25 Mei 2017
Di tanggal tersebut seharusnya hubungan Devan dan Fanya sudah 2 tahun, namun mereka tidak bertahan sampai saat ini. Bukan hanya Devan yang mengingat tanggal tersebut, melainkan teman-temannya pun mengingatnya."Sekarang tanggal 25 ya? Ada yang 2 tahun nih." Ucap Bagus.
"Sayang failed duh!" Dika menggelengkan kepalanya.
"Yaudah lah ya yang lama lebih baik di lupakan." Fauzan sok bijak, padahal dirinya sama belum bisa move on dari mantannya.
Devan hanya diam tidak menanggapi ucapan teman-temannya ini, biarkan mereka berbicara sesuka hatinya.
Tiara juga mengingatkan Fanya bahwa hari ini adalah tanggal 25 Maret tepat hari jadinya dengan Devan."Cie yang hari ini 2 tahun. tapi sayang, hubungannya udah selesai."
"Maksud lo apa sih?"
"Jangan pura-pura lupa Fan."
"Gue beneran lupa, Ra."
Fanya membuka hpnya melihat kalender dan ia baru sadar kalau tanggal tersebut tepat hari jadinya dengan Devan.
"Yang lalu biarlah berlalu, waktu terus berputar." Fanya tersenyum.Rasa Fanya untuk Dion hilang sedikit demi sedikit karena kecewa melihat sikapnya yang tega mengkhianati dirinya bersama temannya.
"Fan... Hp lo bunyi notif."
"Paling juga operator suruh isi pulsa."
"Eh... Devan! Dia kirim pesan ke lo." Ucap Tiara sambil melihat hp Fanya.
"Serius Devan?"
"Iya Devan! Baca aja nih kalau ga percaya."
Notification
Devan Mahendra: Happy failed anniversary for two years, Fanya Alvira.
Fanya membaca pesan dari Devan dengan berulang kali. Ia ingin tersenyum tapi tidak di hadapan Tiara, takut disangka belum move on dari Devan.
"Baru ini ada mantan meskipun udah putus, masih ucapin kaya gitu." Batin Fanya.
"Ulangan duduk bareng, eh sekarang hari jadinya ya."
"Failed Tiara..." Ucap Fanya pelan.
"Lo bilang apa?""Eh engga... Ga bilang apa-apa."
"Ra... Gue ke kelas duluan ya takut ada guru masuk." Fanya pergi ke kelas, meninggalkan Tiara di taman.
Baru saja Fanya sampai di depan pintu kelas, teman-teman Devan melarang dirinya untuk masuk terlebih dahulu.
"Khusus lo ga boleh masuk." Ucap Dika."Kenapa? Gue mau belajar, Dik."
"Hari ini tanggal 25 ya?" Sindir Bagus.
"Kayanya itu hari jadi temen kita." Fauzan ikut menyindir Fanya.
"Gue ga faham kalian bahas apaan."
"Jangan pura-pura fan, sekarang hari jadi lo sama Devan."
"Ya tapi kan udah Failed. Udah ah gue mau masuk!"
Fanya membuka bukunya di atas meja, tidak sadar ada Devan yang duduk di sampingnya terus saja melihat wajahnya.
"Eh ko lo di kelas gue? Jangan liat gue kaya gitu!""Ya emang kenapa? Ini kan kelas punya sekolah bukan punya nenek moyang lo. Muka lo lucu kalau lagi marah. Eh iya, udah baca pesan dari gue?"
"Hah?"
"Udah baca pesan dari gue belum?"
"Ada juga pesan dari operator." Fanya pura-pura membuka pesan dari operator padahal tertera dengan jelas nama Devan.
"Yakin operator? Segitu jelas nama gue."
"Iya... Ini udah di baca." Jawabnya gugup.
"Gapapa deh gue jadi operator, biar bisa kirim pesan terus ke lo."
"Maksudnya?"
"Ya kan kalau gue jadi operatornya bisa terus ingetin lo dan biar ada alasan buat chat lo tiap hari."
Fanya tidak merespon ucapannya, ia menutup wajahnya dengan buku pelajaran seperti orang salah tingkah di hadapan Devan.
"Salting ya?" Tanya Devan sambil membuka buku yang ada di depan muka Fanya.
"Engga... Siapa juga yang salting..." Jawabnya malu.
"Muka lo merah, gue tau lo salting di depan gue."
"Udah ah gue mau belajar."
"Cepat atau lambat, hubungan kita akan kembali seperti semula." Batin Devan. Ia tersenyum kepada Fanya.
"Pulang sekolah gue tunggu di taman ya!" Bisik Devan.
"Mau apa lagi Dev?"
"Gue mau kasih sesuatu yang kemarin, kan belum gue kasih."
Karena ulangan semester telah selesai, maka murid-murid diperbolehkan pulang jam 12.00 WIB. Fanya yang masih penasaran dengan Devan, sesuatu apa yang akan di berikan olehnya pada dirinya.
"Fan, lo mau pulang ga?" Tanya Tiara.
"Pulang, tapi nanti. Gue lagi tunggu Devan, dia mau kasih sesuatu yang kemarin."
"Gue tunggu di kelas ya, Fan."
Fanya hanya mengangguk. Akhirnya Devan datang dengan membawa sebuah kotak di tangan kanannya.
"Dev, kita tunggu di parkiran ya!" Teriak Dika."Sukses mas bro!" Bagus menepuk pundaknya.
"Eh hai... Sorry gue lama." Sapa Devan pada Fanya.
"Iya, ada apa Dev?"
"Ini gue bawa sesuatu buat lo." Devan memberikan sebuah kotak yang berwarna pink padanya.
"Emang ini apa?"
"Lo buka aja dirumah ya, gue pulang dulu. Eh iya kalau udah di buka lo kabarin gue."
Devan pergi sambil melambaikan tangannya pada Fanya."Udah ketemu mantannya?" Tanya Tiara.
"Yuk pulang!"
"Bahagia banget ya kayanya."
"Udah ah yuk pulang, Ra."
Dalam perjalanan pulang, Fanya terus saja penasaran dengan isi kotak dari Devan yang sekarang ada di tangannya. Dalam rangka apa ia memberikan ini? Pertanyaan itu terus saja ada di kepalanya.
Fanya yang melamun selama di perjalanan sampai ia tidak sadar bahwa dirinya sudah sampai di depan rumah.
"Fanya...Fanya...Fanya..." Tiara terus saja memanggil namanya."Eh iya... Kenapa berhenti? Motor lo mogok?"
"Ih ini kan udah di depan rumah lo!"
"Jangan marah-marah gitu dong."
"Ya lagian lo diem aja. Kenapa sih? Awas kesambet."
"Jangan sampe!"
"Yaudah gue langsung pulang aja, mau ke rumah bibi."
"Hati-hati, Ra." Fanya melambaikan tangannya pada Tiara.
Fanya masuk ke dalam kamarnya, menyimpan kotak tersebut di meja belajarnya. Ia langsung menuju kamar mandi, makan, merapihkan rumah dan lupa untuk membuka kotak dari Devan.
Di kamarnya, Devan terus saja memegang hp menunggu kabar dari Fanya. Ia ingin tahu apa respon Fanya saat diberikan sesuatu darinya. Devan tidak menyerah dalam memperjuangkan cintanya kembali.
kadang hampir frustasi oleh keadaan dimana sedang berusaha menarik perhatian darinya tapi dia justru tidak peduli dengan kehadiran dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Boyfriend [COMPLETED]
Teen Fiction⚠FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA:) ⚠️VOTE KALIAN SANGAT BERHARGA :) [Tahap Revisi] #1 - pelampiasan. 22. November. 2018 #4 - wattysid.15.November.2018 #52 - wattys.12.Januari.2019 #41 - wattpadindonesia.28.Oktober.2018 #38 - populer.26.Oktobe...