Shadow - 38

123 21 0
                                    

Mitha berusaha mencari putrinya, Leri, yang menghilang entah ke mana. Leri tidak ada di tempat pesta maupun rumah. Pesta yang awalnya bahagia berubah menjadi penuh kegelisahan terutama dari Mitha. Belum terlalu lama sejak Leri sempat menghilang dan tersesat di hutan. Namun malam itu, Leri kembali menghilang di tengah gelap malam.

"Ini semua salahku," ujar Mitha.

"Kamu tidak salah Mitha," sahut Bill segera menghibur Mitha.

Semua orang panik dan berkumpul di rumah Mitha, terlebih Leri menghilang setelah bertemu dengan manusia serigala dari Klan Hitam. Evans dan para manusia serigala lainnya baru hendak menyusuri hutan untuk mencari keberadaan Leri ketika dari arah hutan terdengar suara semak-semak diinjak. Benar saja itu adalah Leri. Dia keluar dengan wajah sedih seperti habis menangis.

"Leri!" ujar Mitha. Semua mata seketika tertuju pada gadis itu. Dia tidak sendiri, tepat di belakangnya, muncul sosok laki-laki yang membuat semua orang terkejut, Nathan. Leri berjalan masuk ke dalam rumahnya, menolak pelukan sang ibu.

Di belakang, setelah memastikan Leri telah kembali ke rumahnya, Nathan memanggil Sandra. Melambaikan tangan pada gadis itu. Awalnya, Sandra menolak namun gadis itu kembali diingatkan oleh Nathan mengenai asal usul keluarga mereka.

"Kita tidak boleh ada di sini," Nathan memperingatkan. Sandra tidak memiliki kekuasaan lagi, dia harus mendengar Nathan, sepupu sekaligus pemimpin klannya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Mitha mengikuti putrinya.

"Tidak ada," balas Leri tidak ingin mengatakan apapun.

"Kamu yakin?"

"Ya, aku hanya bertemu dengan temanku dan dia memberi tahu mengenai kisah yang sedih," ujar Leri berbohong.

"Uhm, tentang aku dan Bill."

"Ma." Leri memotong ucapan ibunya. "Aku lelah, aku ingin istirahat."

Mitha tahu jika Leri tidak akan pernah mau membahas apa yang dia lihat walau mungkin dia memiliki banyak pertanyaan di kepalanya. 

Sudah disebutkan dengan jelas dan diketahui oleh semua manusia serigala jika manusia serigala hanya bisa jatuh cinta pada satu orang seumur hidupnya. Menjauhkan seorang manusia serigala dengan orang yang dicintainya merupakan suatu hal yang menyakitkan. Lebih menyakitkan ketika pertama kali tubuh mereka berubah menjadi manusia serigala. Lebih menyakitkan bagi manusia dibandingkan dihujani pisau 1000 kali.

***

Nathan tentu tahu itu, karena dia pernah merasakannya. Namun bagi Sandra, seorang gadis yang baru berusia belasan tahun dan berada dalam masa puber, perasaan sakit itu tidak terelakkan.

Dia juga harus berhenti bersekolah karena paksaan dari Nathan. Dia merasa diperlakukan tidak adil. Bukankah perjanjian antara klan hitam dan klan wara soal pembagian wilayah sudah selesai? Kenapa dia tidak diizinkan bersama dengan Qian? Banyak pertanyaan yang menggantung di kepala dan pikiran Sandra.

Malam, ketika seharusnya Sandra berubah menjadi seekor serigala seperti manusia serigala pada umumnya, dia lebih memilih tetap berada di kamarnya, meringkuk. Menatap bulan dari kamarnya sambil menahan hasrat hewani.

Nathan kembali mengunjungi Sandra. Sudah 3 hari sejak gadis itu memutuskan untuk tidak bicara dengan Nathan karena keputusannya itu.

"Kenapa kamu melakukan ini padaku?" Tanyanya. "Apakah mencintai seorang manusia adalah hal yang buruk?"

"Iya, itu sangat buruk, manusia tidak mengerti arti cinta seperti kita," balas Nathan berkaca pada dirinya sendiri.

Sandra kembali membuang muka. Menatap rembulan melalui kaca jendela.

"Aku juga tidak menginginkannya."

"Tidak ada yang pernah menginginkannya."

"Lalu kenapa harus aku? Apa Qian benar-benar tidak mau menerimaku? Kakaknya juga bersama dengan seorang manusia serigala."

Nathan merendahkan tubuhnya agar bisa bicara dengan sang sepupu. "Apa kamu yakin jika Qian akan menerimamu jika tahu kamu adalah seorang manusia serigala?" Bisiknya.

Sandra kembali menoleh menatap Nathan. "Dia tidak perlu tahu."

"Sampai kapan? Sampai kapan dia tidak perlu tahu?" Nathan menatap erat mata Sandra. "Apa kamu yakin jika cintamu cukup kuat untuk menyakinkan Qian jika orang seperti kita pantas untuk dicintai?"

Sandra hampir menangis mendengar jawaban Nathan. Tak pernah terbayangkan olehnya jika Nathan akan mengatakan hal yang begitu menyakitkan seperti itu.

"Apa kita serendah itu? Apa itu yang kamu maksud?"

"Iya, kita hanyalah mahluk rendahan yang tidak akan pernah bisa sejajar dengan manusia."

Nathan kembali berdiri. Ada gurat kebencian ketika dia mengatakan hal itu. Kebencian yang dia dapat setelah merasakan apa yang dirasakan Sandra saat ini. Dia tidak pernah, dan tidak akan pernah bisa bersama dengan orang yang dicintainya.

Raungan serigala mulai terdengar. Aksi memangsa siap dilakukan. Gadis muda itu sudah kelaparan, tapi dia terlalu malas untuk ikut serta memangsa. Dia merasa jijik dengan dirinya sendiri karena harus terlahir sebagai seorang manusia serigala. Jika dia dilahirkan kembali dia tidak akan bersedia menerima kutukan itu dalan hidupnya.

Sandra sangat membenci dirinya sendiri. Pantulan wajah yang ada di kaca membuat dia merasa begitu muak. Rembulan yang biasanya terasa menyenangkan dan ditunggu mendadak terasa menyesakkan.

Di bawah rembulan juga, gadis itu memutuskan untuk mengakhiri kutukannya yang berarti juga mengakhiri nyawanya sendiri.

Perasaan seorang manusia serigala bukanlah hal yang bisa disepelekan. Mereka benar-benar merasakan sakit jika harus kehilangan seseorang. Seolah sebagian dari jiwa mereka juga ikut menghilang. Di bawah rembulan, Sandra mulai tidak bernyawa. Nafasnya terhenti bersamaan dengan aliran darah yang terus menerus mengalir dari urat nadinya.

Serigala dari klan hitam meraung, mencium aroma darah yang bukan berasal dari manusia melainkan dari kaum mereka sendiri.

Nathan yang baru beberapa menit lalu meninggalkan kamar Sandra kembali berlari ke arah kamar gadis itu. Raungan serigala pecah di kastil klan hitam. Mereka kehilangan salah seorang anggota mereka.

ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang