I hope everyone is having a good week
🌸🌸🌸
"Terakhir, deh, terakhir! Sebelum aku pergi ke tempatnya Lian!"
Dengan semangat, Aulia terus menjelaskan lebih lanjut pendapatnya mengenai konsep album-album Enam Hari yang sebelumnya mengambil satu tema yakni fenomena pergiliran waktu.
"Aku memang suka konsep kalian dari album paling awal. Mulai dari Terbit, Jumantara, Fajar Rekah, sampai Senja Kala itu satu konsep semua. Kali ini, aku setuju masukan Brian buat judul album Ruang Waktu. Menurutku cocok sebagai tema baru untuk merangkup masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Aku suka," celoteh Aulia, "Menurutku, itu sudah representatif. Kalau mau dijadiin trilogi tentang tema jarak, ruang, dan waktu... Aku suka—Mas Raka ngeliatin aku, ada apa?"
Raka seketika menunduk sejenak, mengulum senyum, sebelum kembali melihat Aulia dan bertanya, "Kamu tau nggak, sih, kalo aku suka sama kamu, Ul?"
"Tau, kok," jawab Aulia sambil mengaduk minuman hangatnya, tidak terperanjat sama sekali. "Bodoh aku, kalo nggak tau."
"Terus, kenapa kamu diem aja?" tanya Raka. Entah maksudnya karena Aulia diam mendengar pertanyaan Raka tadi, atau karena Aulia selama ini diam meski Raka selalu mengutarakan keinginannya untuk serius. Mungkin Raka masih sulit percaya bahwa setelah belasan penolakan, Aulia resmi menjadi kekasihnya.
"Soalnya, aku udah tau dan Mas Raka udah bilang. Mas, kan, juga gak bilang apa-apa lagi ke aku?" terang Aulia, tersenyum simpul, "Aku juga suka sama Mas Raka. Makanya sekarang kita jalan pelan-pelan, ya? Yang paling penting, aku maunya Mas Raka fokus. Mas Raka fokus sama Enam Hari dulu aja."
Raka terkekeh kecil. "Kamu, kok, jadi kayak Lian, sih? Liana ngomong gitu juga ke Jaron, persis kayak kamu barusan."
"Karena emang bener, Sayang. Harus fokus dulu, biar nggak keteteran. Aku bakal selalu dukung Mas, kok."
Tuhan Yang Maha Memahami Gejolak Hati Manusia pasti paham bahwa sekarang rasanya Raka ingin meleleh saja seperti mentega di atas penggorengan panas. Kenapa Aulia lucu sekali jika bersemangat apa adanya seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aral [Hiatus]
RomanceBersatu bukan sekadar mengandalkan komitmen, tapi juga kesediaan untuk menerima keadaan. Oh, dan toleransi pada komentar orang. Terlalu muda, terburu-buru, tidak perhitungan, misalnya. Araliana dan Jaron terlalu cepat mengiyakan hidup sebelum belaja...