Warning 1: sebelum update ini aku update bab 40, jangan kelewat yaa
Warning 2: chapter ini isinya orang-orang pada ditatar jadi ada yang ngegas, ada yang julid, ada yang nyeyel gitu
Warning 3: kalo mau misuhin tokoh-tokohnya jangan ditahan
Warning 4: ternyata di ms.word Aral udah tembus 250.000 kata HAHAHAHAHA gatau mau bilang subhanallah atau astaghfirullah
Warning 5: ga sempet bikin playlist, tapi kalo dikasih playlist mengaruhin ambience pas baca gak sih? tetep pake playlist atau ga usah?
Warning 6: aku sayang kalian <3
🌸🌸🌸
"Oh, jadi itu alesannya Jaron bad mood? I see."
"Gue gak bad mood, Ka."
"Why the fuck you ly~ing? Why you always ly~ing?"
"Awkward banget, pasti. Bang Jaron aja gak bakal masuk studio tempat Lian ngajar kalo tau ada Tristan. Nah, ini, lo malah bawa Bang Jaron masuk pas si Tristan lagi megangin Lian. Bagus, Bang Tio."
"Emang di mana salah gue, sih, Yon? Lian sama Tristan itu kerja. K-e-r-j-a, bukan berbuat maksiat. Apa yang membedakan Tristan sama temen kerja Lian yang lain? Apa bedanya sama Deva, Martin, Felix? Gak ada."
Bedanya Tristan itu mantannya, Jaron hanya bisa membatin karena ego membuatnya tidak bisa menyuarakan itu.
Bukannya segera latihan dan mempersiapkan setlist untuk manggung akhir pekan ini, Enam Hari malah sibuk mengobrol hingga keluar jalur. Bukannya membahas tata panggung dan instrumen mana yang akan dibawa, mereka malah jadi membahas alasan di balik heningnya Jaron. Maklum, pemandangan air muka Jaron yang masam seperti sayur sop basi bukanlah hal yang lazim.
"Gak papa, Bang Jar. Yang nikah sama Lian, kan, lo. Bukan orang lain," kata Tio.
Jaron mengangguk mantap. "Oh, iya itu. Bener."
"Tapi nyatanya yang bikin nyaman bisa membolak-balik perasaan," celetuk Brian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aral [Hiatus]
RomanceBersatu bukan sekadar mengandalkan komitmen, tapi juga kesediaan untuk menerima keadaan. Oh, dan toleransi pada komentar orang. Terlalu muda, terburu-buru, tidak perhitungan, misalnya. Araliana dan Jaron terlalu cepat mengiyakan hidup sebelum belaja...