03. Nyaris Lelah

3.1K 354 113
                                    

((maaf gengs Jaron blum pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

((maaf gengs Jaron blum pulang. waktunya cold war. fluff nya ntar setiap chapter kelipatan enam deh, janji))

🌸

Namanya Dominita Patricia Julinanda, junior Jaron di Fakultas Hukum merangkap junior Jaron di klub debat dan klub MUN. Sering bergabung untuk bermusik atau sekadar bermain dengan Enam Hari. Biasa meminta dipanggil Mimi, tapi orang-orang lebih suka memanggilnya Cici. Cici pasrah.

"Lo tau?" Cici menopang dagu sambil memandangi Liana, "Gue capek."

"Hah? Gimana, gimana?" Liana langsung menatap Cici dengan khawatir, "Cerita sama gue, Ci."

Suasana Taman FISIP lumayan bising dengan banyaknya mahasiswa yang berkumpul di sana, bahkan terdengar genjrengan gitar dari salah satu sudut taman, tapi fokus Liana masih tertuju pada Cici yang memandanginya balik dengan malas.

"Cowok lo si Jalaludin bawel banget, astaga, Kak," rutuk Cici, "Gue kemaren lagi di kelas bisa-bisanya ditelpon, mana ternyata pas hp gue gak silent. Untung gak kenceng bunyinya."

Mendengar laporan terkait tingkah Jaron, Liana maklum.

"Jaron ngapain lagi?"

"Nanyain soal lo, lah! Apaan lagi?" jawab Cici, balik bertanya, "Emang lo kemaren di mana, Kak? Jaron bilang lo gak bisa ditelpon."

"Ya, gue nugas, Ci," Liana memijat pangkal hidungnya, "Deadline-nya mepet banget, jadi gue matiin HP gue biar gak ganggu. Kalo gak gitu, ntar tangan sama mata gue gatel instagraman."

"Iya, sih," Cici paham dan mengangguk setuju, "Si Jaron nggak pulang?" tanyanya lagi. Cici sudah tidak mau memanggil Jaron dengan sapaan Kakak karena menurutnya, Jaron tidak cocok.

"Ada kerjaan di luar kota, Ci. Pulangnya langsung ke studio, soalnya Enam Hari juga lagi sibuk-sibuknya. Lo sendiri liat, kan, anak-anak lain juga gak ada? Raka, Brian, Tio, Dion, gak ada semua."

"Bener juga, sih..." gumam Cici, "Tapi tesis Jaron bukannya belom kelar?"

"Wah, itu urusan dia. Gue gak mau ikut-ikut," Liana menggeleng pasrah, "Emang proposal lo sendiri apa kabar, Ci?"

Wajah Cici yang sedari tadi datar mendadak tertekuk, "Ya gitu, Kak Li. Doain aja yang banyak. Baru seminar proposal aja gue pusing. Jangan-jangan ntar kalo gue gak kuat skripsi, gue memohon minta dinikahin Gong Yoo aja."


 🌸🌸🌸 


"Maaf, geng. Tadi macet," Tio yang baru saja sampai, masih terengah-engah, segera berlari menerobos pintu studio dan menghampiri anak-anak di meja diskusi.

Enam Hari tidak lagi tinggal seatap. Jika dulunya mereka ke mana-mana bersama dan dengan mudah berkegiatan bersama, sekarang mereka kembali kesulitan menyamakan jadwal. Tio saja tadi harus terluntang-lantung di Stasiun Jatinegara sebelum kereta yang ditunggu akhirnya tiba. Tapi yang lain memahami, karena mengumpulkan semua member dalam waktu yang sama saja sudah menjadi perjuangan tersendiri setahun belakangan.

Aral [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang