Kyungsoo melihat jam dinding yang terpasang di dinding atas pintu dapur, lalu menatap Kai kembali dan menghela nafas.
jika kekasihnya ini mengingat sesuatu yang membuat dirinya resah akan susah saat ditinggalkan olehnya, karena Kyungsoo tahu jika Kai saat ini sangat membutuhkan dirinya.
"Kai, sudah berapa kali aku katakan jika itu semua bukan salahmu sepenuhnya, jangan menyalahkan diri sendiri Kai bagaimanapun juga 'Dia' akan sedih melihat kau merasakan rasa bersalah selama hidupmu padahal itu semua bukan salahmu" Ujar Kyungsoo Lembut
Kai menunduk kembali merasakan sesak yang tak dapat ia hindari selama ini, perasaan sesak berbeda dari perasaan lain yang membuatnya saat ini ingin menangis karena tak bisa menahan rasa sesak itu.
Flashback
Seoul.12.2.2014
disiang yang terik ini terlihat seorang namja remaja tengah berjalan dengan santai sembari menikmati angin yang menerpa kulitnya hingga membuat senyuman dibibir terbingkai.
satu tangan ia masukkan disaku jaketnya dan satu tangannya lagi tengah menenteng sebuah keresek sedang bewarna hitam.
saat sampai di perkomplekan ia memasuki rumah yang cukup besar dan megah, senyuman lebar terpampang jelas diwajahnya membuat penjaga di gerbang rumahnya ikut tersenyum.
Namja remaja tampan berkulit tan itu adalah Jongin, dengan cepat melangkah ia membuka knop pintu rumahnya, tetapi saat ia sedikit membukanya ia mendengar suara teriakan juga tangisan laki laki.
Jongin membulatkan matanya dan segera membuka pintu utama lebar lebar dan segera berlari kearah suara ribut itu.
"Ayah !" teriak Jongin kerap dipanggil Kai
saat ia melihat ayah nya mencambuk namja yang tersungkur dilantai dan menangis histeris, saat sang ayah mendengar suara anak sulungnya ia menghentikan cambukannya.
Kai menghampiri laki laki kecil itu dan segera memeluknya erat, bahkan Kai masih bisa merasakan ketakutakan yang luar biasa pada namja kecil ini.
"Minggir Kai" desis sang ayah
"sebaiknya kau lampiaskan amarahmu padaku, jangan pada adikku" ujar Kai dingin
Kai melihat sosok yeoja paruh baya namun masih cantik itu menangis sesenggukan dibelakang sang ayah, iya itu ibunya yang sedang menangis namun tak bisa melakukan apapun.
"Kau ingin melindungi adikmu yang punya penyakit keterbelakangan mental Kai ?" ejek sang ayah membuat Kai geram.
"Dia.bisa.sembuh." Kai menekankan setiap untaian katanya.
"Sembuh? bahkan sudah belasan tahun dia melakukan terapi namun apa ? tak ada hasilnya sama sekali dan itu sangat mengecewakan diriku"
"Sudah aku katakan dia.akan.sembuh." desis Kai membuat ayah kim geram.
sesaat kemudian ayahnya melangkah pergi entah kemana dan itu membuat Kai menghela nafas, ia melihat jika ibunya mendekat dan memeluk mereka berdua dengan tangisan memilukan.
sedang namja kecil itu jadi ikut menangis histeris lagi saat mendengar sang ibu menangis membuat Kai merasakan sesak.
"sudah sebaiknya kita kekamar saja ayo" Kai berdiri diikuti ibunya dan namja kecil itu.
Kai memapah namja kecil itu dengan hati hati menuju kamarnya saat sampai ia mendudukan namja itu di ranjangnya.
Kai meletakkan kantong kresek itu di atas nakas lalu menghadap ke ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hurt (ChanBaek) END√
FanfictionKebahagiaan yang aku harapkan ternyata berujung dengan kesedihan , lalu apa yang harus aku lakukan?