Shadow 34

132 22 0
                                    

Nathan tidak sendiri, dia sadar jika dia juga sedang diintai. Tidak ada protes darinya, karena dia telah membuat sosok yang mengintai terluka. Evans berada tidak jauh dari tempat Nathan bersembunyi dalam wujud serigala. Dia bisa merasakan jika Evans telah berubah, bukan Evans yang sama dengan Evans yang telah datang sendirian ke wilayah klan Hitam beberapa waktu lalu. Nathan bisa merasakan jika kekuatan Evans telah bertambah berkali-kali lipat dan menjadi lebih kuat dari manusia serigala lainnya. Namun tampaknya, hanya Nathan dan Evans yang menyadari hal itu.

Nathan terpaksa harus segera pergi. Para serigala dari klan Wara sudah mulai berdatangan. Sebelum pergi, Nathan dan Evans saling bertatapan. Diam dalam kebisuan mereka. Evans sangat tidak suka Nathan mengawasi Leri, tapi pria itu juga tidak ada pilihan lain karena perjanjian telah dibuat. Mungkin itu alasan sebenarnya kenapa Nathan meminta perjanjian mereka diubah.

Setelah Nathan menghilang, Leri muncul dari balik jendela, menyaksikan sosok serigala di bawah bayang-bayang bulan. Bersembunyi tanpa mengeluarkan raungan. Leri segera sadar jika Evans yang berada di dekatnya. Sementara jika Nathan, dia tidak tahu sama sekali mengenai keberadaannya. Serigala itu kemudian berlari ketika saling bertatapan dengan Leri. Kembali masuk ke dalam hutan. Raungan serigala mulai terdengar. Saling bersahutan seakan sedang saling berkomunikasi.

Evans tidak sendiri. Ada setidaknya enam serigala yang bergabung dengannya. Meski dua lainnya memang sengaja mengikuti Evans. Dengan sengaja pula, Caleb dan Archer telah hanya terhubung dengan Evans. Tapi Evans tetap memilih bergerombol bersama Andy dan yang lain. Toby juga telah kembali bergabung, meski secara tidak sengaja dia telah hanya terhubung pada Evans bukan lagi dengan Andy.

Hubungan Caleb, Archer dan Andy sudah lebih baik meski Caleb dan Archer tetap menginginkan Evans menjadi pemimpin mereka. Mereka terus berjalan memasuki hutan yang lebih gelap. Menjadi bayang-bayang terkelam yang dimiliki hutan Espion. Evans meraung, begitu keras dan lantang, diikuti yang lain. Membuat burung-burung beterbangan. Mereka kembali berlari menyusuri hutan tanpa merasa dingin. Perintah diberikan Andy pada anggota lainnya, mengarahkan mereka agar di jalur yang sama.

Berada di tempat yang lebih hangat, Leri masih berkutat dengan tugas sekolahnya ketika mendengar pintu rumah depan diketuk. Dia tidak menghiraukannya, hanya terdengar suara sang Ibu membuka pintu. Seorang pria dengan kemeja kotak berlengan seprempat tengah berdiri di depan rumah Mitha. Tersenyum pada wanita itu.

"Oh Bill kamu sudah datang," ucap Mitha.

"Kamu sudah siap?"

"Iya, aku akan bilang ke Leri dan Qian dahulu."

"Baiklah, aku akan menunggu."

Mitha berjalan ke arah tangga. Berdiri memandang lantai atas sambil berpegang di pegangan tangga. "Leri, Qian, Ibu keluar dulu, sebelum jam 11 Ibu akan pulang," teriak Mitha pada kedua anaknya.

Hanya Qian yang menjawab dengan mengiyakan, sementara Leri diam tidak menjawab. Meski dia mendengar sang Ibu berpamitan. Hanya saja dia belum menemukan jawaban kenapa dia harus menyahut perkataan sang Ibu. Atau lebih tepatnya, kenapa dia harus suka hubungan Ibunya dan Bill?

Mitha segera kembali menemui Bill untuk keluar bersama tetangga barunya. Mitha dan Bill sudah cukup lama mengenal. Mungkin sejak Mitha pertama kali pindah ke Espion.
Tidak lama setelah terdengar suara pintu rumah tertutup, terdengar juga suara mobil yang mulai melaju keluar dari jalanan depan rumah Leri. Menjauh secara perlahan, membawa pergi kedua penumpangnya.

Leri menatap pemandangan di luar melalui jendela. Udara semakin dingin, tapi dia tidak berniat untuk menutup jendela. Dia mulai terbiasa dengan semua yang ada di sekitarnya, termasuk udara dingin itu. Baginya semua terlihat tenang dan kelam. Dia memandang bintang, membentuk pola menggunakan jarinya. Merangkai tiap bintang dan menjajarkannya menggunakan garis tak kasat mata. Dia telah menikmatinya, kehidupan Espion yang berbeda jauh dari kehidupan sebelumnya. Meski dengan kesalahan yang harus dibayar dengan nyawa seseorang.

Leri terus memandangi langit hingga tidak sadar jika malam sudah cukup larut. Tidak sadar jika ada yang mendekat. Berjalan perlahan di bawah jendela.

"Kamu tidak tidur?" tanya Evans telah kembali dari perburuannya.

"Kamu sudah kembali, balas Leri sambil menampilkan senyum terbaiknya. Mungkin karena itu juga Evans jatuh cinta pada sosok gadis itu.

"Iya, minggir aku akan ke sana."

Leri segera menjauh dari jendela. Dalam dua kali lompatan, Evans telah masuk ke kamar Leri. Menyaksikan betapa kamar gadis itu berantakan. Buku-buku berserakan di manapun. Remahan makanan ringan hingga kaos kaki yang diletakkan sembarangan. Leri tidak merasa risih ketika Evans harus melihatnya.

"Udara di luar dingin, kamu harus menutup jendela." Evans segera menutup jendela kamar Leri. Kemudian berbalik menghadap gadis itu, menatapnya sambil menyusuri wajah gadis itu menggunakan tangan. "Kamu sendirian di rumah?"

"Ada Qian di kamarnya."

"Ibumu?"

"Keluar dengan Bill."

"Bagaimana dengan tugas sekolahmu?" Tanya Evans seolah dia adalah sosok yang harus memeriksa semua hal mengenai Leri. Leri sendiri tidak keberatan dengan apa yang dilakukan Evans, karena Evans bisa menjadi sosok pengganti ayah untuk Leri sekaligus pacar, teman, sahabat dan segalanya.

"Sudah selesai."

Tanpa aba-aba, Evans memeluk Leri, membawanya dalam dekapan. Dia rindu, pada sang ayah, tapi hanya Leri yang dia miliki. Leri membalas pelukan Evans. Menepuk pundakmya secara perlahan.

"Hari ini begitu melelahkan."

"Kamu bisa beristirahat kapanpun kamu mau."

Evans kembali memandang wajah gadis di depannya. "Bolehkah aku istirahat di sini sebentar?" Pintanya.

Leri mengangguk, mengizinkan Evans beristirahat di kamar gadis itu.

"Bangunkan aku ketika Ibumu kembali."

"Baiklah."

Evans segera menuju tempat tidur dan berbaring di sana. Sementara Leri duduk di kursi belajar. Memandangi Evans yang mulai memejamkan mata. Tidak banyak waktu sebelum sang ibu pulang. Mungkin hanya satu jam. Dari wajahnya, Evans terlihat begitu kelelahan. Mungkin karena perburuan yang baru saja dia lakukan. Atau beberapa hal yang belakang telah terjadi. Termasuk kematian sang Ayah dan pertarungan yang diakibatkan olehnya.

ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang