Bel berbunyi panjang. Anak-anak pulang kerumahnya masing-masing. Hampir satu sekolah tahu kalau Fanya hilang, tapi tidak ada yang tahu keberadaannya. Ihsan bersama Dion akan kerja kelompok dirumahnya.
"Rumah lo besar juga ya, orangtua lo mana?" Tanya Ihsan.
"Mereka lagi ada bisnis diluar kota. Lo tunggu disini, gue ambil bukunya dulu dikamar."
Ihsan yang niat membantu mencari Fanya, lalu mengikuti setiap langkah Dion dengan hati-hati. Sebelumnya Ihsan sudah mengatakan kepada Devan, Tiara, dan yang lainnya bahwa ia siap membantu.
Langkah demi langkah, Dion mengambil makanan dari dapurnya untuk diberikan kepada Fanya. Ia melihat sekeliling supaya tidak ada yang mengetahui keberadaannya. Saat sudah masuk ruang perpustakaan, pintu tak ditutup, membuat Ihsan dapat masuk dan melihatnya dengan jelas.
"Fan... Ini makan dulu." Dion memberikan makanannya.
"Gue ga lapar!"
"Nanti lo sakit, gue yang repot. Ayo makan!"
Ihsan terkejut melihat Fanya yang diikat dengan tali dikursi dan mukanya yang kusut, rambutpun tak rapih. Ia meneguk ludahnya sendiri, karena yang ia lihat bukanlah mimpi. Tak menyangka bahwa yang menculik adalah Dion, teman sekelasnya sendiri atau bisa disebut mantan.
Fanya hanya menggelengkan kepalanya, menolak setiap suapan yang diberikan olehnya. Dion yang semakin kesal melihat Fanya tak mau makan sama sekali.
"Mau lo apa sih?!"
"Gue mau pulang, sekolah, ketemu teman-teman."
Ihsan memvideokan kejadian tersebut untuk dikirim ke kontak Tiara. Percakapan mereka hampir satu jam. Ihsan dengan cepat keluar perpustakaan dan kembali duduk diruang tamu, supaya Dion tak mencurigainya.
"Maaf nih bro lama.""Santai aja kali." Jawab Ihsan, sambil mengirim video tersebut.
Notification
Ihsan: Ra, lihat video yang gue kirim ini ya.
"Tiara... Ponsel lo bunyi notif." Ucap Bagus.
Ia melihat ponselnya dan membuka video yang dikirim oleh Ihsan tentang Fanya. Tiara meneguk ludahnya ketika melihatnya, dugaannya selama ini benar.
"Eh lihat ini, penting!" Tiara menunjukkan video pada yang lainnya.
"Gila itu Dion! Tangan Fanya sampai diikat segala, ga terima gue!" Emosi Devan sudah tidak terkontrol lagi.
"Dev, kita jangan gegabah ya. Kita buat strategi supaya Dion tertangkap basah." Ucap Fauzan.
Akhirnya mereka membuat strategi dengan mengikutsertakan Ihsan dalam hal ini. Devan dengan sekuat tenaga dan pikirannya membantu untuk menyelamatkan Fanya.
Dirumah, ibu dan ayahnya masih terus berdo'a supaya anaknya baik-baik saja dan cepat kembali kerumahnya. Mereka berdua percaya, Tiara dan rombongan Devan pasti akan membantu untuk mencari putrinya.
Notification
Ayah Fanya: Tiara, apa kalian sudah bisa menemukan Fanya?
"Gimana ini ayah Fanya whatsapp gue..." Tiara terlihat panik.
"Tinggal lo bales lah, susah amat." Celetuk Bagus.
"Ya apa jawabnya ya ih kalian ini."
"Lo jawab gini, sebentar lagi Fanya akan kembali."
"Udah, Dev."
***
17.00 WIB
Waktu terus berputar, akhirnya tugas kelompokpun selesai. Ihsan akan pura-pura meminjam buku dari perpustakaan didalam rumah Dion."Eh iya, gue mau pinjam buku dong."
"Pinjam buku? Sejak kapan lo mau baca buku?" Dion tertawa.
"Bukan buat gue, tapi pacar. Diperpustakaan lo kan banyak buku-buku."
"Anu... Kunci perpustakaannya dibawa orangtua gue."
Ihsan hanya mengangguk pura-pura mengerti dengan ucapan Dion. Sudah maghrib, ia hampir lupa menyiapkan makanan diperpustakaan untuk Fanya, supaya tidak kelaparan.
"San, sebelum lo pulang tunggu gue dulu."
"Kenapa?"
"Gue mau kebelakang sebentar."
Dion mengambil piring yang sudah ada nasi dan lauknya, ia membawanya ke perpustakaan. Lagi, lagi, dan lagi, Ihsan mengikuti Dion dari belakang dan ia tidak menyadari hal tersebut.
"Lo harus makan!"
"Yon, tolong lepaskan gue."
"Ga bisa. Waktu itu lo nolak gue mentah-mentah, dan gue sakit hati banget!"
"Oh ternyata Dion menculik Fanya hanya karena rasa sakit hatinya ditolak olehnya." Batin Ihsan.
Air mata Fanya terus membasahi pipinya, ia sangat bosan sekali berada dirumah Dion dengan tali yang ada disekelilingnya. Fanya merindukan teman-teman dan keluarganya dirumah yang sedang menunggunya pulang.
"Jangan sedih terus Fan..."
"Gue ga akan sedih kalau lo mau lepasin gue, Yon."
"Tapi gue ga bisa."
Dion kembali keruang tamu menemui Ihsan dan mengunci pintu ruang perpustakaan rapat-rapat tanpa memperdulikan teriakan Fanya.
"Yon, gue mau balik nih."
"Maap ya udah buat lo nunggu."
"Santai, yaudah gue balik ya."
"Hati-hati bro!"
Ihsan melajukan motornya untuk pulang kerumah. Esok hari, sepulang sekolah langsung menuju rumah Devan. Disana sudah ada Tiara dan teman-teman Devan yang lain, mereka akan membuat strategi untuk membawa pulang Fanya kembali kerumahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/142241386-288-k51010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Boyfriend [COMPLETED]
Dla nastolatków⚠FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA:) ⚠️VOTE KALIAN SANGAT BERHARGA :) [Tahap Revisi] #1 - pelampiasan. 22. November. 2018 #4 - wattysid.15.November.2018 #52 - wattys.12.Januari.2019 #41 - wattpadindonesia.28.Oktober.2018 #38 - populer.26.Oktobe...