Part 10 - Kesempatan Kedua

177 6 0
                                    

Setiap orang berhak mendapat kesempatan kedua.
-Nara&Nata-

Apa salah dan dosaku, sayang, cinta suciku kau buang-buang
Lihat jurus yang kan ku berikan, jaran goyang, jaran goyang
Sayang, janganlah kau waton serem, hubungan kita semula adem
Tapi sekarang kecut bagaikan asem, semar mesem, semar mesem

Siswa laki-laki dari kelas XI MIPA 4 yang berjumlah empat orang itu tampak heboh menyanyikan lagu Semar Mesem dari Nella Karisma di sisi lapangan dengan posisi duduk melingkar sambil menunggu giliran mereka praktik.

Di jam pelajaran ke 4 dan 5 ini, Pak Agus selaku guru olahraga meminta siswa-siswi nya untuk lari keliling lapangan sebanyak tiga putaran. Karena Pak Agus selalu mendahulukan siswi-siswinya, maka keempat siswa yang kini masih asik bernyanyi harus rela menunggu giliran.

"Ganti lagu dong, jangan itu terus!" pinta Ferdi yang sudah lelah menyanyikan lagu tersebut.

"Nyanyi lagu Sakitnya Tuh Disini aja!" saran Darwin.

"Oke, tapi lo bertiga tunggu bentar yah!" ujar Nata dan langsung berdiri.

"Lo mau kemana?" tanya Hendra sambil mengerenyit heran.

"Nanti lo juga tahu." Nata langsung pergi sebentar meninggalkan lapangan.

"Mau kemana sih tuh anak?" Hendra lagi-lagi bertanya karena ia tak bisa menahan rasa penasarannya lagi.

Ferdi langsung mengangkat bahunya, sebagai isyarat jika ia juga tidak tahu.

"Yuk nyanyi lagi!" ajak Nata yang tiba-tiba sudah duduk bersila di posisi semula.

"Lo abis beli minum kok nggak ngajak-ngajak sih Nat?" tanya Darwin sedikit kecewa. Sejak tadi ia memang merasa haus karena terus-terusan bernyanyi. Ditambah lagi cuaca yang panas membuat tenggorokannya terasa sangat kering.

"Siapa yang abis beli minum sih? Ini gue ambil dari tong sampah. Tangan gue sakit banget soalnya tepuk tangan mulu," jelas Nata yang langsung diangguki oleh ketiga teman sekelasnya.

Setelah itu mereka kembali bernyanyi dengan lagu yang berbeda seperti saran Darwin tadi. Dan saat mereka berempat sedang asik bernyanyi, tiba-tiba Nara menghampiri mereka dengan napas yang terengah-engah serta keringat bercucuran di dahinya, dan langsung mengambil botol yang sedang Nata mainkan.

Nata sontak berdiri saat tiba-tiba Nara merebut botol yang sedang ia mainkan. Dan saat Nata melihat Nara hendak meneguk air yang ada di botol itu, Nata langsung membuka suara, "Ra, lo ma-"

"Ah, thanks yah Nat!" ujar Nara setelah menghabiskan air dalam botol yang ia pegang dan langsung mengembalikannya pada Nata.

"Nara cantik-cantik jorok," ucap Ferdi, Darwin, dan Hendra secara bersamaan dengan muka cengo. Namun seketika, ketiga siswa laki-laki yang masih setia dengan posisi duduknya langsung tertawa terbahak-bahak.

"Jorok? Kenapa lo bertiga ngatain gue jorok? Nat ini kenapa sih?" Nara bertanya sambil menoleh pada Nata, Ferdi, Darwin, serta Hendra secara bergantian.

"Sebenarnya-" Nata sedikit ragu untuk melanjutkan ucapannya, sehingga ia langsung menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Sebenarnya apa?" tanya Nara yang benar-benar sudah penasaran ingin mendengarkan penjelasan Nata.

NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang