Part 24 - Penentuan

98 2 0
                                    

Tuhan itu baik, Tuhan selalu tahu apa yang bikin kita bahagia.
-Nara-

Saat kau jatuh
Lukai hati
Di manapun itu
I'll find you

Saat kau lemah
Dan tak berdaya
Lihat diriku
Untukmu

Reff:
Kapanpun mimpi terasa jauh
O ingatlah sesuatu
Ku akan selalu
Jadi sayap pelindungmu

Saat duniamu mulai pudar
Dan kau merasa hilang
Ku akan selalu
Jadi sayap pelindungmu

Sebuah lagu milik The Overtunes, menjadi lagu pembuka di perayaan ulang tahun SMA 25, malam ini. Ratusan siswa-siswi dari tiga angkatan ikut terhanyut mendengarkan lagu yang dinyanyikan oleh tiga pemuda bersaudara sambil bermain gitar di atas panggung sana. Satu dari mereka, menjadi pusat perhatian semua siswi. Dia adalah ... Mika Angelo.

Setiap tahunnya, SMA 25 Jakarta selalu menghadirkan bintang papan atas untuk menjadi Gues Star dalam acara tersebut. Dan untuk malam ini, The Overtunes lah yang dipilih oleh pihak OSIS--lebih tepatnya Ravin. Dia sengaja memilih The Overtunes sebagai Gues Star, karena Nara sangat menyukai grup musik tersebut. Setidaknya dengan begitu, Nara tidak terlalu sedih karena ketidakhadirannya. Sayangnya diaa melakukan itu dulu, saat hubungannya dengan Nara masih baik-baik saja, meski sering diwarnai pertengkaran. Tapi kini, hubungan Ravin dan Nara hancur. Bahkan Nara yang kini berada di backstage bersama Nata, sama sekali tak tertarik untuk bergabung dengan ratusan siswa-siswi lain di lapangan sana.

Nara masih terus memikirkan nasibnya beberapa jam lagi. Sementara saat ini ia yakin,Ravin pasti sudah berada di pesawat dan ingin segera menemuinya. Nara tidak mau itu terjadi. Ia tak ingin kembali pada laki-laki itu. Sehingga ia berharap dalam hati, Tuhan akan berbaik hati membuat Ravin datang terlambat. Setidaknya laki-laki itu akan datang lima menit setelah ia selesai tampil. Semoga.

"Ra ... udahlah, nggak usah dipikirin!" ujar Nata sambil mengusap lembut bahu Nara yang duduk bersebelahan dengannya.

"Dari tadi gue udah coba buat tenang Nat. Tapi nggak bisa," respon Nara sambil mengacak rambutnya yang tergerai. Membuat Nata langsung berdecak kesal.

Nara memutar posisi duduknya menghadap Nara dan menatap rambut Nara yang awalnya sudah rapi, kini malah acak-acakan. "Rambutnya jangan diacak-acak, sejam lagi lo tampil!" ujar Nata sambil merapikan rambut Nara dengan jari-jari tangannya. Setelah selesai, Nata pun menurunkan tangannya dari kepala Nara dan kembali menghadap lurus ke depan. Nata kini diam, membiarkan Nara mencoba mengatur perasaannya agar bisa lebih tenang. Hingga kemudian, suaranitifikasi dari ponselnya membuat Nata langsung teralihkan pada ponselnya. Ia seketika membelalakan matanya saat melihat puluhan chat dari grup sekolahnya yang membahas hal sama. Tapi, Nata hanya fokus pada chat yang Ferdi kirim di grup sekolahnya.

FerdiFerdiansyah
Apa? Pesawat yang ditumpangi Ravin kecelakaan? Semua penumpang termasuk Ravin, tewas?

Nata diam terpaku danmembaca berulang-ulang isi chat Ferdi di grup sekolah. Ia hanya ingin memastikan jika ia tak salah membaca, dan tak ada satupun kata yang terlewat. Meski Ravin tak pernah menyukainya dan ia memiliki masalah dengan Ravin,bagaimanapun juga ia harus memikirkan perasaan Nara. Jika sampai Nara mengetahui hal ini, dia pasti akan shock. Apalagi sebentar lagi Nara akan tampil. Jangan sampai penampilan Nara kacau karena berita ini.

NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang