Shadow -39

116 21 0
                                    

Kabar kematian Sandra segera diketahui oleh Antoni, manusia serigala murni generasi ke tujuh. Masalahnya, Sandra adalah cucu yang paling disayang. Bisa dibayangkan betapa hancurnya perasaan Antoni. Dia kehilangan cucu kesayangannya secara sia-sia karena cinta pada seorang manusia.

Di bawah purnama, Antoni bersembunyi di dalam bayang-bayang gelap kastil. Purnama sama sekali tidak bisa mempengaruhinya. Tidak ada manusia serigala yang bisa mengendalikan dirinya sebaik Antoni.

Di terangi cahaya bulan pula, Antoni memandang ke luar. Tubuhnya tegap dan tinggi. Meski sudah berusia ratusan tahun, tapi pria itu tetap terlihat gagah. Di belakangnya, ada Nathan. Berdiri tegak menghadap sang kakek. Sudah puluhan tahun sejak terakhir dia ikut campur masalah manusia serigala dan memilih hidup di hutan yang tidak terjangkau. Namun kini dia harus kembali ke kastil klan Hitam ketika mengetahui sang cucu kesayangan harus meninggal.

"Siapa manusia itu yang membuat Sandra dan dirimu seperti ini?" tanya Antoni. Nathan tahu, dia tidak akan pernah bisa menyembunyikan apapun dari sang kakek.

"Putra putri keluarga Reys."

Di bawah pantulan sinar bulan, mata Antoni berubah, berubah menjadi sangat kelam.

"Mereka ada di bawah pengawasan klan Wara."

"Apa mereka juga yang membuat para serigala dari klan Wara menyerang kastil kita?" Tanya Antoni dengan sangat tajam. Membalikkan tubuhnya menatap  Nathan.

"Iya."

Nathan tidak lagi bisa berkata-kata. Semua hal telah diketahui Antoni. Mungkin sejak saat itu Leri tidak lagi aman, bahkan meski dia dalam pengawasan klan Wara. Masalahnya, klan Wara bukanlah klan terhebat walau pemimpin mereka Evans sempat menunjukkan tanda-tanda kesempurnaan dalam menjadi sosok manusia serigala.

"Apa kamu akan menyakiti mereka?" Tanya Nathan yang lebih mirip dengan permohonan. Dia memang terluka, tidak hanya karena tidak bisa bersama Leri namun juga karena kematian Sandra.

"Jangan menjadi lemah, kamu adalah pemimpin di sini," balas Antoni dengan suara lantang dan tegas.

Ya Nathan memang seorang pemimpin, tapi sejak kedatangan gadis bernama Claudia Lerina Reys, dia telah beubah menjadi sosok yang lemah.

Sangat sulit untuk bicara dengan Antoni, karena pria itu sangat menjauhi yang namanya berurusan dengan manusia, atau pun yang bisa membuat dia lemah seperti Nathan. Untuk Nathan sendiri sudah tidak tahu harus berbuat apa-apa, kehilangan Sandra sudah cukup menyakitkan ditambah jika dia harus kehilangan Leri maka dia akan benar-benar menderita.

Mata Antoni masih menajam, tertuju tepat ke arah cucu laki-laki nya itu. Dia tahu seberapa lemah Nathan saat ini. Tapi kemarahan sudah terlanjur memuncak di dirinya. Antoni berbalik arah. Kembali menatap cahaya rembulan.

"Aku akan mengurus semuanya," ujar Antoni mengakhiri perbincangan kecil mereka setelah beberapa tahun tidak bertemu. Bukan pertemuan menyenangkan layaknya kakek dan cucu yang sudah tidak bertemu dalam waktu yang lama. Bukan watak Antoni juga untuk bersikap lembut meski dia sangat menyayangi cucu-cucunya. Hidup sendiri menjadi manusia serigala dan jauh dari peradaban manusia membuat laki-laki itu mulai kehilangan nalurinya sebagai manusia.

Dia tidak pernah menganggap jika dirinya adalah manusia, meski memiliki wujud manusia. Mungkin karena itu pula Antoni lebih suka menghabiskan waktu menjadi serigala dan kehilangan nalurinya sebagai manusia.

Tatap matanya masih tajam, ada rencana yang sudah dia siapkan. Entah itu membuat Leri celaka atau yang lainnya. Antoni sudah punya rencana dan apapun rencananya itu pasti buruk untuk Leri maupun keluarga Reys yang lain.

Nathan membelakangi kakeknya. Keluar dari ruangan kosong di salah satu kastil. Ruangan itu merupakan ruangan tertingi di kastil hingga di sana mereka bisa menatap purnama dengan begitu jelas.

Nathan memang telah sangat disakiti oleh Leri. Tapi bagaimanapun juga dia tidak ingin melihat Leri terluka. Tepat tengah siang, Nathan menemui Leri di sekolahnya. Tempat di mana mereka mungkin terbebas dari penglihatan Evans. Setelah sekian lama selalu mengawasi dan mengintai keberadaan Leri, pria itu akhirnya menampakkan dirinya.

Di hutan belakang sekolah mereka bertemu. Bagi Leri sendiri, Nathan bukanlah ancaman. Jika dia ingin melukai Leri maka sudah dilakukan sejak lama. Sejak ketika dia dibawa ke kastil mungkin.

Ada yang berbeda dari Nathan hari itu. Dia terlihat begitu tidak bersemangat dengan tatapan mata sayu. Jika biasanya dia selalu menatap Leri dengan tatapan senyum yang disembunyikan maka berbeda dengan hari ini.

"Ada apa?" Telisik Leri.

"Sandra meninggal."

Ada gurat kesedihan dalam mata Nathan. Leri bisa merasakanya. Di juga merasa jika Nathan sangat membencinya saat itu.

"Maafkan aku," ujarnya ikut bersimpati pada kehilangan yang dirasa oleh Nathan.

Nathan tertawa namun terdengar kecut. "Kenapa kamu meminta maaf?"

"Aku yakin ada hubungannya denganku, jika tidak kamu tidak akan menemuiku."

Suasana mendadak hening. Mereka sama diam, saling menatap mata satu sama lain.

"Aku ke sini untuk memperingatkanmu, terutama Qian," ujar Nathan. Dia sudah berniat mengakhiri percakapan kecil mereka karena tidak sanggup lagi melihat Leri. Satu hal yang Leri tangkap dari perkataan Nathan adalah adanya babak baru permasalahnya dengan para manusia serigala dan kali ini melibatkan Qian. Jika ada kaitannya dengan kematian Sandra maka bukan suatu hal yang bisa dianggap remeh. Mungkin juga cukup mengancam dirinya dan Qian hingga Nathan datang sendiri untuk memperingatkan.

"Nathan," panggil Leri ketika Nathan sudah hendak pergi. "Aku tahu kamu tidak baik-baik saja, tapi aku akan ada jika kamu membutuhkanku," ucapnya. Leri sendiri tidak yakin jenis bantuan apa yang bisa dia berikan untuk Nathan. Dia juga tidak tahu mengapa mengatakan hal itu pada Nathan. Sementara Nathan tahu alasannya. Tanpa Leri sadar, dia sudah terikat dengam Nathan meski masih sangat lemah. Dan tentunya tidak sekuat dengan Evans jika dibandingkan.

"Kamu bisa memelukku, jika kamu memang ingin membantu," balas Nathan yang sebenarnya tidak terlalu berharap akan dipeluk Leri.

Leri mulai mendekat dan memeluk Nathan.

"Aku hanya bisa melakukan ini untukmu," ujar Leri yang semakin membuat Nathan tidak ingin Leri terluka oleh siapapun termasuk oleh kakeknya sendiri.

"Aku tahu."

Nathan kembali menatap wajah Leri, memandangnya lekat-lekat, tidak tahu kapan lagi dia bisa melihat Leri. Bukan berarti dia mengharapkan hal buruk akan terjadi pada gadis itu. Malahan Nathan berharap sebaliknya. Tidak akan ada yang terjadi pada Leri.

"Jaga dirimu baik-baik," ucap Nathan.

ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang