I'm working on an update tapi mataku pedas sekali belum tidur pemirsa :")
thank you for 2.3k reads 😭💕
cie nungguin fluff ya di bab kelipatan 6 HEHEHE fluffnya bukan araliaron tapi semoga ttp membuat kalian go soft/?
🌸🌸🌸
Jadi, beberapa hari terakhir Enam Hari dan kru masih tinggal di Yogyakarta untuk pemotretan majalah (bersama Indira Yagni Sanjana dan Aksaja Kannan Purnama yang berhasil diselundupkan Isabella Khoirunnisa), sedangkan Liana dan Isabel sudah pulang ke Jakarta untuk menyelesaikan pekerjan masing-masing. Kia juga kembali ke Jakarta karena masih harus magang.
Sekarang, semua sudah pulang ke Jakarta kecuali Jaron yang harus ke Surabaya.
"Belum selesai, le?"
Jaron menoleh singkat ke belakang, melihat papanya datang dengan nampan berisi secangkir teh dan segelas kopi. Jaron tidak bergeming dan masih bergumul dengan berkas-berkas yang dibacanya, membiarkan papanya duduk di sebelahnya.
"Sorry, not yet, Pak Ardi," Jaron menggeleng, menyapu wajahnya dengan dua telapak tangan.
Ardi mendorong secangkir teh yang dibawanya ke arah Jaron. Jaron hanya menatap papanya sambil mengangkat satu alis.
"Iya, Papap tau. Liana said you don't actually like coffee so here's some tea," terang Ardi.
Jaron menarik cangkir itu ke arahnya dengan lambat sambil menggumam, "Thanks, Pap."
"Nggak pulang kamu?"
Dulu, pertanyaan Nggak pulang kamu? akan keluar dari mulut Pak Ardi dengan nada gusar karena Jaron sering menolak pulang ke rumah. Itu dulu, ketika Jaron masih kuliah dan lebih memilih untuk berada di Jakarta daripada harus bertemu dengan papanya sendiri. Sekarang, Jaron justru mau tidak mau akan sering pulang ke rumah ini setiap ada urusan di Surabaya. Ketika dirinya sudah sering pulang seperti ini, pertanyaan Nggak pulang kamu? jadi memiliki arti lain.
Karena Jaron bengong, Ardi mengulang pertanyaannya, "Nggak pulang kamu? Ke rumahmu sendiri, yo, dudu rumah Papap sing iki."
Sorot mata Jaron melunak begitu Ardi memanggilnya dengan nama kecilnya. "Besok terakhir aku ngurus ini terus aku balik lusa siang, Pap," jawab Jaron.
Tak hanya Jaron, Ardi paham betul bahwa pertanyaan Nggak pulang kamu? yang ia lontarkan kini bermakna berbeda. Pertanyaan ini mulai tidak asing sejak Jaron bersikukuh pulang ke Indonesia untuk mengikuti audisi pencarian bakat tarik suara. Ardi membebaskan Jaron untuk memilih karena ia juga masih berada di Indonesia, tapi istrinya Edwina lebih ingin anak laki-laki satu-satunya tetap berada di Los Angeles bersama kedua saudarinya. Setelah Jaron gagal di semifinal, Ardi bertanya, Nggak pulang kamu? Jaron menjawab, Later, Pap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aral [Hiatus]
RomanceBersatu bukan sekadar mengandalkan komitmen, tapi juga kesediaan untuk menerima keadaan. Oh, dan toleransi pada komentar orang. Terlalu muda, terburu-buru, tidak perhitungan, misalnya. Araliana dan Jaron terlalu cepat mengiyakan hidup sebelum belaja...