Prolog

1.3K 46 6
                                    

Sang pengemudi avanza merah itu berhenti dan menurunkan kaca mobilnya saat ia melintas di depan rumah megah bergaya minimalis yang bersebelahan dengan rumahnya. Rumah itu telah lama kosong karena sang pemilik tidak menyewakan apalagi menjualnya. Tapi sekarang pintu rumah itu sedikit terbuka, seolah ada seseorang yang tinggal disana.

Apakah sang pemilik rumah itu yang juga merupakan sahabat kecilnya sudah kembali?

Dan untuk mengurangi rasa penasarannya, gadis bernama Kinara Larasati itu langsung turun dari mobil dan berjalan memasuki pekarangan rumah itu sambil sesekali memperhatikan sekelilingnya.

Semoga ... itu memang dia, Nara berbatin dengan penuh harap sambil berjalan perlahan menuju teras. "Permisi!" serunya setelah berdiri di ambang pintu sambil mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruang tamu.

Tak berlangsung lama, seorang laki-laki bertubuh tinggi yang seusia dengannya, berjalan mendekat dari arah ruang tengah. "Wah ... ada angin apa nih kediaman seorang Adinata Pratama didatengin sama bidadari cantik!" ujarnya setelah berdiri tepat di hadapan Nara sambil tersenyum dan menaik turunkan kedua alisnya.

Adinata Pratama? Jadi cowok ini...

"Woy, malah ngelamun!" Suara bass laki-laki itu sontak membuat Nara langsung terlonjak kaget dan tersadar dari lamunannya, "Eh, sorry. Nama lo siapa tadi?" Nara bertanya lagi untuk memastikan jika ia tak salah dengar.

"Adinata Pratama," jawab laki-laki itu dengan polosnya.

"Jadi lo itu..." Tanpa melanjutkan ucapannya, Nara langsung memeluk laki-laki itu dengan erat hingga terhuyung ke belakang.

"Ya ampun ... gue terhura banget sumpah! Gue nggak nyangka, ternyata begitu gue balik kesini, gue langsung punya fans."

Nara yang mendengar penuturan laki-laki itu langsung mendengus dan mengurai pelukannya, "Ternyata PD lo nggak hilang-hilang yah Nat dari dulu!"

"Tunggu! Kok lo bisa tahu nama panggilan gue? Gue dulu kan nggak terlalu deket sama warga kompleks sini, apalagi yang seumuran sama gue. Kecuali ... Nara!" Nata sontak membelalakan matanya saat ia menyebut nama seseorang dari masa lalunya.

"Iya, gue Nara," respon Nara sambil tersenyum dan menabok pipi Nata.

"Ya ampun, lo apa kabar Ra? Gila ... nggak nyangka yah ternyata lo udah sebesar ini."

"Ya iyalah Nat, dikira lo doang yang ngalamin masa pertumbuhan," tukas Nara sambil terkekeh pelan.

"Btw, duduk dulu yuk Ra, gue bikinin minum buat lo!"

"Mm ... boleh deh!" Nara pun mengiyakan ucapan Nata dan langsung duduk di salah satu sofa panjang berrwarna putih yang ada di ruang tamu.

Sementara Nata, ia langsung berjalan ke dapur untuk membuatkan minuman. "Kerjain lagi ah, udah lama gue nggak ngerjain tuh anak. Kangen banget liat ekspresi lucunya dia kalau lagi marah," gumam Nata yang kemudian mencampurkan sesuatu ke dalam teh yang ia buat. Setelah dirasa cukup, Nata mengaduk teh tersebut dengan cepat.

"Nih minum," ucap Nata sambil menaruh segelas teh hangat dihadapan Nara.

"Terima kasih Adinata Pratama." Nara langsung mengambil segelas teh hangat yang disodorkan Nata dan meneguknya pelan-pelan.

Bentar lagi nih, Nata berbatin sambil terus memperhatikan Nara yang ia yakini sebentar lagi akan memarahinya.

Dan tiba-tiba...

Byur.

Nara langsung menyemburkan air yang ada di mulutnya karena rasa minuman itu amat sangat asin. Bahkan ia juga sempat tersedak karena ada air yang masuk ke tenggorokannya. "ADINATA PRATAMA!" teriak Nara sambil berdiri menatap laki-laki yang kini tengah berdiri dihadapannya sambil tertawa jahat. "Sumpah yah lo Nat, nyebelin banget. Masih aja jahilin gue."

"Lo juga ternyata masih suka marah yah kalau gue jahilin," balas Nata di sela tawanya.

Karena sedang malas berdebat, Nara pun lebih memilih pergi dari rumah Nata sambil menggerutu kesal. "Gila yah. Tuh anak nggak ada berubah-berubahnya. Kalau gini caranya, bisa-bisa gue kena hipertensi dini. Nyesel gue udah kesenengan karena dia balik kesini."

Hai, aku balik lagi bawa cerita baru nih.
Dibagian ini aku cuma mau ngasih gambaran tentang Nara yang selalu jadi korban kejahilan Nata.

Kalau kalian suka sama ceritanya ikutin terus yah!
Sampai ketemu di part selanjutnya, dan jangan lupa tinggalin jejak!

NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang