THE SECRET #10

2.4K 311 7
                                    

Daera merebut kembali ponsel yang berada di tangan Changbin. Ia sekilas menatap layar ponselnya dan kemudian kembali menatap Changbin geram.

Ada sejuta kalimat yang ia ingin utarakan pada manusia es di hadapannya. Namun, rasanya mulutnya seakan-akan terkunci rapat.

Sedangkan yang ditatap hanya memandang Daera dengan tatapan datar. Tak ada yang terjadi saat adanya kejadian tatap-tatapan itu, Changbin menatap Daera datar dan Daera menatap Changbin geram. Dalam diam.

Ia sungguh geram pada Changbin kali ini. Kalau Changbin adalah seekor hewan, sudah dapat dipastikan bahwa Changbin akan mati ditangan Daera detik ini juga.

Changbin melipat tangannya di dada dengan tatapan datar sedatar-datarnya pada Daera.

Daera sudan menyusun kalimat panjang yang sudah siap ia utarakan pada Changbin, pikirannnya memang sibuk, tapi matanya tak lepas dari Changbin yang kini menatapnya lebih datar, jauh menyebalkan dari sebelumnya.

Ingin rasanya Daera berteriak.

"Ya! Changbin~ssi, Kau itu manusia atau bukan? Sifatmu mudah sekali berubah. Sebegitu plin-plan kah kau? Terlebih lagi, kau bahkan tak mengatakan hal yang setidaknya dapat sedikit menjelaskan perubahan sifatmu yang mendadak itu? Kau tau, tak sopan kau mengambil ponselku seperti itu. Aku lebih tua denganmu. Dan, tadi aku sedang berbicara pada Juyeon, oppaku yang jarang kutemui. Aku ingin bicara padanya lebih banyak, dan kau seenaknya mengambil ponselku. Kau sangat menyebalkan, kau tahu!" Daera lega, ia telah mengatakan semua uneg-uneg yang ada di kepalanya sedari tadi.

Changbin tak terlihat mendengarkan dengan baik pernyataan Daera. Pikirannya saat ini kosong. Ia hanya akan memperbolehkan pekerjaannnya yang belum selesai itu yang masuk dalam pikirannya.

Selain itu, tak ada ruang untuk memikirkan hal lain. Yang Changbin inginkan hanyalah, membawa gadis ini keluar sesuai keinginannya dan saat pulang, Changbin akan benar-benar fokus pada pekerjaannya.

Changbin tak sabar untuk itu.

"Ayo, sesuai janjiku. Kau ingin kemana?" Dan, berlalu. Changbin mengalihkan topik pembicaraan dan memasuki rumahnya sekilas hanya untuk menutup pintu kemudian berjalan berbalik kearah mobil, tanpa memerdulikan Daera yang masih menatapnya geram. Dua kali lipat.

Gadis itu bahkan membulatkan mata dan mulutnya melihat aksi perlawanan dari seorang Seo changbin.

Daera memanglah seorang gadis dengan sifat polos dan periang yang tak terlalu peduli lingkungan sekitarnya. Namun, bila ini sudah menyangkut Changbin yang sekarang akan mulai memasuki zona nyamannya.

Tidak.. tidak! Itu terlalu mengganggu bagi Lee Daera. Daera harus mengetahui penyebabnya sampai dapat diterima oleh akal sehat.

Dan, pria di hadapannya juga tampaknya tak sama sekali tertarik dengan kehidupannya yang terlihat biasa-biasa saja. Changbin hanya tau, karena gadis inilah, Changbin dapat dipertemukan oleh orang tuanya yang entah kapan terkabulkan oleh mereka.

Tangan Changbin sudah siap membuka pintu mobil, matanya menatap sekilas Daera yang masih terlihat mematung di depan puntu rumah, entah sedang apa. Changbin mengingat pertanyaan yang tadi Daera tanyakan padanya.

"Ya! Changbin~ssi, Kau itu manusia atau bukan? Sifatmu mudah sekali berubah. Sebegitu plin-plan kah kau? Terlebih lagi, kau bahkan tak mengatakan hal yang setidaknya dapat sedikit menjelaskan perubahan sifatmu yang mendadak itu? Kau tau, tak sopan kau mengambil ponselku seperti itu. Aku lebih tua denganmu. Dan, tadi aku sedang berbicara pada Juyeon, oppaku yang jarang kutemui. Aku ingin bicara padanya lebih banyak, dan kau seenaknya mengambil ponselku. Kau sangat menyebalkan, kau tahu! "

Bukan begitu. Changbin tak bermaksud untuk plin-plan atau semacamnya. Lagi pula untuk apa Changbin harus menjelaskannya terlebih dahulu pada Daera? Sepenting itu kah, sampai Changbin harus menjelaskannya dahulu?

Tidak, 'kan?

Kemudian tentang sifat Changbin yang mudah berubah, hmm.. apa perlu dijelaskan juga? Changbin itu manusia, wajar saja sifatnya berubah. Kalau tentang ponsel itu, bagi Changbin terlalu merepotkan jika harus menunggu Daera menyelesaikan teleponnya dahulu dan baru mengatakan bahwa Changbin akan mengantar Daera.

Tunggu, Lee Daera lebih tua dari Seo Changbin?

°°°

Daera membuka mulutnya lebar, matanya juga ikut terbuka lebar. Changbin baru saja mengalihkan pembicaraan setelah Daera dengan puas mengeluarkan semua hal yang mengganjal dipikirannya.

Ahh.. ayolah! Daera benar-benar kesal sekarang. Cobalah untuk mengerti perasaan Daera. Bayangkan saja, seseorang yang sudah mati-matian menyusun kalimat sepanjang itu dan diabaikan begitu saja.

Daera bukanlah tipe orang yang dapat mudah menjelaskan apa yang ia rasakan begitu saja.

Daera menggeleng pelan. Entahlah, Daera tak tahu. Daera tak peduli. Apa tadi Changbin mendengarkan apa yang Daera bicarakan. Atau tidak.

°°°

Canggung? Bukan. Bukan canggung jika keadaannya seperti sekarang ini. Daera sedang mendengarkan lagu lewat hedseat ditelingannya, sedangkan Changbin sedang mendengarkan musik juga lewat radio dimobil.

Sekarang mereka sama-sama tahu kalau kegemaran mereka sama. Mendengarkan musik dikala bosan.

Daera mendengarkan GOT7 - You are, sedangkan Changbin mendengarkan NCT 2018 - Black on black.

Matahari mulai turun, sinarnya juga ikut meredup. Mereka sama-sama tak peduli sudah jam berapa sekarang. Mereka juga sama-sama tak berbicara sejak 15 menit yang lalu. Namun, ada satu pertanyaan yang daritadi berputar dikepala Daera.

Memangnya Changbin tau lokasi yang ingin Daera tuju?

Mereka tak berbicara sejak memulai perjalanan, dan entah sekarang Changbin membawa Daera kemana. Daera tak peduli.

Namun, tiba-tiba Changbin memberhentikan mobilnya dipinggir jalan. Tangan Changbin mematikan mesin mobil yang membuat suara radio ikut mengecil dan akhirnya berhenti.

Daera yang sejak tadi terfokus pada suara musik dengan kepala menunduk menatap layar ponsel, segera mendongakkan kepalanya. Matanya mencari tahu dimana tempatnya berada sekarang.

"Dimana ini?" tanyanya.

Changbin hanya terdiam seperti biasa. Changbin mencabut kunci mobil dari tempatnya dan segera keluar mobil. Daera menengok kearah Changbin, pria itu sudah keluar dengan pintu mobil yang masih terbuka.

Daera mengikutinya, ia keluar dan mengikuti kemana Changbin pergi.

Restoran ini..

°°°

Ngegantung sama kaya perasaan fya ke dedek I.N digantungin mulu.

Luv u all,

AMNESIA: THE SECRET [Seo Changbin] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang