Daera dan Changbin duduk di sofa ruang tengah. Daera sudah menceritakan semuanya pada Changbin termasuk ajakan untuk minum soju yang Daera tolak.
"Kau tak suka minum soju, ya?" tanya Changbin, pria itu tersenyum tipis karena ia juga tak terlalu menyukai minuman beralkohol itu.
Daera mengangguk. Gadis masih menunduk sejak bercerita tak menatap mata Changbin sama sekali. Changbin merasa seperti orang tua yang tengah memarahi anaknya yang ketahuan merokok atau pulang malam.
Changbin sedikit kesal, "Angkat kepalamu."
Suaranya terdengar datar namun tegas. Dengan perlahan Daera mengangkat kepalanya. Manik mata mereka bertemu membuat Daera sedikit merasa agak aneh.
"Sudahlah, abaikan masalah tadi. Kapan ujian akhirmu dimulai?" tanya Changbin dengan suara lebih lembut. Seketika rasa takut Daera menghilang entah kemana. Dengan pengganti jantung yang berdetak dua kali kebih cepat.
"Emm.. sekarang tanggal berapa?" Daera tampak sedang berpikir keras.
"11 Mei," ucap Changbin datar.
"Sekitar tanggal 21 mungkin?"
"Mungkin? Tanggal ujian akhirmu sendiri kau lupa, dokter?" Changbin mengernyitkan dahinya.
"Aku belum jadi dokter."
"Ya, terserah. Mau aku bantu belajar, atau kau ingin langsung tidur?" Changbin baru mengingat sesuatu, "ahh.. benar! Kau sudah makan, ya? Baiklah aku makan sendiri."
"Kau belum makan? Mau aku buatkan apa?"
"Apapun asalkan enak."
"Cooky sudah makan?" Daera menatap Cooky yang tidur disebelahnya. Changbin mengangguk. Kondisi jantungnya masih sama, bahkan dengan suara Changbin yang lebih lembut ini membuat jantung Daera rasanya akan meledak jika berdetak lebih kencang lagi.
°°°
Changbin sudah selesai makan, kini mereka berdua sedang berada di ruang tengah. Menyelesaikan tugas kuliah Daera berdua, dengan buku yang berserakan diatas meja. Daera seperti biasa menyalakan laptopnya sambil mendengarkan beberapa lagu.
Walau sempat diberi tatapan tajam Changbin. Namun, akhirnya Changbin memperbolehkan Daera menyalakan lagu selama belajar.
"Wahh.. kau lumayan pintar juga, ya?"
Changbin sedikit kagum dengan otak cerdas milik gadisnya itu. Daera hanya tersenyum dan tanpa menengok kearah Changbin tangannya kembali mencoret tinta hitam pada kertas dibuku tulis.
Changbin melirik pada jam dari laptop. Sudah hampir pukul 11, namun sepertinya gadis ini tak lelah sama sekali.
Tanpa berhenti Daera membuka berbagai macam buku dihadapannya mencari jawaban yang tepat. Detik ini juga, Daera kembali mencoret tinta hitam diatas selembar kertas.
Changbin tau, pasti sekarang Daera sangat lelah karena gadis ini sudah berangkat kuliah sejak pagi dan sampai sekarang belum istirahat juga.
Tangan Changbin mulai bergerak perlahan, ia memegang tangan Daera menyuruh gadis ini agar berhenti menaruh tinta hitam di kertas ini dan mulai tidur.
"Daera, sudah malam. Berhentilah dan ayo tidur. Pasti kau lelah seharian ini." titah Changbin super lembut.
Daera sedikit kaget dengan suara Changbin yang jauh berbeda dengan suara aslinya. Kemudian mengangguk ragu-ragu.
Daera mengangkat tubuhnya dan membungkuk membereskan buku-buku yang tadi ia pakai. Suara lembut Changbin tafi masih terngiang-ngiang dtelinganya yang hampir membuatnya terbang bebas kalau saja pikirannya sedang tak waras.
Changbin sudah menaiki tangga meninggalkan Daera yang sednag merapihkan buku-buku.
°°°
Daera membuka pintu kamar. Pemandangan biasa yang ia lihat, namun entah mengapa baginya sekarang sangat luar biasa.
Changbin sudah selesai mandi, berganti pakaian santai berwarna abu-abu dan celana pendek berwarna hitam. Rambutnya yang hitam Changbin basah dan handuk kecil yang ia lingkarkan di lehernya.
Daera bergeming menatap Changbin, ia menelan ludahnya perlahan. Tangannya yang masih menggenggam gagang pintu, sekarang menggenggamnya lebih kuat. Mengapa Daera merasa terancam melihat pemandangan seperti ini?
Changbin baru menyadari Daera datang, ia menatap Daera tanpa berkata apa-apa. Pria itu menaiki alisnya setelah tau kalau sekarang Daera tengah menatapnya sedikit ketakutan.
"Waeyeo?" (Kenapa?) tanya Changbin sambil menarik handuk kecil dilehernya.
"T-tidak a-apa apa." Daera menjeda kalimatnya dan kembali menelan ludahnya.
Ada apa ini?
"A-aku juga harus mandi." Daera berlari secepat mungkin kedalam kamar mandi. Daera segera menutup pintu kamar mandi, dan bersender kebalakang. Nafasnya tak beraturan, jantungnya semakin berpacu tak tentu arah.
Ia tahu sekarang pasti Changbin tengah menatapnya heran, atau malah menatapnya seperti orang gila.
Cukup lama Daera berkutat dengan alat mandinya. Ia keluar kamar mandi sudah siap dengan piyama berwarna biru polos. Daera kembali bergeming setelah melihat Changbin.
Pria itu sudah tertidur dengan handuk yang masih di lehernya. Daera tersenyum tipis.
Selelah apa kau, Changbin?
Gadis itu mendekati Changbin. Salah satu tangannya memegang bagian belakang kepala Changbin, kemudian mengangkatnya sedikit. Tangan kanannya menarik hati-hati handuk dileher Changbin.
Daera menyukai Changbin malam ini. Dia berbicara lebih banyak dari biasanya.
Dan hal itu merubah pikirannya tentang Changbin, pria dingin yang dijodohkan dengannya. Pria yang seperti membuat benteng putih keras yang mencegah siapapun masuk ke kehidupannya. Awalnya, Daera merasa seperti penyusup yang tiba-tiba masuk kedalam benteng putih itu. Malam ini, sisi ramah seorang Changbin mulai terlihat.
Changbin~ah, gomawo. Malam ini kau bicara lebih banyak dari biasanya. Aku menyukainya. Kuharap jangan hanya malam ini saja, oke?
Changbin yang awalnya seperti tak suka ada penyusup --Daera-- masuk kedalam benteng yang telah dibuatnya, malam ini seperti tuan rumah yang tengah menjamu tamunya dengan baik.
Namun, siapa yang akan tau kapan tuan rumah yang baik akan berubah buruk, setelah melihat tamu lain masuk kedalam rumahnya juga?
°°°
Ga ada yg pengen fya sampein di chapt ini
Pokoknya stay ama cerita ini sampe selesai ya?
Fya juga minta vomment kalian.
Luv u all,
❤
KAMU SEDANG MEMBACA
AMNESIA: THE SECRET [Seo Changbin] | COMPLETED
Fiksi Penggemar"Aku yakin, rencana bodoh appa tak akan berjalan sesuai keinginan. Dengarkan ini baik-baik, sampai aku mati pun aku tak akan bisa nyaman dengan Lee Daera." Kecelakaan beberapa bulan lalu benar-benar membuahkan hasil. Seo Changbin dan Lee Daera disat...