17.00 WIB
Devan bersiap-siap menjemput Fanya dirumah untuk pergi ke pantai, melihat senja yang indah menjelang maghrib. Dirumahnya, teman-temannya sedang berkumpul, mereka heran melihat Devan sudah sangat rapih dengan memakai kemeja biru, celana bahan coklat muda, dan rambutnya yang berjambul rapih menjadi pusat perhatian kepada wanita-wanita lain."Udah rapih aja nih, mau kemana bro?"
"Kayanya mau kencan sama Fanya! Ya ga, Dik?"
"Langsung tancep gas aja ini anak!"
"Beda aja yang udah dikasih lampu hijau sama orangtua ceweknya mah."
"Dik, Zan, Gus, lo ini pada kenapa? Iya-iya gue mau pergi sama Fanya!"
Devan pergi meninggalkan teman-temannya berada dirumah bersama orangtuanya. Ia melakukan mobilnya kerumah Fanya. Sebelum pergi, ia meminta izin terlebih dahulu pada orangtuanya yang akan membawa Fanya pergi bersamanya.
"Om dan tante, Devan meminta izin untuk mengajak Fanya pergi. Boleh?"
"Silahkan, tapi jangan macam-macam!"
"Jaga dia baik-baik, Dev."
"Siap, laksanakan om dan tante!" Tangannya hormat seperti pengibaran upacara bendera.
Devan menggandeng Fanya keluar rumahnya dan masuk kedalam mobil. Ia belum tahu akan pergi kemana dengan Devan.
"Pake mobil?""Iya, takut hujan. Gue ga mau lo kenapa-kenapa."
"Ini kita mau pergi kemana?"
"Gue ke hati lo boleh?"
Fanya hanya memandanginya, tidak menjawabnya pertanyaan dari Devan.
"Hey? Kenapa melamun? Gue bercanda kali.""Yee... Lagi pula siapa yang mikirin lo."
Butuh waktu 30 menit menuju pantai Ancol, karena jalanan disore semakin macet banyak para pekerja untuk kembali kerumahnya.
"Datang kesini cuma mau lihat pantai doang?"
"Kita tunggu senja."
"Menunggu itu tidak enak, apalagi kalau yang ditunggu biasa saja." Ucap Fanya pelan.
"Tapi gue pasti."
"Masa?"
"Senja muncul! Gue suka banget sama senja."
"Kenapa?"
"Apa ya, intinya gue suka banget! Tapi ada hal yang gue benci."
"Apa?"
"Ketika gue lagi asik memandang senja, tiba-tiba ia menghilang, meninggalkan gue sendiri disini."
"Oh gitu."
"Iya gitu, dan aku ga mau kamu menjadi seperti senja. Yang hilang tiba-tiba dengan alasan yang ga jelas." Devan menggenggam tangan Fanya.
Aku? Telinga Fanya masih sangat normal. Dari panggilan gue menjadi kata aku.
Hari akan semakin malam, dan senjapun hilang. Kini, muncul bulan yang sangat indah. Fanya yang sangat menyukai bulan, ia mengulurkan tangannya seperti sedang memegang bulan."Kamu tahu, ada sifat bulan yang tidak aku suka."
"Apa?"
"Aku ingin menggenggamnya tapi ia sangat jauh, sulit untuk ku miliki."
"Lalu?"
"Sama seperti mu."
Devan memberanikan dirinya untuk mengatakan sesuatu pada Fanya, ini tentang hati. Ia mengambil bunga didalam mobilnya, lalu menatap Fanya dengan serius.
"Fan, gue mau jujur."
"Tentang? Kenapa lo bawa bunga?"
"Tentang hati."
"Hati?"
"Iya, hati. Udah berkali-kali melupakan tentang kita, tapi hati ga sanggup."
"Lalu..."
"Aku kamu mau menjadi kita, tanpa orang ketiga lagi."
"Aku masih takut, Dev."
"Dalam hal?"
"Takut setelah ini sikapmu posesif padaku, yang tak memberi kebebasan untukku."
"Aku sudah mencobanya, dan ingin menghilangkan sifat itu. Fan... Beri aku kesempatan..."
Fanya hanya diam, mentapan air pantai dan memikirkan keputusan yang akan ia ambil semoga tidak salah untuk siapapun.
"Kalau kamu terima aku lagi, ambil bunga ini."
Tak lama, Fanya lalu mengambil bunga dari tangan Devan. Ia sangat bahagia, kini dirinya telah berhasil mengembalikan Fanya padanya. Ia memeluknya dengan penuh senyuman, Fanya juga tersenyum mendapat kebahagiaan hari ini.
Ucapan dari Tiara memang benar, Devan begitu sangat berharap padanya. Tak bisa berbohong, dihatinya juga masih tersimpan rasa untuk Devan. Ia memberikannya kesempatan kedua.
"Aku mau kamu ga posesif seperti yang lalu."
"Siap tuan putri!" Ucap Devan sambil memegang rambut-rambut Fanya.
"Terimakasih juga udah mau kasih aku kesempatan kedua, janji deh ga akan mengulang kesalahan yang sama!"
20.00 WIB
Setelah dari pantai, Devan mengajaknya makan ditempat kesukaan mereka. Fanya hanya mengikuti setiap langkahnya kakinya pergi. Selesai makan, Devan mengantarkan Fanya untuk pulang kerumahnya dan berpamitan untuk pulang kerumahnya juga.-TAMAT-
***
Aku suka respon cerita dari temen-temen tentang kisah kasihnya bersama doi atau gebetannya, kalau kalian mau cerita juga gapapa kok. Aku respon! ❤️
Bisa cerita-cerita lewat pesan wattpad aku atau DM di instagram @tiaftmh_
---
Terima kasih juga yang sudah mau menunggu kelanjutan dari cerita ini, tunggu cerita-cerita selanjutnya dari aku ya❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Boyfriend [COMPLETED]
Fiksi Remaja⚠FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA:) ⚠️VOTE KALIAN SANGAT BERHARGA :) [Tahap Revisi] #1 - pelampiasan. 22. November. 2018 #4 - wattysid.15.November.2018 #52 - wattys.12.Januari.2019 #41 - wattpadindonesia.28.Oktober.2018 #38 - populer.26.Oktobe...