Tiga

20.4K 559 18
                                    

Hari Senin mengharuskan siswa – siswinya datang lebih pagi supaya tidak terlambat untuk mengikuti upacara bendera merah putih. Seperti biasa, pada pukul 06.15 Devan selalu datang ke rumah Fanya menjemputnya untuk berangkat sekolah bersama. Orangtua Fanya sudah tahu kalau anaknya sudah memiliki pasangan. Ayah dan Ibunya hanya berharap bahwa Devan bisa menjaga anaknya dengan sepenuh hati.

"Bu, aku berangkat dulu." Ia dan Devan bersalaman dengan ibunya.

"Ayo naik, takut telat." Ucap Devan.

"Aku udah siap, Dev."

Devan dan Fanya sampai di sekolah pukul 06.50. Tepat 10 menit lagi upacara akan di mulai dan gerbang sekolah akan di kunci oleh satpam, untung mereka tidak terlambat. Fanya berlari ke lapangan, meninggal kan Devan di parkiran.

08.00 WIB

Upacara berjalan dengan lancar dari awal hingga akhir. Murid-murid langsung bubar dari barisannya menuju kelasnya masing-masing. Fanya pergi ke uks terlebih dahulu untuk menyimpan tandu pmr yang dibawa ke lapangan saat menjaga jalannya upacara bendera. Ia menjadi ketua pmr ditahun ini dan berhasil mendapatkan piala umum disetiap lombanya.

Hari ini, kelas 11 ips 1 kedatangan murid baru dari Medan. Bu Ita, guru mata pelajaran bahasa Indonesia masuk ke dalam kelas Fanya dengan seorang laki-laki tampan.

"Anak-anak perkenalkan, dia murid baru di kelas 11 ips 1. Silahkan perkenalkan diri kamu." Ucap Bu Ita.

"Perkenalan kan, nama saya Dion Pratama. Asal Medan."

"Dion silahkan kamu duduk di samping kanan Fanya."

"Terimakasih Bu."

"Fan, cowo itu ganteng ya?" Bisik Tiara, teman sebangku Fanya.

"Dimana-mana ya cowo itu ganteng, ga ada yang cantik. Gimana sih lo ini ya."

"Ye ini anak sensi mulu, paling juga lagi badmood sama sikap posesifnya Devan. Ya kan?"

Fanya tidak merespon ucapan Tiara, cukup diam mendengarkan semuanya. Seganteng apapun cowok yang berada disekitar Fanya, hatinya tak akan tergoyahkan. Devan tetap ada dihatinya, meskipun Devan banyak sekali larangan-larangannya.

Bu Ita mengumumkan bahwa tugas rumah yang sudah ia berikan harus dikumpulkan. Buku latihan milik Ihsan tertinggal dirumahnya, ia mulai panik. Semuanya sudah mengumpulkan tugas, kecuali Ihsan dan Dion si anak baru. Bu Ita mulai menilai satu persatu buku – buku muridnya ini. Ketika sedang memasukan nilai ke laptop, Ihsan tak ada nilainya. Ia lalu memanggil Ihsan untuk maju ke depan kelas menjelaskan kenapa tidak mengerjakan tugasnya.

"Ihsan, kenapa kamu ga mengumpulkan tugas yang udah ibu beri dua hari yang lalu?"

"Ketinggalan, Bu."

"Makanya jangan main games aja!" Sahut Tiara.

"Udah kelas 11 sebentar lagi menjadi kelas 12 masa ga mengumpulkan tugas?"

"Jadi ceritanya gini, Bu... Semalam setelah saya mengerjakan tugas dari ibu, langsung menonton sepakbola dan saya bangunnya kesiangan terus buku – bukunya belum saya rapihkan kedalam tas saya. Nah... saya juga lupa ga ambil itu buku latihan di meja belajar."

"Lalu sekarang kamu mau apa?"

"Duduk, Bu."

"Enak saja duduk, ambil buku kamu dan belajar di dekat meja guru ini."

"Duduk aja sih, Bu... sesungguhnya jangan..."

"Jangan apa? Kamu mau ceramah lagi di depan ibu?"

Posesif Boyfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang