Sore ini, Dion mengajak Salsa pergi ke pantai untuk menenangkan dirinya dari semua masalah yang menghampirinya.
"Aku suka banget sama pantai, terutama melihat karang." Salsa sangat bahagia.
"Kenapa?"
"Karena karang di pantai tetap kuat meskipun ombak terus saja menghampiri dirinya. Aku mau hubungan kita seperti itu, meskipun banyak masalah tapi kita tetap bersama."
"Iya.." Jawabnya ragu.
"Kamu kenapa sih? Beda banget." Salsa mulai curiga.
"Eh gapapa ko. Kamu cantik banget hari ini, jadi tambah sayang."
Salsa tersenyum mendengar ucapannya.
Dion memang pintar dalam hal merayu seorang wanita. tapi ia tidak pintar dalam menjaga satu hati, termasuk hati Fanya."Gue ga bisa bohong sama Fanya dan Salsa, lebih baik gue putus sama dia." Batin Dion.
Senja mulai menampakkan dirinya, Dion dan Salsa segera pergi dari pantai untuk pulang."Sampai bertemu besok di sekolah, Yon." Salsa tersenyum padanya.
"Aku pulang dulu sal."
"Hati-hati di jalan ya." Salsa melambaikan tangan padanya.
Namun Dion hanya mengangguk. Dalam perjalanan, ia masih bingung bagaimana caranya untuk memutuskan hubungannya dengan Fanya.
"Sumpah, gue pusing banget!" Teriaknya di jalan.
"Eh liat, itu Dion kenapa teriak-teriak di jalan gitu?" Bagus menepuk pundak Dika.
"Apanya sih? Gue lagi bawa mobil. Kalau tabrakan gimana?" Dika emosi karena konsentrasinya terganggu.
"Jangan bilang gitu lah! Itu liat Dion."
"Kayanya dia stres atau ga obatnya abis."
"Lo kira dia gila?"
"Mungkin. Kalau ga gila, dia ga akan teriak."
Dika dan Bagus pergi ke rumah Devan untuk mengerjakan tugas. Rumahnya terlihat begitu ramai, banyak motor dan mobil yang terparkir di halaman rumahnya.
"Dik, kayanya kita datang di saat ga tepat."
"Maksud lo?"
"Itu liat, rumah Devan lagi banyak saudara yang datang."
"Tadi Devan udah WhatsApp gue, katanya naik aja ke lantai 2 ke kamarnya."
Rumah Devan Ramai karena sedang ada acara arisan keluarga. Dika dan Bagus masuk ke rumahnya, bersalaman dengan orang tua dan saudara-saudaranya. Mereka menemui Devan di kamarnya, terdengar begitu ramai di dalamnya.
"Kapan lo ke rumah Devan, zan Fauzan?"
"Dari pulang sekolah gue udah di sini."
"Eh tadi di jalan kita liat Dion kaya orang gila, di jalan teriak-teriak." Ucap Bagus.
"Kita? Lo aja kali." Dika sinis melihat ke arah Bagus.
"Ini gue lagi serius!"
"Santai dong mas. Galak banget kaya perempuan sensian." Dika seperti meminta ampun pada Bagus.
Devan hanya diam, mendengarkan Bagus bercerita tentang Dion. Ia hanya memikirkan bahwa besok adalah hari jadinya dengan Fanya, namun semua telah usai.
"Gue rindu banget sama lo, Fan." Batin Devan.
"Woi Dev, lo kenapa sih? Kerjain tugas sini cepet."
Devan beranjak dari kasur, mulai mengerjakan tugas.***
![](https://img.wattpad.com/cover/142241386-288-k51010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Boyfriend [COMPLETED]
Fiksi Remaja⚠FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA:) ⚠️VOTE KALIAN SANGAT BERHARGA :) [Tahap Revisi] #1 - pelampiasan. 22. November. 2018 #4 - wattysid.15.November.2018 #52 - wattys.12.Januari.2019 #41 - wattpadindonesia.28.Oktober.2018 #38 - populer.26.Oktobe...