Part 15 - Gara-gara Greyson

135 4 0
                                    

Rasanya tuh sakit, saat lo sayang sama orang tapi dia malah ngebentak lo, bahkan benci sama lo.
-Ferdi-

"Pagi kembarannya boneka Annabelle!" sapa Nata begitu melewati bangku Nara dan langsung duduk di bangkunya.

"Lo tuh kayak boneka Chucky," balas Nara dengan ketus sambil terus menyalin catatan dari buku Ferdi.

"Enak aja lo ngatain gue boneka Chucky. Muka gue ini sebelas dua belas sama Cameron Dallas. Jadi sekali lagi lo nyama-nyamain gue sama boneka Chucky, gue aduin lo sama Cam," cerocos Nata yang membuat Nara langsung memutar bola matanya.

"Serah lo aja deh Nat. Gue lagi males berantem," ketus Nara yang membuat Nata dan Ferdi terkekeh.

Tak berlangsung lama, Dinda masuk kelas dengan wajah ditekuk. Membuat Ferdi langsung mengerutkan dahi dan khawatir pada Dinda. "Yaelah, pagi-pagi udah galau aja lo Din? Berantem sama pacar? Ditagih hutang sama depkolektor? Uang jajan menipis? Lupa ngerjain tugas? Di  PHPin cowok? Atau--"

"Diem!" sela Dinda yang kemudian duduk di bangkunya.

"Ah elah, gue cuma nanya. Kenapa lo jadi sewot sama gue sih?" dengus Ferdi sambil memberi tatapan teduh pada Dinda.

"Huaa ... Nara!" Dinda tiba-tiba merengek dan langsung memeluk Nara dari samping, membuat beberapa siswa-siswi yang berada di kelas menatap heran ke arahnya.

Nara yang dipeluk secara tiba-tiba langsung menghentikan kegiatan menulisnya dan mengusap bahu Dinda. "Lo kenapa Din? Cerita sama gue kalau ada masalah!" ujar Nara dengan nada khawatir.

"Semalam babang Greyson Chance nge-live di instagram, dan sedihnya gue nggak tahu. Jadinya gue nggak nggak bisa liat dia sama denger suaranya," ucap Dinda yang sudah mulai sesenggukan.

"Anjir lo Din, kirain apaan," ucap Ferdi sedikit kesal. Ia sudah benar-benar khawatir pada Dinda yang tiba-tiba datang dengan wajah ditekuk. Tapi begitu ia tahu jika alasan Dinda menangis hanya karena gadis itu tidak bisa melihat Greyson nge-live di instagram, Ferdi rasanya ingin menggetok kepala Dinda dengan kampak.

Sementara siswa-siswi lain langsung memutar bola matanya dan mengembuskan napas. Teman sekelas mereka yang satu itu memang ajaib. Selalu bisa membuat suasana kelas jadi heboh seketika.

"Ya udah sih Din. Kan masih bisa liat lain waktu." Meski ia juga merasa kesal, namun sebisa mungkin Nara terus menghibur Dinda. Karena sahabatnya itu memang sangat mengidolakan Greyson Chance.

"Bener tuh kata Nara. Lagian lo tuh jangan terlalu berlebihan deh Din. Baru juga nggak bisa liat Greyson Chance nge-live lo udah nangis kejer kayak gini, apa kabar diputusin pacar. Bisa-bisa lo loncat dari puncak Monas," timpal Nata yang langsung mendapat cubitan di pinggang dari Ferdi.

Dinda yang tak terima dengan ucapan Nata dan Ferdi langsung menoleh dan merespon ucapan mereka sambil terus menangis sesenggukan, "Lo berdua gampang ngomong gitu karena lo berdua nggak ngerasain apa yang gue rasain."

"Ya tapi nggak mesti selebay itu juga kali," ketus Ferdi sambil memicingkan matanya.

BRAK.

Secara tiba-tiba, Dinda menggebrak meja Nata dan Ferdi, membuat semua siswa-siswi di kelas terlonjak kaget dan menatap tajam ke arah gadis yang kini sudah berdiri membelakangi mejanya. "LO NGGAK TAHU APA-APA SOAL GUE. JADI JANGAN PERNAH LO NGATAIN GUE!"

NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang