35. Tetapi Temannya Teman

1.4K 139 145
                                    

Ya Tuhan, saya ngilangnya lama banget ya.. Maaf.. 😢 Ga nyangka juga udah 23k reads dan 3k votes, makasih banget 😭💕

Makasih buat yg udah ngikutin Aral + ngerekom Aral di media sosial 💜
Selamat datang juga buat new readers 💜

Ga ngerti mau nge-cut dimana dan udah bego 24 jam ngetik ampe ga tidur jadi 10,000 kata sekalian.. Gils itu 2/3 skripsi..

Everything wrong with Jaron's and Liana's overdramatic crackhead circles: an iNtRo

🌸🌸🌸

Playlist:
Day6 - Feeling Good | NCT 127 - Good Thing | Penomeco - Coco Bottle | Jimin Park - Young해 20 ft. Young K | Red Velvet - Ice Cream Cake | Gracie - Our Love is Like |

🌸🌸🌸

Brian hanya menghela napas saat melihat Kia terduduk di sofa ruang ganti Enam Hari di balik panggung dengan punggung sepenuhnya menyandar, tangan terlipat di dada, dan mata terpejam.

"Lo ngapain ke sini malem-malem?"

"Baru balik magang, makanya telat dateng malem," jawab Kia, setengah menguap.

"Maksudnya, ngapain jauh-jauh ke sini?"

"Kok, lo gak seneng gue nyempetin dateng? Gue sempet nonton kalian perform lagu terakhir, kok."

"Gak gitu. Sumpah, Ki, lo ngantuk."

Kia hanya menatap Brian datar, lalu kembali menguap. Brian pun tak jadi melanjutkan kalimatnya.

Lo ngantuk dan lo nunggu sendirian di sini. Kalo lo ketiduran, kenapa-kenapa atau diapa-apain sama siapa gitu, gimana?

"Iya, gue juga tau, Bri. Ntar, deh, gue cari kopi biar melek."

Belum Brian sempat membantah, Tio dan Satria membuka pintu ruang ganti. Raka, Jaron, Tio, Dina, dan Sarah mengikuti mereka masuk ke ruangan. Kia kembali menyandarkan punggungnya di sofa sementara Enam Hari dan segenap kru yang bertugas sibuk sendiri. Dina yang prihatin dengan kondisi kusut Kia sampai datang membawakan teh hangat dan jaket untuknya.

"Brian jadi bawa mobil sendiri?" tanya Satria.

"Iya, Bang," angguk Brian.

"Untung gue bawa mobil sendiri," sahut Dion, "Bang Tio sama mobil gue aja, ya, gantian nyetir. Mbak Aul sama Bang Raka juga sini aja."

Enam Hari dan segenap kru yang bertugas segera sibuk membagi siapa-siapa mengendarai kendaraan siapa saja. Tersisa Brian dan Kia di parkiran. Barulah Kia paham, Brian membawa sendiri mobilnya karena ia berniat mengantarkan Kia. Mengantarkan ke mana?

"Stasiun yang paling deket mana, coba, Kik? Bentar, gue mikir-Oh, Pasming bener."

Kia menoleh pada Brian yang bermonolog dengan dahi terlipat. "Apa gunanya lo bawa mobil tapi gue didrop di stasiun, gue tanya?"

Brian terdiam sejenak, seakan baru sadar sesuatu. "Lah, iya? Bener."

Kia memutar bola sejenak tapi ia tak bisa menahan tawa kecilnya. Seperti biasa, ia menempelkan siku ke jendela mobil lalu menyangga kepala dengan satu tangan.

"Jam segini warung tongseng depan gang lo udah tutup, ya? Apa kita muter dulu cari penyetan yang masih buka gitu, Kik? Atau pecel Madiun gitu? Kata temen gue ada di daerah dia sekitar Wisma GKBI, keknya enak."

Kia mendengkus tanpa daya. "Lo gak capek apa, Bri?"

"Ntar kalo ketemu jeroan sama sambel juga ilang capeknya," jawab Brian santai.

Aral [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang