hutan, tanpa menunggu rekannya yang lain. Toby menjadi satu-satunya orang yang berjalan mengejar Evans. Tidak menjadi serigala bagi kaum manusia setengah serigala dapat merubah temperamen orang tersebut. Andy dan yang lainnya pun dapat memahami itu. Tapi tidak bagi Geya, gadis itu tetap saja merasa khawatir, pada Evans, Leri maupun klan Wara lainnya.

Para serigala semakin masuk ke dalam hutan, begitu pula dengan Leri. Dia terus berjalan dan baru berhenti ketika menemui jalan buntu di depannya. Jurang air terjun. Bunyi riakan air terdengar cukup jelas, 20 meter dari tempatnya berdiri. Rasa penasaran, memaksa Leri untuk semakin mendapat pada jurang itu, hingga menyisakan jarak setengah meter dari ujung. Cukup indah, dia bahkan bisa mencium aroma air dari atas. Udara yang sejuk bercampur dingin dapat dia rasakan.

Leri menikmati itu semua, sebelum sebuah raungan mengejutkannya. Membuatnya menoleh secara tiba-tiba ke arah belakang. Rasa terkejut menjadi dasar akan reaksinya. Tapi reaksi spontan yang dia lakukan menjadi bahaya tersendiri. Bersamaan dengan dia menoleh, Leri sambil mengayuhkan pisau yang sedari tadi dipegang tepat ke arah sesuatu di belakangnya.

Dalam beberapa detik, sosok yang awalnya serigala berukuran besar menjadi manusia. Sosok yang akhirnya tersungkur dihadapannya. Leri bisa jadi beruntung karena tidak terjatuh ke jurang. Tapi pisaunya sudah terlanjur berlumuran darah.

Hans, yang diketahui sebagai teman Evans tersungkur di tanah. Tangan kanannya memegang perut kanan, kuat-kuat. Darah segar keluar dari sayatan yang dibuat Leri secara tidak sengaja. Mereka sama-sama diam terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Leri mengira jika Hans hendak menyerangnya dalam bentuk serigala, sementara Hans mengira jika Leri hendak melompat ke air dan ingin mencegahnya, hanya saja dia lupa jika dia masih dalam bentuk serigala.

Darah masih mengalir dari perut sisi kanan Hans. Aroma darah tampaknya mengundang reaksi untuk para manusia serigala, karena mereka mulai berdatangan, memeriksa apa yang sebenarnya terjadi. Evans menjadi salah satu diantara mereka, sempat bertatap mata dengan Leri. Tapi tidak lama, Leri segera menyingkir setelah mengetahui Hans akan segera mendapatkan pertolongan dari para rekannya.

"Hans!" Panggil Toby. Menyaksikan darah mengalir dari perut Hans, semua manusia serigala panik.

Andy memegang dengan kuat luka di perut Hans. Memberikannya pertolongan dengan segera menjadi prioritas bagi Andy. Baik Evans maupun Andy sempat melihat Leri memegang pisau berlumuran darah, walau mereka tidak tahu cerita yang sebenarnya terjadi.

Sementara, Leri telah berada cukup jauh dari para kumpulan serigala. Dia berlari hingga menyadari telah melewatkan petunjuk arah yang dibuatnya. Celakanya, gadis itu telah berada di wilayah lain. Bukan lagi wilayah kekuasaan klan Wara. Pisau yang dia gunakan untuk melukai Hans sudah dibuang sejak para manusia serigala datang, namun bercak darah masih melekat di ujung lengan bajunya. Mengundang para serigala lainnya untuk datang. Para serigala yang seharusnya tidak di temui oleh Leri.

ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang