Part 46 - Tetap Tak Sama

122 4 0
                                    

Jangan pernah mengatakan jika semua jauh lebih baik, setelah berhasil memperbaiki keadaan.
Kenyataannya semua tetap tak sama.

Saat Nata, Darwin, dan Hendra sampai di kelas, mereka hanya mendapati Nara yang sedang menelungkupkan wajah diantara lipatan tangan yang berada di atas meja.

Nata yang awalnya ingin duduk di bangkunya, seketika mengurungkan niatnya dan memilih untuk duduk di kursi guru. Selain karena ia ingin menghindari obrolan dengan Nara, ia juga masih ingin berbicara dengan Darwin dan Hendra--yang posisi duduknya berhadapan dengan meja guru--. Meski begitu, Nata sesekali melirik Nara dan memberi tatapan sendu pada gadis itu. Dan saat Nara menyadari tatapannya, ia langsung mengetuk-ngetukan penghapus papan tulis ditangannya ke meja. Hal itu tentu saja menghasilkan suara yang menjadi pemecah keheningan di ruang kelas tersebut.

Tepat setelah Nata menghentikan kegiatannya, beberapa siswi lainnya mulai berdatangan dan duduk menempati bangku masing-masing. Suasana kelas perlahan mulai riuh dengan obrolan siswi-siswi yang bergosip dengan membentuk lingkaran di salah satu meja yang berada di tengah.

Nata tentu saja langsung berdecak kesal melihat pemandangan itu. "Heran gue sama gerombolan cewek itu. Kerjaannya gosip mulu," gumam Nata yang kemudian mengembuskan napas.

"Maklum lah Nat, bagi cewek-cewek kayak mereka, ngegosip adalah bagian dari hidup," respon Darwin yang langsung diangguki oleh Hendra.

Nata seketika tersenyum saat sebuah ide melintas dipikirannya. Bertepatan dengan itu, ia mendengar suara langkah kaki yang semakin dekat. Dan saat ia menoleh, ia melihat Dinda dan Ferdi sedang mengobrol dengan kedua tangan saling menggenggam, hendak memasuki kelas. "WOY!BISA PERHATIIN GUE SEBENTAR!" teriak Nata yang kini sudah berdiri di depan papan tulis.

Semua siswi-siswi yang ada di kelas termasuk Nara, langsung menatap penasaran pada Nata. Mereka semua sama-sama yakin jika Nata akan membicarakan hal penting. Sementara Darwin dan Hendra yang sudah tahu maksud Nata, langsung menoleh ke ambang pintu.

"HARI INI DI KELAS KITA ADA YANG ABIS JADIAN. DAN INILAH PASANGAN BARU DARI KELAS SEBELAS MIPA EMPAT, DINDA DAN FERDI!" Tepat setelah Nata selesai berteriak, Ferdi dan Dinda pun menginjakan kakinya melewati ambang pintu.

Berita yang disampaikan Nata berhasil membuat suasana kelas semakin riuh, dengan teriakan siswi-siswi yang minta ditraktir makan saat jam istirahat nanti.

Seketika Ferdi mengembuskan napas dan berjalan mendekat Nata. Ia berdiri di sebelah sahabatnya untuk mencubit pinggang Nata sekilas, sebelum akhirnya meminta siswi-siswi berhenti berteriak dengan bertepuk tangan sebanyak dua kali.

Suasana kelas kembali hening. Saat siswi-siswi lain menunggu respon Ferdi, Nara justru malah merutuki dirinya sendiri yang selama ini telah salah paham pada Nata dan Dinda. Bego. Jadi selama ini gue udah salah pamah sama Dinda? Jadi yang tadi mau nyatain perasaannya ke Dinda itu Ferdi, bukan Nata? Berarti selama ini gue udah jahat banget dong sama Dinda?

NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang