Part 29 - Nara Posesif

104 4 0
                                    

Sikap Nara berubah. Entah itu hanya perasaan Nata saja atau bukan, tapi gadis itu sangat berbeda menurutnya pagi ini. Saat ia sampai di kelas, ia dikejutkan dengan Dinda yang pindah duduk menempati bangkunya, sementara bangku yang biasanya di tempati Dinda masih kosong. Dan saat ia melirik Nara, gadis itu malah menunjukan cengirannya. Membuat Nata langsung mengangkat sebelah alisnya.

Nara yang memang sudah hafal dengan ekspresi yang ditunjukan Nata, langsung menarik satu tangan Nata dan membuat laki-laki itu duduk di sebelahnya.

"Apaan sih Ra?" tanya Nata yang kemudian menghembuskan napas kasar.

"Mulai hari ini, lo duduk sama gue," jawab Nara dengan entengnya sambil bertopang dagu.

Mendengar hal itu, Nata langsung menoleh sekilas ke belakang, memperhatikan Dinda dan Ferdi yang sibuk dengan ponselnya masing-masing. "Harus banget yah Ra?" tanya Nata yang kini sudah menoleh pada Nara.

"Iya," jawab Nara sambil mengangguk mantap.

"Serah lo deh," dengus Nata yang kemudian menaruh tasnya di atas meja. Setelah itu, ia langsung menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangannya yang berada di atas meja.

"Nat?"

"Hm." Nata merespon panggilan Nara dengan deheman tanpa merubah posisi, membuat Nara langsung melakukan hal yang sama dengan Nata. Bedanya, ia menolehkan wajahnya agar bisa memandang telinga dan rambut hitam milik Nata yang kemudian ia belai secara perlahan. "Lo kenapa?" tanya Nara dengan lembut. Ada kekhawatiran mendalam yang Nara rasakan dibalik pertanyaan itu.

"Nggak papa," jawab Nata tanpa menoleh.

"Lo marah? Lo nggak suka duduk sebangku sama gue?"

Mendengar nada bicara Nara yang lirih, Nata refleks menoleh dan menampakan senyum tulusnya pada Nara. "Bukan gitu, gue cuma lagi badmood aja Ra."

"Badmood kenapa? Cerita dong sama gue!"

Nata bangkit dari posisinya sambil menghembuskan napas kasar, "Yakin mau dengerin?"

"Kalau gue nggak mau dengerin, ngapain gue nanya Nat?"

"Kalau gitu ikut gue yuk!" Nata menarik lembut tangan Nara dan membawa gadis itu menuju halaman belakang sekolah.

Kini keduanya duduk bersebelahan di kursi semen dengan pandangan sama-sama menatap lurus ke depan. Semilir angin yang berhembus menerpa rambut mereka mengikuti arah angin. Membiarkan keheningan menyelimuti jeduanya selama beberapa detik.

"Sekarang lo cerita sama gue!" Setelah Nara merasa jika ini adalah waktu yang tepat, ia langsung menoleh dan meminta Nara untuk bercerita. Membuat laki-laki di sebelahnya refleks menoleh danmenatap wajahnya.

"Ferdi marah sama gue Ra. Gue sendiri nggak tahu kenapa? Makanya tadi pas lo minta gue buat duduk di sebelah lo, gue sedih. Karena gue bakalan punya sedikit kesempatan buat minta penjelasannya dia."

"Bagus deh. Gue pikir lo badmood karena cemburu karena Ferdi duduk sama Dinda," sindir Nara yang kembali menatap lurus ke depan.

Dahi Nata seketika mengerenyit setelah mendengar kalimat sindiran Nara. Ia yakin perubahan sikap Nara ada sangkut pautnya dengan kejadian kemarin. "Maksudnya?"

"Lo jujur deh Nat sama gue! Lo suka kan sama Dinda selama ini?"

Seketika Nata mengusap wajahnya dengan gusar dan kembali menatap Nara yang kini sudah kembali menatapnya. Tatapan Nara yang terkesan sinis, membuat Nata langsung beranjak dan berdiri menghadap Nara. "Ra, kenapa lo jadi bahas masalah itu sih? Gue ngajak lo kesini karena gue pikir lo beneran mau dengerin ceruta gue."

NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang