Part 18 - Libur Menjahili Nara

115 4 0
                                    

Pas lagi butuh aja, lo baikin. Giliran nggak butuh, lo cuekin.
-Nata-

"Heran deh gue. Dari sekian banyak siswa, kenapa mesti lo sih yang disuruh nemenin gue ke lab buat ngambil tengkorak." Sejak keluar dari kelas tadi, Nara tak hentinya menggerutu kesal sambil terus berjalan dengan kaki yang sengaja dihentak-hentakan menuju lab biologi.

Sementara Nata yang berjalan santai di belakang Nara langsung terkekeh melihat tingkah gadis didepannya yang sangat menggemaskan. "Ya udah sih Ra. Percuma juga lo ngedumel, nggak akan bikin Bu Nunun berubah pikiran juga kan?" respon Nata dengan tenang. Ia sama sekali tak masalah harus berdua dengan Nara. Namun bukan berarti ia senang dengan apa yang terjadi sekarang, hanya saja ia sedang tidak mood untuk menjahili gadis itu.

"Diem, gue nggak ngajak lo ngomong!" tukas Nara sambil menoleh sekilas dan memberi tatapan tajam pada Nata. Namun karena ia tak memperhatikan jalan, secara tak sengaja ia menabrak Pak Budi yang datang dari arah berlawanan dengan setumpuk buku ditangan.

"Kamu ini. Kalau lagi jalan, liatnya ke depan, jangan kebelakang!" omel Pak Budi yang kemudian berjongkok untuk membereskan dua puluh buku paket Fisika yang jatuh berserakan.

"Ya maaf Pak, namanya juga nggak sengaja," respon Nara sambil menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga dan membantu Pak Budi membereskan buku.

Nata pun buru-buru mendekati Nara dan Pak Budi untuk membantu mereka.

"Kalian kenapa berkeliaran di luar? Ini lagi jam pelajaran?" Pak Budi kembali bangkit setelah buku itu tertumpuk dan kembali ia angkat untuk di bawa ke kelas yang akan ia ajar.

"Anu Pak ... ki--"

"ANU APA?" sentak Pak Budi yang langsung membuat Nara dan Nata terlonjak kaget. "KALIAN PASTI MAU MOJOK BERDUAAN KAN?"

"Aduuh, Bapak jangan fitnah. Yakali saya mojok sama si kucrut Nata," protes Nara yang tak terima dengan tuduhan Pak Budi.

"Heh boneka Annable! Lo pikir gue mau gitu mojok sama lo, ngapain? Nggak ada kerjaan banget," balas Nata dengan sarkas.

"Halah kalian ini pasti lagi sok-sokan berantem kan buat ngelabuhin saya? Bener-bener tipe kids jaman now kalian," ucap Pak Budi sambil menggelengkan kepala.

"Terserah bapak aja deh Pak. Percuma juga kita jelasin, Bapak nggak akan percaya," respon Nata pasrah sambil mengacak rambutnya sendiri. Daripada ia harus buang-buang waktu dan tega hanya untuk menjelaskan sesuatu tak penting ke Pak Budi, lebih baik ia diam. Lagi pula seberapa keras pun ia meyakinkan guru killer itu, tetap saja dia tidak akan percaya karena Pak Budi memegang prinsip, jika guru selalu benar.

"Ih, kok lo gitu sih Nat. Kita harus jelasin sejelas-jelasnya ke Pak Budi, biar tidak ada dusta diantara kita."

"Ck," decak Nata sambil memutar bola matanya malas, "kalau lo mau Pak Budi percaya, lo aja yang yakinin dia. Menurut gue ada hal yang lebih penting daripada soal ini." Tanpa memperdulikan Nara yang sedang kesal, Nata pun memilih pergi meninggalkan gadis itu bersama Pak Budi dan melanjutkan langkahnya menuju lab biologi.

-Nara&Nata-

10 menit telah berlalu sejak keluarnya Nara dan Nata dari kelas. Bu Nunun dan siswa-siswi yang ada di kelas merasa kesal karena mereka tak juga kembali. Bahkan ada beberapa siswa-siswi yang mengira jika Nara dan Nata mampir dulu ke kantin untuk mengisi perut mereka sendiri dan menyampingkan perintah Bu Nunun.

NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang