"Aku mencintaimu. Selamat tinggal."
Ia membisikkan kata-kata penuh kontradiksi itu sebelum melepaskan pelukannya dariku. Mata cokelatnya enggan menatapku. Aku pun tak yakin sanggup melindungi pertahananku andai ia benar-benar melakukannya. Karena hatiku sudah terlanjur patah tanpa ia perlu menghujamkan pisaunya lebih dalam.
Ia menghela napas sekali lagi. Tanpa mengatakan apa-apa, ia berbalik dan berjalan menjauh. Saat itulah air mataku jatuh ke bumi.
Segalanya yang dulu kami perjuangkan, resmi berakhir hari ini.
***Halo para pembaca yang budiman 😊 sebenernya saya nggak ada niat melanjutkan cerita ini karena memang alurnya biasa aja dan nggak banyak kejutan. Tapi beberapa bulan belakangan saya seneng karena lebih banyak pembaca yang meninggalkan ⭐ dan komen. Saya jadi terharu dan terdorong buat nulis lagi 😅 jadi saya pengen minta pendapat kalian, baiknya cerita ini dilanjutkan atau saya nulis cerita baru ya? Untuk yang sudah baca cerita ini, klik ⭐, komen, atau add to reading list, thank you so so much 😘
All the love. W
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweeter than Fiction
Romance"Kau mungkin menyayangi mereka berdua, tapi kau hanya mencintai salah satu. Dan siapa pun dia, hanya hatimu yang tahu." Dongeng tak selamanya indah. Begitu juga hidup. Seperti roller coaster, naik, turun, penuh kejutan. Tak perlu risau, karena saa...