41. Mengharap Bisu, Terharap Buta

1.1K 110 54
                                    

Warning 1: sebelum update ini aku update bab 40, jangan kelewat yaa

Warning 2: chapter ini isinya orang-orang pada ditatar jadi ada yang ngegas, ada yang julid, ada yang nyeyel gitu

Warning 3: kalo mau misuhin tokoh-tokohnya jangan ditahan

Warning 4: ternyata di ms.word Aral udah tembus 250.000 kata HAHAHAHAHA gatau mau bilang subhanallah atau astaghfirullah

Warning 5: ga sempet bikin playlist, tapi kalo dikasih playlist mengaruhin ambience pas baca gak sih? tetep pake playlist atau ga usah?

Warning 6: aku sayang kalian <3

🌸🌸🌸

"Oh, jadi itu alesannya Jaron bad mood? I see

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh, jadi itu alesannya Jaron bad mood? I see."

"Gue gak bad mood, Ka."

"Why the fuck you ly~ing? Why you always ly~ing?"

"Awkward banget, pasti. Bang Jaron aja gak bakal masuk studio tempat Lian ngajar kalo tau ada Tristan. Nah, ini, lo malah bawa Bang Jaron masuk pas si Tristan lagi megangin Lian. Bagus, Bang Tio."

"Emang di mana salah gue, sih, Yon? Lian sama Tristan itu kerja. K-e-r-j-a, bukan berbuat maksiat. Apa yang membedakan Tristan sama temen kerja Lian yang lain? Apa bedanya sama Deva, Martin, Felix? Gak ada."

Bedanya Tristan itu mantannya, Jaron hanya bisa membatin karena ego membuatnya tidak bisa menyuarakan itu.

Bukannya segera latihan dan mempersiapkan setlist untuk manggung akhir pekan ini, Enam Hari malah sibuk mengobrol hingga keluar jalur. Bukannya membahas tata panggung dan instrumen mana yang akan dibawa, mereka malah jadi membahas alasan di balik heningnya Jaron. Maklum, pemandangan air muka Jaron yang masam seperti sayur sop basi bukanlah hal yang lazim.

"Gak papa, Bang Jar. Yang nikah sama Lian, kan, lo. Bukan orang lain," kata Tio.

 Bukan orang lain," kata Tio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaron mengangguk mantap. "Oh, iya itu. Bener."

"Tapi nyatanya yang bikin nyaman bisa membolak-balik perasaan," celetuk Brian.

Aral [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang