Tiga belas

7.4K 247 9
                                    

Sebenarnya Devan sakit hati, selama ini sikap Fanya berubah karena datangnya Dion. Ia sukses mendapatkan hati Fanya karena sikapnya yang humoris.

"Lo ga sakit hati liat dia sekarang resmi pacaran sama Dion?" Tanya Bagus.

Devan terus bermain hp, pura-pura tidak mendengar ucapan Bagus.

"Seorang Devan mana mungkin gagal move on." Ucap Fauzan.

"Jangan pikirin cewe kaya gitu, cewe banyak tinggal pilih."

"Lo kira cewe itu barang tinggal di pilih."

"Maksud gue, Devan pasti dapet cewe yang ga kaya dia gitu."

"Suatu saat lo pasti punya cewe yang setia, terima lo apa adanya."

"Saling introspeksi diri aja, takut lo pernah buat kesalahan sama Fanya jadi dia berpaling dari lo."

Devan berusaha mengingat semua atas sikapnya terhadap Fanya.

"Apa gue terlalu posesif sama dia?" Batin Devan.

"Woi lo mikirin apa coba?"

"Jangan bikin kaget kenapa!"

"Santai dong, sensi banget mas."

"Eh liat itu Fanya lagi jalan sama Dion."

"Siapa?"

"Itu Fanya sama Dion."

"Siapa yang nanya!" Devan kesal dengan teman-temannya karena terus saja membahas tentang Fanya.

"Gue bener-bener susah lupain Fanya." Batin Devan.

Andai kamu tau, aku masih ada rasa sama kamu. Tapi kamu lebih memilih dia dibandingkan aku.

***


Fanya dan Tiara duduk manis di taman sekolah sedang mengerjakan tugas, mereka selalu berdua kemana pun mereka pergi.

Devan ingin ke lapangan menemui teman-temannya, saat melewati taman Tiara menyapanya.

"Hai Devan." Sapa Tiara.

"Eh hai Tiara, apa kabar?"

"Gue baik ko. Lo sendiri gimana?"

"Seperti yang lo liat, gue baik juga."

"Syukur deh."

"Udah move​ on belum nih dari sahabat gue?"

Devan memperhatikan Fanya yang sedang fokus dengan laptopnya.

"Kayanya ada yang lagi rindu mantan ya kan." Sindir Tiara.

Devan seperti gugup mendengar perkataan Tiara.

"Eh..eh engga rindu."

"Banyak alasan kaya lagu zaskia gotik. Lagi pula gue nanya lo udah move on apa belum? Ini malah jawab yang lain."

"Emang lo nanya apa?"

"Udah move on dari sahabat gue ini apa belum?"

"Oh itu, jelas udah. Dia bisa berpaling ke yang lain dan lupa sama gue dengan cepat, kenapa gue ga bisa lupa sama dia dengan cepat juga." Devan menjawabnya dengan wajah yang stay cool.

"Masa sih? Yakin udah move on?" Goda Tiara.

"Ya.. ya.. yaudah kalau gitu gue duluan mau ke lapangan."

"Lo ini apa-apaan sih nanya kaya gituan." Ucap Fanya.

"Gue kan nanya ke Devan, kenapa lo yang marah?"

"Ya.. gue cuma bilang aja ke lo jangan nanya kaya gitu lagi."

"Biarin, suka-suka gue. Eh tapi keliatannya Devan rindu sama lo ya ga sih?"

"Ya mana gue tau Ra, itu urusan hati dia."

"Kalau dia rindu sama lo gimana?"

"Ya terus gue harus apa kalau dia rindu sama gue? Harus balikan gitu?"

"Gue kan ga suruh lo balikan, itu lo yang bilang."

"Tiara, lo jangan buat gue makin.."

"Makin apa?" Tiara lalu pergi ke dalam kelas, meninggal kan Fanya sendiri di taman.

Biasanya gengsi lebih besar dari rindunya.

Fanya memang merindukannya, namun ia menjaga perasaannya kepada Dion yang kini telah menjadi pacarnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, aku pasti bisa melupakan mu sama seperti kamu dengan cepat melupakan aku.
-Devan Mahendra.

Posesif Boyfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang