Part 3 - Kesialan Nara

234 8 0
                                    

Kamu itu kan pacar aku. Itu artinya hati kita terikat.
Jadi dimanapun kamu berada, aku pasti tahu.
-Ravin-

"Pagi Ra!" sapa Ravin yang kini sedang bersandar di depan cup mobilnya dengan kedua tangan yang dimasukan ke saku celana bagian depan. Ia bersikap seolah-olah tak terjadi apapun antara dirinya dengan Nara.

Sementara Nara yang baru saja keluar dari rumah, langsung memutar bola matanya. Ia masih enggan bertemu dengan laki-laki yang tiba-tiba datang ke rumahnya. "Ngapain kesini?"

Pertanyaan yang keluar dari mulut Nara itu, membuat Ravin langsung menegakkan posisi berdirinya dan berjalan mendekati Nara yang masih berdiri di teras rumah, "Ya jemput kamu lah Ra."

"Ngapain jemput aku?" tanya Nara sinis. "Aku bisa kok berangkat sendiri!"

"UDAHLAH RA, IYAIN AJA!" Nara tentu saja terlonjak kaget mendengar teriakan yang tiba-tiba itu. Namun sedetik kemudian, ia refleks menoleh dan mendongakan kepala ke balkon rumah yang bersebelahan dengan rumahnya. Pandangan Nara menangkap seorang Nata yang sedang tersenyum dan sesekali menyeruput isi dari cangkir yang ada di tangan laki-laki itu. Bukannya membalas dengan senyuman, Nara justru malah memberi tatapan tajam pada Nata, seolah memberi isyarat jika ia tak suka dengan kalimat yang tadi Nata lontarkan.

Ravin yang sejak tadi merasa diabaikan langsung menghembuskan napas kasar. "Nggak usah kelamaan mikir!" Ravin langsung menarik tangan Nara dengan kasar, dan memasukan gadis yang berstatus sebagai pacarnya itu ke mobil. Setelah itu ia berjalan mengitari mobilnya dan ikut masuk, sebelum akhirnya melajukan mobilnya menuju sekolah.

Nata memandang kepergian mobil Ravin dengan senyuman sinis yang tercetak jelas sambil bergumam dalam hati, Tunggu kejutan dari gue!

-Nara&Nata-

Suasana SMA 25 Jakarta masih sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Hanya suara obrolan siswa-siswi yang sedang berjalan menuju kelas, yang menjadi pemecah keheningan. Namun suara pekikan beberapa siswi tiba-tiba terdengar saat seseorang yang baru saja memarkirkan mobil sport hitamnya di parkiran khusus mobil, keluar dari mobil yang dikemudikannya.

"Ya ampun, siapa tuh cowok? Ganteng banget!"

"Gila ... keren banget tuh cowok!"

"Populasi cogan di sekolah ini, nambah lagi satu."

"Wah, calon jodoh gue!"

Tak hanya memekik orang itu dengan pujian, bahkan ada juga beberapa siswi yang jatuh, menabrak tong sampah, salah masuk kelas, nabrak pilar, hingga terperosok ke selokan, karena terlalu fokus memperhatikan seseorang yang memiliki paras tampan itu. Sementara orang yang menjadi pusat perhatian hanya terkekeh dan sebisa mungkin menahan tawanya agar tidak pecah. Meski begitu, dalam hatinya ia justru bertanya-tanya, Apa gue seganteng itu yah sampai cewek-cewek disini terpesona sama kegantengan gue?

NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang