Thank you for 46k read and 6k votes 💜💙
Third update was supposed to be posted last Saturday but emergencies happened, so...
Anyways, third of the quadruple updates I've promised you guys! Make sure you've previously read it all the way from Chap 41 to Chap 43!
🌸🌸🌸
Warning
We're getting closer than ever
Let me show you
You gotta stop now
When I'm with you, I go blind
Let's just wake up right now
🌸🌸🌸
Sudah lama Geng Telapak Tangan tidak beribadah pagi di gereja dengan formasi lengkap. Siapa lagi kalau bukan Brian yang membuat jumlah mereka tidak ganjil berlima? Sabtu malam kemarin, setelah membicarakan soal Brian dengan Cici dan Mark, Meimei mencoba menghubungi Brian. Agak lama sebelum Brian membalas pesan Meimei, kemudian mengabari Meimei bahwa Enam Hari bersemedi sehari semalam di studio untuk merampungkan tahap akhir mastering salah satu lagu di album baru mereka.
Meimei iseng mengajak Brian ke gereja. Tak disangka, Brian menerima. Namun, dengan syarat ia minta dijemput dan diantar lagi ke studio sepulang dari gereja. Meimei pun mengajak Johan, Mark, dan Cici untuk berkoordinasi. Secara aklamasi, Johan ditunjuk sebagai supir yang membawa mobil untuk menjemput dan mengantar mereka ke studio Enam Hari. Tak mau rugi, Johan meminta Mark mengganti uang bensin karena adik Mark, Peter, hendak bergabung dengan mobilnya.
"Jemput Brian ke gereja?" ulang Satria.
Satria yang menyambut kedatangan rombongan di lobi studio musik Enam Hari dibuat terheran-heran oleh penjelasan Johan. Satria tahu Brian masih pergi beribadah meski tidak rutin. Namun, sudah lama ia tidak melihat Brian pergi bersama geng gerejanya. Ia pun paham kenapa mereka sampai seniat itu untuk menjemput Brian hingga membawakan roti dan buah untuk sarapan Brian di jalan.
You gotta stop
You gotta stop
You gotta stop nowSayup-sayup terdengar potongan lagu yang sedang Enam Hari kerjakan saat pintu studio dibuka. Sebastian melongokkan kepalanya dari pintu untuk mengecek ribut-ribut di lobi. Melihat Peter, Sebastian terkekeh. Tak berbeda jauh dengan rombongan mereka, Sebastian datang duluan karena ia juga diminta menjemput Tio. Tio terlalu lelah untuk mengendarai Jessica—nama mobil Tio—sehingga ia meminta Tian datang untuk sekalian mengantarnya ke Katedral.
"Ini semuanya pada dijemput sanak kerabat banget, dah. Udah kayak rombongan lamaran. Kurang ondel-ondel palang pintu sama roti buaya aja ini," komentar Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aral [Hiatus]
RomanceBersatu bukan sekadar mengandalkan komitmen, tapi juga kesediaan untuk menerima keadaan. Oh, dan toleransi pada komentar orang. Terlalu muda, terburu-buru, tidak perhitungan, misalnya. Araliana dan Jaron terlalu cepat mengiyakan hidup sebelum belaja...