Lucas: "Dia ada dirumahku."
Jangjun sudah menerima pesannya. Ia terlalu malas untuk mengetik, jadi dia memutuskan untuk melakukan panggilan telepon pada Lucas.
"Kami sudah didepan gedung." Tanpa basa-basi, ia dan Jackson segera menaiki lift dan menekan nomor lantai dimana kamar Lucas berada.
"Usahakan jangan membuat dia depresi. Aku tak tahu dia membawa pistol atau tidak."
"Baiklah." Jangjun segera menutup panggilan telepon bersamaan dengan pintu lift yang tertutup.
Ia menghadap Jackson. "Sepertinya ini tugas penangkapan yang sedikit menarik."
"Maksudmu?" Jackson memasukan sebelah tangannya kedalam saku celana.
"Dari omongan Lucas tadi, aku yakin gadis itu adalah pasien gangguan jiwa." Jangjun menahan tawanya.
"Dia gila?"
"Bukan," Jangjun terlihat menghentikan perkataannya, "Atau entahlah. Tapi, Lucas bilang jangan membuat gadis itu depresi, karena Lucas tak tahu apakah gadis itu membawa pistol atau tidak."
Jackson mengerti. Rencana mereka memang sudah matang. Namun, mereka harus waspada dengan Chaerim yang bisa saja tak sesuai rencana.
°°°
Di lain tempat, Changbin yang sudah memiliki izin untuk keluar selama 3 jam dari rumah sakit. Sedang bersama Daera yang sempat mendapat telepon dari pihak kepolisian, perihal penangkapan Chaerim di apartemen Lucas.
Changbin pasti akan menanyakan tentang Lucas. Bagaimana mereka tahu tentang hubungan Lucas dan Chaerim.
Mereka sudah berada diperjalanan menuju apartemen Lucas, menggunakan mobil Changbin. Changbin yang sedang menyetir terlihat gugup, Daera menyadari itu sejak tadi.
Changbin telah bercerita banyak hal tentang Chaerim sebelum datang kesini. Daera merasa bahwa Changbin dan Chaerim sangat dekat. Dan, ia juga bisa merasakan bagimana pria itu sangat terpukul dengan sahabatnya yang akan merasakan hidup di penjara.
Tangan Changbin mengepal tak menentu, dan ia terus-terusan menggigit bibir bawahnya.
Daera mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Changbin dan membuat Changbin menengok.
Daera tersenyum, "Gwaenchan~a, dia akan baik-baik saja. Tak ada yang perlu kau khawatirkan."
Changbin ikut tersenyum sekaligus jantungnya berdegup hebat setelah mendengar perkataan Daera. Pria itu seketika merasa lebih baik.
"Gomawoyo."
°°°
Pintu lift terbuka. Jangjun dan Jackson keluar dari lift. Apartemen Lucas berada diujung koridor yang tidak begitu panjang. Mereka sudah siap membawa pistol juga jika saja Chaerim menyerang.
Untung saja dari awal Jangjun dan Jackson sudah siap dengan kaos panjang berwarna gelap dan jacket kulit hitam dengan model yang berbeda. Setidaknya, Chaerim tak akan mengira kalau mereka berdua adalah polisi yang akan menangkapnya.
Mereka sudah berada didepan apartemen Lucas. Setelah sempat berhadapan dan mengangguk untuk memulai aksi mereka, Jangjun segera menekan tombol bel.
Didalam, Chaerim yang sudah menghabiskan kopinya dan sedang fokus dengan acara televisi yang sedang menyiarkan salah satu drama korea berjudul "Suits" itu, merasa terusik dengan suara bel.
Ia memanggil Lucas yang belum keluar dari kamarnya.
"Lucas! Kau ada tamu!" panggilnya. Lucas belum juga keluar, dan Chaerim terpaksa untuk membukakan pintu.
Chaerim melihat dilayar yang menunjukan wajah si tamu. Mereka tampak tak asing dimata Chaerim, namun ia tetap saja membukakan pintu untuk mereka. Jangjun dan Jackson tak bereaksi apapun saat berhasil bertemu Chaerim. Mereka hanya tersenyum tipis.
Chaerim baru mengingatnya, saat mereka tersenyum.
Chaerim berjalan sambil menunduk. Ia takut orang-orang mengenalinya. Walau ia sudah memakai jacket tertebal yang ia punya dan tak lupa memakai syal yang menutupi hampir separuh wajahnya. Ia hanya memiliki satu topi yang kini ia ingin ambil.
Saat kejadian 3 hari lalu. Entah mengapa, ia memutuskan untuk membuang jacket dan topinya. Padahal disana ada ponselnya yang kalau saja ditemukan oleh polisi, dapat mempermudah mereka untuk menangkap Chaerim.
Tangannya gemetar sejak awal didalam saku jacketnya, padahal udaranya tak begitu dingin. Ia benar-benar takut sekarang.
Chaerim masih berjalan lurus. Matanya menangkap dua orang polisi sedang berada tempat yang seharusnya ia tuju. Chaerim menghentikan langkahnya.
Salah satu polisi itu menuju ke tong sampah. Ia mengambil jacket milik Chaerim. Wanita iu membelalakan matanya, bagaimana mereka bisa tau letak jacket Chaerim?
Jujur, Chaerim bukan menyayangkan jacketnya. Tapi ponselnya dimana ada catatan tentang pekerjaannya, dan banyak lagi. Chaerim menghela napas putus asa, ia hanya tinggal menunggu penangkapannya.
"Ada Lucas?" tanya Jackson membuyarkan lamunan Chaerim.
"Ada dikamarnya." dan membiarkan Jangjun dan Jackson masuk. Tangan Jangjun dengan cekatan segera mengetik pesan untuk Lucas.
Jangjun: "Jangan keluar dari kamarmu. Chaerim biar kami yang urus."
Setelah memastikan Lucas sudah membacanya, Jangjun baru masuk mengikuti Jackson yang sudah masuk duluan.
Mereka duduk disofa ruang tengah. Jangjun dan Jackson berusaha keras untuk acting dihadapan Chaerim saat ini. Chaerim yang duduk di sofa yang berbeda, terlihat menggigit bibir bawahnya, mereka jeli dalam melihat gerak-gerik Chaerim.
"Kau siapanya Lucas?" tanya Jangjun memecah keheningan.
"Mantan kekasihnya." Chaerim terlihat terpaksa dalam menjawab hal itu.
Jackson mengingat rencananya, mereka hanya perlu membuat Chaerim mengaku perbuatannya. "Lalu untuk apa kesini?"
"Emm.. untuk mencari ponselku."
Jackson mengangguk mengerti, sedangkan Jangjun terlihat menunduk sambil kembali mengetik sebuah pesan. Kali ini untuk Changbin.
Jangjun: "Kalian sudah sampai?"
Changbin: "Di lift."
Jangjun: "Jangan memencet bel dahulu. Kalau sudah sampai di apartemen milik Lucas, diam saja didepan pintu. Ikuti rencanaku."
Changbin: "Baiklah."
Jangjun menaruh kembali ponselnya disaku celana dan tersenyum menghadap Chaerim yang sedang menatapnya. Chaerim berkeringat dingin, ia membalas tersenyum canggung pada Jangjun.
"Sudah ketemu?" Jackson kembali memecah keheningan.
"Apa?"
"Ponselmu. Katanya kau mencarinya?"
"Ahh. Belum." Chaerim kembali mengigit bibir bawahnya.
Jangjun hampir tak bicara saat ini. Ia hanya tersenyum menghadap Chaerim. Wanita itu ternyata tak seberbahaya yang Lucas khawatirkan. Buktinya, bahkan Chaerim sekarang gugup seperti ini.
Setelah keheningan terjadi lagi. Chaerim mulai angkat bicara.
"Aku cek Lucas sebentar." dan lari.
Chaerim berhasil kabur dari pandangan mereka. Bukan arah kamar Lucas, yang jelas-jelas berada tepat dibelakang mereka. Jackson spontan ikut berdiri namun dihalang Jangjun. Jangjun hanya memamerkan smirknya pada Jackson.
Suara langkah kaki yang menuju pintu depan seketika terhenti. Diikuti suara teriakan seorang wanita, teriakan yang tak asing ditelinga Jangjun.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
AMNESIA: THE SECRET [Seo Changbin] | COMPLETED
Fanfic"Aku yakin, rencana bodoh appa tak akan berjalan sesuai keinginan. Dengarkan ini baik-baik, sampai aku mati pun aku tak akan bisa nyaman dengan Lee Daera." Kecelakaan beberapa bulan lalu benar-benar membuahkan hasil. Seo Changbin dan Lee Daera disat...