Awal bulan Juli, rembulan bersinar dengan begitu terang. Awan gelap seperti sebelumnya telah menyingkir secara perlahan. Membuat semua kegiatan dapat dilihat dengan jelas. Mereka yang hidup dibawah bayang-bayang cahaya bulan harus lebih waspada. Namun mereka yang tidak tahu mengenai rahasia yang tersimpan di bawah bulan harus berjalan dengan lebih cepat. Karena mereka tidak tahu apa yang akan menerkam di bawah cahaya bulan yang tampaknya tenang. Cahaya bulan seakan menjadi saksi perburuan demi perburuan yang terjadi di bawahnya. Tumpahan demi tumpahan yang memenuhi dunia.
Para manusia dari klan Wara berkumpul di pondok Geya. Tempat mereka menyimpan rahasia kelam mengenai apa yang mengalir di darah mereka. Ada suatu hal penting yang harus mereka bicarakan malam itu. Para tetua juga diikutkan untuk berkumpul. Andy secara terpaksa menyampaikan perjanjian baru yang dia buat bersama pemimpin klan Hitam sore tadi.
"Apa kau gila?" Bentak Diktan sambil memukul meja di depannya. Membuat Geya satu-satunya gadis disana meloncat terkejut.
"Perjanjian dengan klan hitam bukanlah perjanjian yang main-main," sahut seorang pria tua. Evans berdiri tidak jauh dari tempat para tetua duduk. Menyandarkan tubuhnya ke dinding pondokan. "Perjanjian itu harus kita pikir secara matang-matang."
"Aku tidak ingin Espion mendapat masalah," ucap Andy.
"Andy benar, aku dengar para anggota klan Hitam berencana menyerang kita seperti yang kita lakukan pada mereka, membuat perjanjian baru dengan mereka akan mengurangi kemungkinan mereka menyerang kita," ucap tetua lainnya.
"Apa tujuan mereka minta bisa memasuki wilayah kita?"
Evans tahu apa keinginan Nathan. Selalu ada alasan mengapa Leri bisa bertahan hidup di kastil Hitam. Dia bahkan tidak terluka sedikit pun serta mendapat makanan yang cukup. Tapi Evans tidak berencana memberitahu tujuan dibalik keinginan Nathan membuat perjanjian. Dengan mengatakannya, berarti mengiyakan sangkaan Evans terhadap Nathan.
"Entahlah, mungkin mereka ingin memperluas daerah buruan," sahut Billy.
"Apa membuat perjanjian baru merupakan keputusan yang baik?"
"Kita tidak tahu sampai kita melihat apa yang akan terjadi."
Semua anggota terdiam. Mungkin jika Hary masih hidup dia akan memberikan nasihat secara bijaksana. Perginya Hary membuat para anggota klan seakan kehilangan arah mereka. Beberapa orang bahkan menganggap Andy belum cukup pantas untuk memimpin, namun mereka memilih untuk diam. Para tetua sendiri yang meminta Andy untuk menjadi pemimpin klan hingga Evans siap nanti.
Kepemimpinan Andy mungkin dapat membuat para anggota klan terpecah belah. Sementara mereka tidak memiliki pilihan yang lain. Sebuah pandangan ditujukan Caleb pada Evans. Entah apa maksud dari tatapan itu. Mungkin sedikit pemberontakan dari otak kecil Caleb. Archer ikut memandang Evans dengan sorot mata yang sama.
"Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" Tanya Toby.
"Kita hanya perlu melakukan pengawasan terhadap wilayah kita seperti biasanya."
"Apa kita tidak menambah waktunya?"
Billy dan seorang pria tua bernama Brigold saling bertatapan. Mencium aroma keraguan diantara para serigala muda. Tidak ada penentangan secara langsung, tapi masing-masing mereka saling menyimpan pemikiran mereka. Sejujurnya, Evans bisa saja menjadi pemimpin klan Wara, hanya saja dia belum siap menggantikan sang ayah. Tidak ada yang tahu jika keadaan klan Wara bisa dipenuhi oleh berbagai pertentangan dari dalam. Klan yang selama ini dikenal sebagai klan yang rukun dan bijak.
Caleb beranjak dari tempat duduknya, diikuti dengan gerakan membuka kaos. Secara tidak sopan, dia meninggalkan tempat diskusi dan berlari ke hutan. "Caleb!" Panggil Billy, hanya Billy yang memanggil Caleb sementara yang lain hanya diam.
Toby Mehwa melakukan hal yang serupa. "Aku akan keluar mencari udara segar," ujar Toby. Pria itupun segera membuka kaos dan berjalan ke arah luar. Untuk kedua kalinya, Billy memanggil Toby dan memperingatkan anak itu agar kembali ke tempatnya. Tapi Toby sama sekali tidak mendengarkan ucapan sang ayah.
Ada sedikit semburat kecewa di wajah Andy, tidak ada yang mau mendengarnya. Evans maupun Geya melihat dengan jelas bagaimana kekecewaan itu terpancar. Jika Hary masih hidup mungkin dia akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Andy. Segalanya harus dilakukan untuk menjaga Espion dan klan Wara tetap tenang.
Geya mendekat ke arah Andy, menyentuh lengannya dengan lembut. Seakab sedang mengatakan jika Andy sudah melakukan keputusan yang tepat. Para tetua juga setuju dengan keputusan Andy. Meski mereka tetap merasa ketakutan.
*****
Sudah lama Leri dan adiknya Qian memiliki jarak yang tidak kasat mata. Keputusan Qian hidup bersama sang ayah menjadi alasannya. Qian hanya bersikap realitas, bahwa ayahnya cukup mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dibanding Mitha. Menghidupi dua anak sekaligus seorang diri akan membuat Mitha merasa kesulitan. Qian memutuskan untuk hidup bersama kakak dan ibunya setelah menyadari jika tidak ada yang menjaga mereka. Ibu dan kakaknya, hanya dua orang gadis yang hidup sendirian, di sebuah tempat kecil dan sepi. Beberapa barang sedang dirapikan di kamar barunya. Kamar yang berhadapan tepat dengan kamar Leri di lantai dua. Mitha secara tiba-tiba muncul dari balik pintu, memeriksa kegiatan sang anak bungsu."Kau yakin akan tinggal disini?" Tanya Mitha sambil bersandar di pintu.
"Iya, aku sudah mengurus surat kepindahan."
"Disini sangat jauh berbeda dengan tempatmu sebelumnya." Mitha mendekat ke arah Qian, membantunya menata beberapa pakaian dari dalam koper berukuran besar.
"Aku akan ikut membantu menjaga tokomu, siapa tahu aku bisa mendapatkan teman kencan seperti Leri," canda Qian.
"Dia kakakmu." Mitha memukul perut Qian. "Fokus saja pada sekolahmu."
"Berapa lama Leri dan pria itu bersama?"
"Evans?"
"Entahlah pria yang menaiki mobil pick merah dan sering datang kemari."
"Namanya Evans, dia tetangga kita." Mitha memberitahu Qian.
"Lalu, sudah berapa lama mereka bersama?"
"Ibu tidak tahu, Leri tidak pernah cerita soal kehidupan pribadinya pada ibu, dari yang aku tahu Leri berteman dengan Evans dan beberapa anak Espion juga."
Qian menghentikan kegiatannya dan kemudian menatap sang ibu. "Mereka pacaran ma, Leri dan pria bernama Evans itu."
"Bagaimana kau tahu?"
"Apa setiap tetangga datang berkunjung setiap hari?"
"Ayah Evans baru meninggal beberapa hari yang lalu, mungkin mereka sedang melakukan hal untuk membuat Evans agar tidak sedih lagi."
"Kenapa kau begitu yakin jika mereka tidak berkencan?" Tanya Qian menantang sang ibu.
"Karena itu tidak seperti Leri yang aku kenal."
"Leri yang aku kenal juga tidak memiliki teman," balas Qian membuat sang ibu harus memutar otak.
Menghadapi seorang anak perempuan yang suka memberontak bukanlah pekerjaan yang mudah, kini beban Mitha harus bertambah dengan datangnya Qian. Dia sama sekali tidak bisa menolak Qian, lagi pula Qian tidak pernah membuat masalah seperti Leri. Hanya saja beban hidup mereka akan bertambah. Hendra, mantan suami Mitha berjanji akan memberikan uang sendiri pada Qian jika Mitha terlalu banyak beban. Mitha harus menerima segala bentuk bantuan dari Hendra karena merawat dua anak berusia remaja benar-benar membutuhkan dana yang besar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow
WerewolfSekumpulan mahluk mistis yang dianggap tidak ada ternyata memantau kehidupan manusia dari jauh. Sebagian dari mereka menjadi pelindung manusia, sebagian lainnya memburu manusia layaknya mangsa. Seorang gadis bernama Lerina menjadi saksi perburuan s...