Epilog

548 14 0
                                    

Bagi Nara, semua masih terasa seperti mimpi. Ia masih ingat betul, beberapa jam yang lalu Nata masih membentaknya dan bersikap dingin padanya. Namun sekarang, laki-laki itu sedang duduk di sebelahnya seraya tersenyum menatapnya. Dan tak pernah Nata ketahui, hal itu telah berhasil membuat jantungnya berdegup dua kali lebih cepat. Senyumnya tak luntur sedikitpun dari bibir tipisnya, menunjukkan jika ia sangat bahagia malam ini. Baginya, ulang tahunnya yang ketujuh belas ini adalah ulang tahun yang paling sempurna. "Nat, jujur, aku masih ngerasa kalau semua ini cuma mimpi."

Seketika Nata terdiam setelah mendengar penuturan Nara. Hanya helaan napas yang sanggup ia keluarkan. Nata merasa jika dirinya sangat jahat karena telah menyakiti Nara belakangan ini. "Maaf," ucapnya lirih, setelah terdiam selama beberapa saat.

"Nggak perlu minta maaf, yang penting masalah kita udah selesai," respon Nara seraya menangkup wajah Nata. "Jangan pernah pergi lagi Nat, aku nggak mau kehilangan kamu. Dan untuk kesekian kalinya aku bilang, kalau aku nggak akan tahu gimana jadinya hidup aku tanpa kamu."

Nata tentu saja merasa lega setelah mendengar penuturan Nara. Ia pun mengulurkan kedua tangannya untuk menyentuh tangan Nara yang masih menyentuh kedua pipinya. "Aku nggak bisa janji Ra, tapi aku akan berusaha untuk nggak akan pernah ninggalin kamu, apapun yang terjadi."

Setetes air mata seketika jatuh membasahi pipi Nara, membuat gadis itu langsung menubruk tubuh Nata dan melingkarkan kedua tangannya di leher Nata. Terimakasih Tuhan, karena Kau telah menghadirkan Nata dalam hidupku.

Nata yang masih sedikit terkejut karena Nara yang memeluknya secara tiba-tiba, perlahan mulai membalas pelukan Nara. Ya Tuhan, jangan pisahkan aku dan Nara, apapun yang terjadi nanti.

Malam ini, dibawah sinar rembulan, dengan keduanya yang duduk di sebuah kursi panjang yang berada di halaman belakang rumah Nara, secara tak sadar sama-sama mengharapkan agar keduanya terus bersama, tanpa perduli apapun yang terjadi nanti. Karena keduanya sama-sama tahu, jika ini bukanlah akhir, melainkan awal dari segalanya.

Finally, akhirnya cerita ini selesai juga!
Makasih buat kalian yang udah nyempetin waktu buat baca cerita ini. Dan untuk cerita Nata sendiri, akan aku publish secepatnya.

NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang