THE SECRET #02

3.4K 417 1
                                    

Seo Changbin menatap singkat gadis yang duduk tepat disebelahnya kemudian kembali menatap jalanan yang sepi akan kendaraan.

Gadis itu sudah tertidur lelap sejak setengah jam yang lalu. Changbin juga sudah mematikan radio yang baginya sangat berisik, karena setelah gadis itu tertidur, hanya memperdengarkan beberapa orang yang sedang berbicara hal yang menurutnya tak menarik sama sekali.

Ingatannya tertuju pada janji Joonyoung untuk mempertemukannya dengan orang yang selama ini telah ia cari.

Tapi, apakah Joonyoung dapat dipercaya? Selama ini bahkan waktu luang yang ia berikan pada Changbin dan Soye saja sangat sedikit. Apa Joonyoung mampu menepati janjinya?

Itu beberapa pertanyaan yang terpikir olehnya.

Dalam hatinya tersirat kebahagiaan setelah sekian lama tak mengendarai mobil kesayangannya. Tapi pikirannya juga teruju pada janji ayahnya itu.

Tangannya membelokkan stir mobilnya ke kiri kemudian berhenti. Didepannya sebuah pagar hitam yang pelan-pelan dibuka oleh satpam. Changbin menjalankan kembali mobilnya dan memberhentikannya tempat semacam loby utama yang berada tepat di depan rumah.

Changbin sudah memberhentikan mobiknya, namun pikirannya beralih pada cara membangunkan gadis disampingnya.

°°°

Daera membuka matanya perlahan. Matanya tertuju pada laki-laki sebelahnya yang menatapnya datar. Daera menengok kesekeliling. Tanpa menunggu aba-abal apapun, pria itu segera keluar dari mobil dan meninggalkan Daera yang belum sepenuhnya sadar.

"Sudah sampai?"

Daera membetulkan posisi tidurnya. Ia merapatkan jacketnya dan membuka punya mobil.

Daera sudah 2 kali memasuki rumah ini, jadi tak terlalu kaget lagi. Cat tembok berwarna silver dan hitam di bagian luarnya. Warna abu-abu dan biru gelap dibagian dalamnya. Daera juga sudah hafal betul seluk beluk rumah laki-laki ini. Seo Changbin.

Daera keluar dari mobil tepat setelah Changbin keluar, ia mengikuti Changbin masuk ke dalam rumah. Kemudian berpisah saat Changbin tanpa berbicara sepatah katapun langsung menaiki tangga memasuki kamarnya... ralat, kamar mereka berdua.

Daera berpikir sebentar, ia harus tidur dimana malam ini? Apa di sofa ini dengan coklat panas yang enak? Atau naik dan tidur dikamar Changbin?

Entahlah, Daera masih canggung dengannya, terlebih lagi dengan sifatnya yang dingin dan irit berbicara itu membuat Daera sangat tak mudah mengenalnya lebih dalam.

Daera menghela napas panjang, ia meregangkan badan sebentar. Tangannya melepas jacket yang ia kenakan dan menaruhnya keatas sofa putih didepan televisi, Daera sedikit bersyukur karena pemanas udara disini berfungsi dengan baik karena udara saat ini sangat menusuk. Kemudian berdiri menuju dapur.

Ia membuat secangkir coklat panas di malam yang dingin seperti ini. Rasanya ingin sekali menceritakan hal yang ia rasakan sekarang, tapi dengan siapa ia harus berbicara?

°°°

Changbin menutup pelan pintu kamarnya. Ia memperbolehkan 'istrinya' itu tidur dikamarnya. Tapi belum sempat mengatakannya, mereka yang sama-sama sangat lelah tak berbicara satu katapun. Sedikit ada rasa bersalah dalam dirinya, namun ia tak menghiraukannya dengan tetap berjalan menuju kasur.

Dan, Changbin sudah terbiasa seperti itu.

Changbin menjatuhkan dirinya dikasur. Ia membuka jas yang ia pakai dan kemeja putihnya ia lempar asal-asalan di kasur, dengan telanjang dada ia berjalan menuju lemari. Changbin berjalan mendekati lemari. Ia mengamati dirinya sendiri dikaca.

Changbin menghela napas pendek, menggeser lemari dan mengambil kaos abu-abu kemudan memakainya. Changbin berjalan menuju kasur dan duduk dipinggiran kasur sambil meregangkan badannya. Ia mengambil ponselnya dari dalam jas yang ia pakai tadi dan mengecasnya diatas meja kecil sebelah kasur.

Seketika bayangan Daera muncul dibenaknya.

Apa yang Lee Daera lakukan?

°°°

Daera bersantai didepan televisi dengan cokelat hangat ditangannya dan tangannya yang lain memencet-mencet tombol di remote tv secara acak, karena tak kunjung menemukan channel yang ia inginkan. Berkali-kali ia menghela napas lelah.

Tangannya sudah keram karena entah sudah sejak kapan ia memencet semua tombol di remote.

Daera menaruh kembali cokelat hangat ditangannya. Ia menghela napas lelah. Kepalanya menghadap langit-langit rumah Changbin yang lumayan tinggi dan berwarna putih. Ia membayangkan bagaimana kehidupannya setelah ini.

Daera terlalu lelah untuk memikirkan hal lain selain tidur saat ini. Namun, masih ada satu pertanyaan yang mengganjal dipikirannya.

Dimana aku harus tidur malam ini?

Ia kembali menghela napas, kemudian menarik kunciran rambut dan menaruhnya disaku jacket tebal disebelahnya. Sekarang Daera sangat bingung harus bagaimana sekarang.

Apa sebaiknya mandi saja? Baiklah.

Ia berdiri dan berjalan perlahan. Daera menuju koper yang ia berada didekat tangga, ia membuka resletingnya dan mengambil peralatan mandi.

AMNESIA: THE SECRET [Seo Changbin] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang