Part 22 - JJM with Nata

107 2 0
                                    

Sekalipun malam jadi pemisah antara langit biru dengan matari, pada akhirnya keduanya tetap kembali bersama.
Begitu pula dengan kita. Sekalipun dia menjadi dinding pemisah antara kita berdua, kamu jangan pernah takut. Tetaplah percaya pada takdir yang akan menyatukan kita kembali.
Karena sahabat, akan selalu ada selamanya.
-Nara&Nata-

Malam yang membosankan. Begitulah kesan Nara malam ini. Kedua orangtuanya sedang pergi ke luar kota karena ada urusan pekerjaan. Jadilah ia sendirian di rumah. Sejak tadi cacing di perutnya sudah demo minta diberi makan, tapi masalahnya di kulkas tak ada apapun yang bisa ia masak. Yang ada hanya cemilan berupa makanan ringan yang tentu saja tak membuat perutnya kenyang. Ingin mencari makanan keluar, tapi ia malas kalau sendirian. Sekarang, ia hanya berguling-guling di kasur sambil berusaha memejamkan matanya. Berharap ia bisa cepat tidur agar rasa laparnya berkurang. Namun sayangnya ia masih tetap bisa tidur. Benar kata orang, kalau kita tidur dalam keadaan lapar,pasti tidurnya tidak akan pernah nyenyak.

"Gue mesti gimana sekarang?? Masa iya gue mesti minum air segalon biar gue kenyang?" gerutu Nara yang kemudian mengubah posisinya menjadi duduk. Ia pun mengambil ponsel yang ia letakan di atas nakas sebelah kanan tempat tidurnya karena mendengar bunyi notifikasi. Seketika senyumnya mengembang saat Nata mengiriminya chat yang tentu saja akan membuat rasa laparnya hilang.

AdinataPratama
Temenin gue cari makan di taman deket kompleks yuk!

Nara pun buru-buru membalas chat Nata sebelum laki-laki itu berubah pikiran. "Oke, gue ke rumah lo sekarang," ucap Nara sambil menuliskan kalimat yang ia ucapkan di papan ketik. Setelah terkirim dan dibaca oleh Nata, Nara langsung mengambil sebuah jaket berwarna biru dongker untuk membalut kaos putih bermotif bunga yang dipakainya dan langsung pergi menemui Nata.

-Nara&Nata-

Ini anak mana sih?" Nata yang mengenakan jaket berwarna hitam dengan hoodie menutupi kepala, terus mondar-mandir sambil melirik jam ditangannya. Bukan ia tak sabaran, hanya saja ia sudah sangat lapar. Apalagi saat di sekilah tadi, ia sama sekali tak ke kantin.

Ia refleks menghentikan kegiatan mondar-mandirnya saat pandangannya menangkap sepasang flat shoes berwarna putih. Dan saat ia mendongak, tampak Nara sudah berdiri di hadapannya dengan cengiran khas tanpa dosa. Membuatnya langsung berdecak kesal, "Lama banget sih lo!"

"Nanti aja ngomelnya. Sekarang gue udah laper banget, jadi kita langsung jalan aja!" Tanpa menunggu respon Nata, Nara langsung menarik pelan tangan Nata. Keduanya pergi ke taman dekat kompleks perumahan mereka dengan berjalan kaki, karena memang jaraknya tidak terlalu jauh.

NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang