[WARNING! +18]
"Appa merindukanmu."
"Appa? Ini kau?"
Sangyeon melepas pelukannya. Ia menggenggam erat pundak Daera dan menatapnya lekat-lekat.
"Iya, ini aku."
"Appa kemana saja selama ini?" Mata Daera mulai dipenuhi air mata. Ia menunduk menahan tangis, dan menggigit bibirnya masih berusaha menahan tangis.
"K-kenapa Appa tidak datang menjengukku saat kecelakaan itu?" Daera berusaha mencari kalimat demi kalimat yang bisa membuatnya tak menangis, "M-mengapa Appa meninggalkan kami? Mengapa----"
"Sshht..," Sangyeon menaruh jari telunjuknya didepan bibir, "Apa maksudmu? Appa menjengukmu ke rumah sakit. Tanpa sepengetahuan ibumu, karena Appa sangat menyayangimu." Sangyeon kembali memeluk Daera erat dan mengelus rambut belakang ankanya dengan lembut.
Tangis Daera pecah, ia menangis sejadi-jadinya dipelukan Sangyeon, "Mengapa Appa tidak berkumpul bersama kami lagi? Seperti dulu."
Sangyeon melepas pelukannya, ia menatap Daera sambil tersenyum. "Kau mengingatnya? Tapi, Daera~ya, maaf. Appa dan ibumu ini sudah tidak bisa bersama lagi. Kami sudah terlanjur memutuskan untuk berpisah."
"Tapi, semuanya bisa kembali seperti dulu 'kan? Kita berkumpul bersama." Daera menatap Sangyeon mengharap jawaban.
"Tidak, Daera. Tidak bisa. Sekarang kami sudah memiliki hidup masing-masing, ditempat yang berbeda dan tak berusaha untuk bertemu kembali."
"T-tapi---"
"Daera, dengarlah. Kau sudah besar, dan sudah menikah." Sangyeon menatap Changbin yang berada tak jauh dari mereka berdua, sambil tersenyum tipis, "Kau sudah bisa mengurus hidupmu sendiri. Sejauh apapun jarak kita, Appa tetaplah Appamu dan oppa-oppamu. Tak akan berubah. Kau harus ingat itu."
Daera tersenyum, ia mengangguk. Matanya masih memerah setelah menangis tadi.
"Sekarang, Appa akan kembali ke Canada. Ada urusan yang harus Appa selesaikan disana. Appa akan kembali setelah semuanya selesai. Kau baik-baik disini, kau mengerti?"
Daera mengangguk pelan, ia masih tersenyum. Sangyeon mulai menjauh, ia melambaikan tangannya sekali kemudian berlari dan hilang tertutup orang-orang.
Daera menatap Changbin kemudian berlari dan segera memeluknya erat.
"Gomawoyo, Changbin~ah."
°°°
Changbin dan Daera menarik kopernya masing-masing keluar dari bandara. Mereka sudah sampai di Jeju. Mereka sudah berada dipinggir jalan raya. Changbin terlihat mengobrol dengan seseorang lewat telepon sambil menengok kanan-kiri mencari sesuatu.
Sebuah mobil hitam berhenti tepat dihadapan mereka. Changbin menghela napas lega. Seorang pria dengan jas hitam keluar dari mobil, ia yang sebelumnya mengemudikan mobil ini.
Pria itu menyerahkan kunci mobil pada Changbin kemudian segera berlalu. Changbin membuka bagasi mobil dan menaruh kopernya disana.
"Daera! Apa yang kau lakukan?" Changbin membuyarkan lamunan Daera.
"Ahh, baiklah."
Daera menurut, ia menaruh kopernya juga di bagasi. Kemudian mereka segera memasuki mobil secara bersamaan.
"Ini mobil siapa?" tanya Daera.
"Mobil temanku disini. Aku meminjamnya."
"Pria tadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AMNESIA: THE SECRET [Seo Changbin] | COMPLETED
Fiksi Penggemar"Aku yakin, rencana bodoh appa tak akan berjalan sesuai keinginan. Dengarkan ini baik-baik, sampai aku mati pun aku tak akan bisa nyaman dengan Lee Daera." Kecelakaan beberapa bulan lalu benar-benar membuahkan hasil. Seo Changbin dan Lee Daera disat...