Shadow-29

176 24 0
                                    

Di dunia ini tidak ada yang sepenuhnya benar dan salah. Sebagian besar orang berdiri di atas keteguhan dan kepercayaan hati mereka masing-masing. Ada yang berubah dari diri Leri, sejak Evans secara paksa masuk ke dalam kehidupannya. Hidupnya yang dulu berkutat pada keyakinannya sendiri, berubah. Evans lah yang telah mengubahnya. Memaksa Leri untuk melihat dunia lebih dari sekadar yang ingin dia lihat.

"Leri!" Seseorang meneriakkan namanya dari arah belakang. Orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Mia, teman barunya. Leri menoleh mencari keberadaan sang pemanggil. Tapi tidak lama, Mia segera menghampiri Leri.

"Kau akan pulang?"

"Iya, bagaimana denganmu?"

"Aku juga akan pulang bersama Ryan, kau pulang dengan siapa?"

"Evans, pacarku."

"Wow." Mia tersenyum seakan menggoda Leri. "Pria yang sering menjemputmu bukan?"

"Iya."

Tidak lama, Ryan hadir di tengah mereka. Mengendarai motor bebek berwarna hitam. "Kau juga belum pulang?" Tanya Ryan yang lebih tertuju pada Leri.

"Dia menunggu dijemput." Mia yang menjawab.

"Siapa yang menjemputmu?"

"Evans."

"Mana orangnya?"

"Belum datang mungkin masih dalam perjalanan."

"Kalau begitu kami bisa menemanimu sampai Evans menjemputmu."
Mia segera melingkarkan tangannya pada Leri. Mereka memang sudah akrab sejak beberapa hari terakhir, sejak mereka cukup sering berbincang dan menghabiskan waktu makan siang bersama. Namun Leri tampaknya masih mencoba menjaga jarak dari kedua teman barunya. Tidak ingin terluka lagi seperti yang pernah dia alami.

Evans datang beberapa saat kemudian. Tanpa diberi tanda Leri segera tahu jika itu adalah Evans. Pacarku sudah datang, aku pulang dulu ya, pamit Leri pada Mia dan Ryan.

"Oh baiklah, hati-hati," Mia segera melepas tangannya dari lengan Leri, melambai pada gadis itu.

"Kalian juga."

Leri sempat tersenyum sebelum mulai pergi dari Mia dan Ryan. Evans sendiri melihat salam perpisahan Leri bersama teman-temannya dari kaca spion. Pintu mobil segera terbuka dan Leri masuk ke dalamnya.

"Itu teman-temanmu?"

"Iya."

"Mereka terlihat baik."

Leri melihat ke arah belakang, tempat Ryan dan Mia berdiri. Mereka hampir pergi, dengan Mia yang membonceng di belakang. "Apa mereka manusia serigala?" Tanya Leri dengan begitu polos. Evans tidak bisa menyembunyikan tawanya. Kehadiran manusia serigala untuk Leri tampaknya membuat gadis itu menjadi lebih waspada terhadap orang-orang baru di sekitarnya. Mengetahui jika Evans tertawa di belakangnya, Leri segera memukul pundak pria itu.

"Hanya karena di Rooen banyak manusia serigala, bukan berarti semua orang adalah manusia serigala."

"Aku hanya bertanya," balas Leri mencemberutkan wajahnya.

"Iya, iya."

Evan menarik pipi Leri sebelah kanan karena merasa gemas, membuatnya kembali harus menerima pukulan kecil dari gadis di sampingnya.

"Kemana kita akan pergi?" Tanya Evans bersiap mengemudi.

"Tentu saja pulang ke rumah."

"Kau hanya ingin di rumah?"

"Ke pondokan Geya sepertinya ide yang menarik," ujar Leri meski Evans sama sekali tidak mengajukan ide itu. Di tempat Geya, Leri selalu di terima dengan lapang hati. "Aku memiliki tempat yang lebih menarik untuk di kunjungi sebenarnya," ujar Evans membuat Leri sedikit cemas.

ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang