Sembilan

7.8K 265 12
                                    

3 Bulan berlalu.
Sudah lama hubungan Fanya dan Devan tidak ada komunikasi, mereka saling diam tidak memberi kabar apapun.

"Gue pengen putus sama Fanya." Ucap Devan.

"Lo yakin mau putus sama dia?"

"Yakin, Gus. Biarkan dia bahagia dengan yang lain."

"Yaudah kalau itu mau Lo, silahkan aja. Tapi jangan gamon ya."

"Cowo ko gamon, yakali." Ucap Dika.

"Anti gamon-gamon club." Sahut Devan.

WhatsApp

Devan Mahendra: Nanti sore jam 3 aku tunggu di tempat biasa, ini penting.

Fanya hanya melihat pesan tersebut, masih sama tidak akan membalasnya sama sekali.

15.00 WIB
Devan sudah menunggu 1 jam namun Fanya belum juga terlihat, ia yakin bahwa Fanya akan datang.

"Hey, maaf aku telat." Ucap Fanya.

"Gapapa ko. Santai aja."

"Eh iya ada apa? Penting banget?"

"Aku rasa kamu semakin jauh dari aku, bahkan chat aku pun ga kamu balas. Aku rasa kita udah ga bisa bersatu kembali. Maaf kalau aku terlalu posesif sama kamu."

Sakit memang, berbicara untuk memutuskan sebuah hubungan dengan seseorang yang kita sayang.

"Lalu?" Fanya menjawabnya dengan singkat.

"Hubungan kita cukup sampai disini. Maaf untuk semua kesalahanku selama ini."

"Kalau itu mau kamu, aku terima. Terimakasih juga untuk semua kenangannya selama ini."

"Kamu cantik banget fan, tapi sayang kamu bukan milik aku lagi." Batin Devan.

1 Jam berlalu.
Obrolan mereka pun selesai dan hubungan mereka juga telah selesai.

"Aku pulang duluan ya."

"Iya. Hati-hati sayan..g" Balas Devan keceplosan. Ia lupa bahwa dirinya tidak pantas untuk memanggil nya dengan kata sayang.

"Aku harap kamu baik-baik saja tanpa aku, Fan." Batin Devan.

Melepaskan seseorang memang sulit, harus terbiasa tanpanya dan melupakan semua kenangan dengan dirinya.

***

Fanya bingung. Ia harus senang atau sedih karena telah putus dengan Devan. Tapi, disisi lain perasaannya sudah terbagi untuk orang lain.

"Tiara, gue mau cerita sama Lo."

"Cerita aja, buru."

"Gue putus sama Devan."

"Hah? Serius? Lo ga bohong kan?" Tiara terkejut mendengar hal tersebut.

"Gue serius. Tapi gue bingung, harus seneng atau sedih karena putus sama Devan. Di sisi lain gue juga ada rasa sama Dion."

"Yakin lo ada rasa sama dia?"

"Iya yakin, rasa gue saat sama Dion itu beda. Ga kaya waktu gue sama Devan."

"Kalau Dion juga ada rasa sama Lo, pasti dia bakal bilang rasanya ke lo. Sabar aja, semua butuh waktu."

"Eh Dion udah tau hal ini?"

"Udah, semalem gue cerita ke dia."

"Berarti sekarang lo jomblo dong ya?" Tanya Tiara dengan tertawa.

"Iya jomblo. Sama kaya lo" Jawab Fanya.

2 Jam berlalu.

Mata pelajaran biologi telat lewat. Sekarang adalah pelajaran ekonomi dan teman sekelas sibuk mencari jawaban tugas yang belum selesai.

"Woi yang udah liat dong."

"1 nomor lagi nih gue yang belum, yang baik sih buru."

"Tipx woi mana? Gausah lama. Waktunya udah mepet bin kecepit."

"Ini anak cowok nyontek aja berisik." Ucap Tiara.

"Gausah berisik. Mending bantuin gue nulis nih." Sahut Ihsan.

"Males banget! Mending gue ngobrol sama Fanya, dari pada bantuin lo."

"Eh asal lo tau, bantuin orang itu dapet pahala."

"Bantuin sih bantuin tapi dalam hal kebaikan, bukan nyontek."

"Lah nyontek juga kebaikan."

"Sisi baiknya dimana coba? Gue pengen tau."

"Sisi baiknya adalah nilai gue jadi besar, ga kecil banget lah."

"Itu sama aja buruk."

Setiap hari kelas 11 ips 1 bukannya alim malah kebalikannya, tapi seru ya kan punya kelas yang ributnya kaya lagi di pasar.

"Hai. Lo udah kerjain tugas ekonomi?" Tanya Dion pada Fanya.

"Udah dong, emangnya Lo belum."

"Eh gue mah udah ya. Enak aja Lo bilang, liat itu kan nyontek dari gue." Dion menunjuk ke arah teman-temannya.

"Ok. Sekarang gue percaya sama Lo." Fanya sambil tertawa.

Suatu hari nanti, masa putih abu-abu akan dirindukan. Entah tentang cinta, persahabatan, organisasi atau yang lainnya. Jangan sia-siakan masa muda mu dengan hal yang tidak bermanfaat.

Posesif Boyfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang