Ulangan akhir semester 2 di SMA Nusantara akan di mulai senin esok. Para siswa belajar dengan rajin supaya bisa mengerjakan soal ulangan yang di berikan oleh guru-guru.
Berbeda dengan Devan, yang tidak konsentrasi dalam belajarnya malam ini untuk menghadapi ulangan esok hari. Ia terlihat seperti banyak masalah dan banyak hal yang ia pikirkan, terutama tentang Fanya yang masih ada di hatinya.
"Kenapa gue ga bisa konsentrasi gini sih belajarnya!" Ucap Devan sambil memegang kepalanya.
Memang ada yang berbeda dengan ulangan saat ini, tidak ada lagi yang menyemangati dirinya. Tidak seperti ulangan tengah semester kemarin, sebelum hubungannya berakhir dengan Fanya, biasanya ia di berikan semangat olehnya meskipun hanya lewat pesan.
Tiba-tiba terdengar suara pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang, dia adalah ayahnya Devan.
"Kenapa ga belajar?""Devan udah belajar, tapi ga konsentrasi. Pikiran Devan kaya acak-acakan."
"Apa yang kamu pikirkan?"
"Tentang Fanya."
"Bukannya kamu dengan dia putusnya udah lama? Dan sekarang kamu belum bisa move on?"
"Devan udah coba beberapa kali biar lupa sama Fanya, tapi.. ga bisa."
"Kamu sama seperti ayah, sulit untuk melupakan perasaan kepada wanita."
"Dan sekarang Devan ingin memperjuangkan Fanya lagi."
"Jika hatimu masih untuknya, cobalah mengejar dia kembali. Ga ada yang tau takdir, siapa tau dia jodoh kamu."
Devan hanya menatap tubuh ayahnya yang mulai hilang di hadapannya keluar dari kamarnya. Mendengar perkataan ayahnya barusan, ia semakin semangat untuk memperjuangkan cintanya kembali.
***
07.00 WIBSiswa siswi SMA Nusantara mulai berdatangan dengan membawa papan ujian di tas masing-masing. Ulangan di mulai pukul 07.30 dan murid-murid masih ada waktu untuk membaca buku mata pelajarannya.
Kelas 11 ips 1 ruangan ulangannya dengan kelas 11 ips 2. Entah kebetulan atau apa, Fanya duduk bersama Devan. Hal tersebut menjadi bahan pembicaraan yang lainnya di sekolah, dua orang mantan kekasih kini duduk bersama saat ulangan.
Fanya masuk ke dalam ruangannya, mencari tempat duduk yang bernama dirinya. Ia terkejut saat melihat namanya duduk dengan Devan.
"Serius ini ulangan sama Devan?" Batin Fanya.
"Hai Fan..." Sapa Dika.
"Eh iya hai juga dik."
"Cie... Yang ulangan duduknya sama mantan." Sindir Bagus.
"Jodoh mah ga akan kemana, ya contohnya udah ada di depan kita." Ucap Fauzan.
Fanya tidak merespon ucapan mereka, ia langsung pergi ke ruangannya Tiara. Hal ini penting untuk ia ceritakan kepada sahabatnya. Tapi di sisi lain, ia tidak ingin pacaran karena luka di hatinya belum juga sembuh.
"Tiara..." Teriak Fanya sambil berlari menghampirinya.
"Apa sih Fanya? Gue lagi belajar."
"Gue duduk sama Devan." Wajah Fanya berubah seperti orang yang sedang kesal.
"Demi apa lo duduk sama dia?""Iya gue duduk sama dia."
"Asik. Ini mah namanya cepet balikan!"
"Apa sih lo ini? Justru gue ga mau duduk sama dia."
"Lah kenapa?"
"Gue berusaha cuek sama dia... Eh sekarang ulangan malah bareng."
"Itu namanya jodoh! Jangan sia-siain cowo yang kaya gitu, langka."
"Lo kira Devan hewan gitu sampai di bilang langka?"
"Maksud gue, jarang ada cowo yang mau memperjuangkannya cintanya lagi. Padahal kan hubungan lo sama dia udah lama putusnya, berarti dia setia nunggu lo putus sama Dion si playboy."
Bel masuk berbunyi.
Fanya pergi ke ruangannya, siap menghadapi ulangan. Ia tidak peduli duduk dengan siapa, yang terpenting lancar mengerjakan soal ulangannya.Ketika mereka duduk berdua, satu ruangan melihat ke arah dirinya dan Devan yang saling diam tidak ada percakapan di antara mereka.
"Diem-diem aja." Sindir Bagus.
"Iya itu mantan diem aja."
"Bahas apa gitu, jangan diem."
"Kenapa pada kompor gini sih?" Batin Fanya kesal.
"Sudah... Sudah... Jangan ribut kerjakan soal ulangannya." Ucap pengawas.
1 jam sudah ulangan yang pertama selesai. Devan mengumpulkan lembar jawabannya, lalu ia menghampiri Fanya di mejanya.
"Lo belum tanda tangan." Ucap Devan sambil memberikan lembar tanda tangan.
"Perasaan udah."
"Jangan pake perasaan, takut salah."
Fanya tersenyum pada Devan, ia mengambil pulpennya untuk tanda tangan.
"Senyum lo bikin gue bahagia fan." Batin Devan.Tiara datang ke ruangan Fanya untuk mengajaknya ke kantin. Ia buru-buru jalannya dan menabrak Devan di depan pintu.
"Eh maaf..." Ucap Tiara.
"Gapapa Ra."
"Cie yang duduk sama mantan."
"Biasa aja ko."
"Yakin biasa aja? Pasti bahagia, secara lo kan belum bisa move on dari sahabat gue."
"Gue duluan Ra."
Lebih baik Devan pergi dari hadapan Tiara, supaya tidak ketahuan bahwa dirinya belum bisa move on dari Fanya.
"Eh gimana duduk sama mantan?""Hm..."
"Lo bisu Fan?"
"Amit-amit gue bisu."
"Ya lagian... lo gue tanya diem aja."
"Intinya gitu aja."
"Ya gue mah cuma bisa do'ain lo aja biar cepet balikan sama Devan."
"Ih... Devan..."
"Ko Devan? Gue Tiara. Cie.. yang keinget Devan terus." Tiara tertawa bahagia.
"Sumpah gue malu banget sebut nama dia di depan banyak orang." Batin Fanya.
Seketika pikiran Fanya teringat tentang masa lalunya dengan Devan yang masih sering tertawa bersama, sebelum keduanya memutuskan untuk tidak memiliki hubungan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Boyfriend [COMPLETED]
Teen Fiction⚠FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA:) ⚠️VOTE KALIAN SANGAT BERHARGA :) [Tahap Revisi] #1 - pelampiasan. 22. November. 2018 #4 - wattysid.15.November.2018 #52 - wattys.12.Januari.2019 #41 - wattpadindonesia.28.Oktober.2018 #38 - populer.26.Oktobe...