38. Gunting, Batu, Kertas

1.1K 119 136
                                    

HI HELLO

Maaf abis lama bgt menghilang \(😭)/

I can't believe you guys are still here and leaving sweet supportive comments 😭 thank you for the appreciations and I'll try to get back to reply them 💙

Also, thank you for 33,4k reads and 4k votes!! I won't be here and Aral won't reach this far without you guys 😭💙

🌸🌸🌸

Playlist: Day6 - Habits | Ke$ha - Last Goodbye | WayV - Let Me Love You | Billie Eillish - Ocean Eyes | Day6 - Letting Go | Hayley Kiyoko - Feelings | NCT U - Baby Don't Stop | Day6 - 121U | Jonas Brothers - SOS | Crush - Dust | G.Soul - Bad Habit | Post Malone - Better Now | NCT 127 - Fly Away With Me | Lil Wayne - How to Love | Taeyeon ft. Lucas - All Night Long

🌸🌸🌸

Bukannya duduk, Liana menatap secangkir mug yang menguarkan uap panas di hadapannya. Ia berdiri di sebelah meja makan sambil memegang buku catatan dan pensil. Di seberang meja, Jaron tertunduk membenahi senar gitar. Jaron bahkan sudah mandi dan berpakaian rapi sepagi ini.

"Morning to you too, love."

"Ini apa?"

"Kopi."

Iya, Jaron. Liana sudah tahu.

"Nggak, J. Maksud aku, ini kopi apa? Mandailing? Gayo? Lampung? Toraja?"

"Kopi sachet yang pake krimer," jawab Jaron tanpa mengangkat kepala dari gitar yang dipangkunya. "Kamu jangan ngide minum kopi Toraja pagi-pagi, Sweet Cheeks. Asem lambung kamu says hi."

Ya udah tau, lah, akunya.

Mulanya Liana hendak menyambar ucapan Jaron, tapi diurungkannya niat itu dan ia memilih untuk merespons dalam hati. Liana lalu duduk di seberang Jaron dan pelan-pelan menarik mug itu mendekat ke arahnya. Uap panas dan aroma kopi menguar ke wajah perempuan itu. Kemudian ia menyadari bahwa tak jauh dari mug, terdapat sepiring nasi goreng yang ditutup tudung saji kecil.

"Ada acara apa ini kamu bikin nasi goreng? Biasanya kamu bikinnya sandwich?"

"Lagi pengen aja. Aku dulu pas masih di LA, kan, sering bikinin nasi goreng buat sarapan buat Mbak Nomnom sama Lonlon."

Jauh sebelum bertemu dan menikah dengan Liana, Jaron memang terbiasa hidup mandiri bersama Naomi dan Ilona. Tinggal bertiga bersama dua saudari—yang kadang manjanya keterlaluan—di Los Angeles membuat Jaron telah terbiasa mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga. Meski tidak pandai-pandai amat, setidaknya Jaron juga bisa memasak. Bukan pertama kalinya Jaron memasak untuk Liana, tapi jarang juga ia memasak hidangan ini untuk sarapan mereka.

"Kamu kangen sama Kak Nom sama Ilon?"

Jaron terkekeh hingga kedua manik matanya hilang menjadi garis di balik kaca mata. "Ntar pas Lebaran juga mereka balik."

Liana bisa menangkap sebersit rindu di tawa kecil Jaron. Jaron sudah agak lama tidak bertemu Naomi dan Ilona, apalagi Liana. Sayang sekali, saat beberapa waktu lalu Naomi dan Ilona pulang ke Indonesia, Jaron batal bertemu dengan mereka.

"Kamu duduknya jangan jauh-jauh di situ, Na. Sini sebelah aku," kata Jaron, menepuk-nepuk kursi di sebelahnya.

Liana menggeleng. "Kamu lagi pegang gitar."

Jaron segera meletakkan gitarnya di kaki meja, lalu kembali duduk tegak menghadap Liana dengan dua tangan menopang dagu.

"Sebelah aku sini makannya."

Aral [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang