Dalam hal mengadakan pesta, penduduk Espion cukup luar biasa. Tepatnya di rumah keluarga Bald, keluarga Caleb, pesta akan diadakan. Geya dan Leri datang terlebih dahulu ke rumah keluarga Bald, membantu mempersiapkan segalanya. Apalagi jika bukan Geya yang dijadikan sebagai juru masak kue kesukaan para anak muda di Espion. Beberapa lampu gantung berukuran kecil dipasang di pepohonan dan atap teras rumah. Menjelang malam, lampu itu akan dinyalakan dan menghasilkan cahaya berwarna-warni.
Para pemuda seperti Toby, Diktan, Archer dan Hansel sibuk merapikan pekarangan untuk dijadikan tempat pesta. Pesta baru akan diadakan pukul 7 malam nanti, sementara sekarang baru jam 9 pagi.
Caleb duduk di kursi santai meneguk soda sementara yang lain sibuk menata tempat untuk pesta. Toby menjadikan pekerjaan mereka menjadi lebih menyenangkan. Beberapa kali dia melempar balon yang sudah ditiup dengan penuh gaya layaknya pelempar baseball. Belum lagi bagaimana ulah Diktan dan Archer ketika meniup balon. Mereka membuat suara unik dari udara di balon.
Sebelum pesta dimulai mereka sudah terlihat begitu bersenang-senang. Gelak tawa terdengar hingga ke dapur rumah keluarga Bald.
Leri mengintip tingkah konyol para manusia serigala itu melalui jendela dapur."Apa mereka selalu bersenang-senang seperti itu?" bisiknya ketika mereka sibuk membuat adonan kue bersama nyonya Bald yang sibuk membuat makanan utama.
"Mereka selalu memiliki cara untuk bersenang-senang," balas Geya. Di mana Evans?
"Oh dia sedang di bengkel bersama Qian."
Geya tidak menyahut hanya memberikan senyuman yang dirasa Leri aneh.
Di Rooen, Qian dan Evans sedang di bengkel keluarga Pranata. Qian sedang ingin belajar otomotif dari Evans langsung. Semenjak kematian Harry, Evans memang lebih banyak menghabiskan waktunya di bengkel jika sedang tidak menjadi serigala atau sedang bersama Leri. Karena sejak itu bengkel menjadi tanggung jawab Evans penuh sebagai putra tunggal Harry. Evans tidak sendiri ada pegawai Harry yang juga mengurus bengkel. Sesekali Bill juga membantu di bengkel.
"Kamu cukup lama mengenal Leri?" Tanya Qian ketika membantu Evans memperbaiki sebuah motor.
"Sejak dia pindah ke sini."
"Apa kalian berpacaran?" Lanjutnya.
"Seperti yang kamu lihat."
"Apa yang kamu sukai dari Leri? Dia kasar, acuh serta dingin."
Mendengar pertanyaan Qian, seketika Evans berdiri dan memandang adik dari kekasihnya itu. "Dia adalah kakakmu, dia memang seperti yang kamu katakan, tapi tidak seburuk itu. Dia memiliki pesonanya sendiri, jawab Evans sambil tersenyum.
Qian ikut berdiri menepuk pundak Evans, "Sepertinya kamu benar-benar jatuh cinta pada Leri."
Berhati-hatilah Leri tidak sejinak yang kamu pikirkan. Qian memperingatkan.
Senyum masih belum bisa lepas dari wajah Evans. Dia tahu siapa yang lebih buas di sini, percayalah.
Apa aku harus mengganti gusi motor ini? Tanya Qian, menunjukkan benda kecil berwarna putih.
Evans memberikan jawaban berupa anggukkan yang berarti Qian harus melakukannya. Mereka bergegas. Ada pesta yang harus mereka hadiri pukul 7 nanti. Selain itu, Qian juga harus menemui seseorang terlebih dahulu. Seorang yang spesial mungkin. Sementara Evans harus menjemput Leri. Leri memang sudah ada di rumah keluarga Bald untuk membantu membuat hidangan tapi sebelum pukul 2 gadis itu akan pulang. Dia harus bersiap untuk menghadiri pesta nanti malam.
Kamu akan datang ke pesta? Tanya Evans pada Qian.
Tentu saja, ini pesta pertamaku sejak aku di sini, aku sangat antusias, ujar Qian penuh dengan keantusiasaan yang penuh. Dan Evans dapat melihat itu dengan sangat jelas. Ada seseorang yang akan aku ajak ke pesta, ceritanya tanpa perlu Evans bertanya.
Seorang gadis?
Iya.
Evans pernah dengar istilah puberitas yang dialami remaja pada umumnya, dan tampaknya itu sedang terjadi pada Qian. Bagi para manusia serigala, puberitas berarti rasa sakit yang teramat pada tubuh serta pikiran karena harus menjadi serigala untuk pertama kali. Tidak heran jika pertama kalinya menjadi serigala, para manusia serigala sering tidak dapat mengendalikan dirinya.
****Sebelum pukul 7 malam, para penduduk sudah banyak berdatangan ke tempat pesta. Diktan dan yang lain berhasil mengubah halaman belakang rumah keluarga Bald menjadi tempat pesta yang menarik. Bersama warga Espion lainnya, Leri datang dengan Evans. Dia segera menyusul Geya yang ditinggal sore tadi. Geya sendiri masih sibuk berkutik dengan kue-kue yang dia buat.
"Kamu tidak perlu ke sini, semuanya sudah selesai," ungkap Geya melihat kehadiran Leri.
"Aku ingin tahu, apa kamu masih butuh bantuan atau tidak."
"Baiklah, kamu bisa menemaniku di sini hingga semuanya selesai dan ikut membawanya keluar."
Setelah diizinkan Geya, Leri duduk tidak jauh dari tempat Geya menata kue buatannya. Meski tidak tahu namanya walau sudah diberitahu Geya pagi tadi, tapi kue buatan gadis itu selalu terlihat enak. Dan Leri yakin jika rasanya pun juga tidak kalah enak.
Tidak beberapa lama, sosok perempuan cantik bergaun merah muncul, Nats. Leri berpikir jika penampilan Nats terlalu berlebihan untuk ukuran pesta desa. Tampaknya Geya juga berpikiran sama, nyatanya Geya hampir terpanah beberapa saat menyaksikan kehadiran Nats.
"Sangat sulit mengenakan wedges," keluh Nats menarik tinggi gaunnya agar dia bisa berjalan.
Geya dan Leri tidak berkomentar, mereka hanya menatap lurus pada Nats, namun tidak lama karena perhatian Geya segera kembali ke kue buatannya.
"Sudah kuduga kalian ada di sini," lanjut Nats.
"Untuk apa kamu ke sini?" Leri masih menatap lurus ke arah Nats. Menatap gaun merah menyala milik Nats. Rambutnya dikuncir ke samping membuat rahangnya terlihat tirus. Nats sebenarnya cukup cantik. Hanya saja cara gadis itu bicara dan apa yang dikatakan membuat kecantikannya tidak terpancar.
"Tidak banyak anak perempuan di luar," keluh Nats. Leri juga merasa di Espion perbandingan antara anak laki-laki dan perempuan sangat tidak berimbang.
"Teman kencanmu?"
"Dia akan segera datang," jawab Nats memilih duduk di dekat Leri. Di atas meja kosong dekat Geya menyiapkan makanan pesta.
"Kalian tidak datang bersama?"
"Tidak." Nats segera menyambar kue kering buatan Geya namun kena pukul Geya. Meski mereka tampaknya sudah saling mengenal cukup lama, tapi mereka jarang sekali terlihat akur. Leri pun merasa jika Geya lebih manis dan lembut pada dirinya dibanding dengan Nats.
"Semuanya sudah selesai, sebaiknya kita keluar." Geya memberi saran pada kedua gadis di depannya.
"Iya, sebaiknya aku keluar, Daniel pasti sudah datang."
Nats segera berhambur keluar dari dapur. Diikuti Leri dan Geya di belakang, sibuk dengan kue yang mereka bawa.
Daniel, seru Nats mendadak wajahnya berupa pada sosok laki-laki yang berdiri sendiri.
Nats segera menghampiri sosok laki-laki bertubuh tinggi itu. Postur tubuhnya mirip dengan seorang pemain basket. Wajahnya juga cukup lumayan tampan sebenarnya ketika dia tersenyum ketika melihat kehadiran Nats. Leri sempat bertanya dalam hati, untuk apa Nats menunggu Caleb sementara dia bisa mendapatkan pria yang lebih baik. Tampaknya Leri sama sekali tidak mengerti dengan apa yang ada di pikiran Nats atau lebih tepatnya di hati Nats.
Tidak hanya Leri, sosok pria yang bersama Nats juga berhasil menarik perhatian Caleb. Caleb ikut memperhatikan Nats dan Daniel tapi tidak berkomentar apapun dengan tatapan datar dan tidak terbaca. Seperti seorang yang cemburu namun juga tidak.
"Ayo," ucap Geya membuyarkan lamunan Leri mengenai sosok Daniel. Sementara Leri sempat sedikit terpanah, Geya terlihat lebih antusias pada pestanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow
WerewolfSekumpulan mahluk mistis yang dianggap tidak ada ternyata memantau kehidupan manusia dari jauh. Sebagian dari mereka menjadi pelindung manusia, sebagian lainnya memburu manusia layaknya mangsa. Seorang gadis bernama Lerina menjadi saksi perburuan s...